Shinichi terbangun di pagi harinya bersamaan dengan kicauan burung-burung yang seperti menyemangatinya. Shinichi melanjutkan kegiatan seperti biasa, hanya dengan mandi, sikat gigi, merapikan tempat tidur, merapikan rumah, makan, membaca novel, dan entahlah apalagi yang Shinichi lakukan di hari liburnya.
Di sela-sela kegiatan membaca novelnya, dari luar rumah Shinichi mendengar bunyi bel ditekan.
'Siapa, sih?' batin Shinichi
Dengan malas, Shinichi menaruh novelnya di meja terdekat, dan menuruni tangga menuju ke pintu masuk rumah.
"Siapa?" tanya Shinichi
Tidak ada jawaban
Shinichi penasaran dan menuju ke luar rumah.
Shinichi melihat banyak sesuatu yang bertema 'romantis' bertebaran di halamannya mengarah ke kotak surat di depan pagarnya. Shinichi mengambil semua yang ada dan yang ada di kotak surat depan rumahnya.
'Sekarang kan bukan valentine, kenapa banyak sekali benda-benda seperti ini di halaman rumahku?' batin Shinichi~×~×~×~×~×~×~×~×~
Shinichi harus bolak-balik untuk mengambil semua itu. Salahkan kepada 'hadiah'nya yang terlalu banyak dan halamannya yang luas. Setelah selesai, Shinichi kembali masuk ke dalam rumah. Shinichi bingung harus menaruh 'itu' semua dimana, akhirnya Shinichi hanya menaruh di ruang tamu dan meninggalkannya begitu saja. Tapi, sedari tadi, sesuatu bayangan hitam ikut masuk ke dalam rumah Shinichi, karena pintu rumah Shinichi tidak tertutup rapat.
Sekarang Shinichi kembali menuju perpustakaan rumahnya untuk melanjutkan novelnya tadi.
"Kruyukk"
Mendengar perutnya berbunyi barusan, Shinichi ke dapur di lantai bawah mencari makanan. Shinichi membuka kulkas, yang ada hanyalah air dingin saja. Shinichi mengumpat dalam hati. Shinichi ingin membuat sesuatu, tetapi dia baru ingat bahwa bahan-bahan memasaknya habis. Shinichi juga ingat, bahwa berasnya pun ikut habis. Shinichi merutuki dirinya yang tidak punya apa-apa di rumahnya. Shinichi akhirnya memutuskan untuk berbelanja bahan-bahan memasak dan beras. Sebenarnya masih ada satu makanan yang Shinichi punya. Setahu Shinichi, di dalam kotak surat tadi ada coklat di dalamnya, tapi berhubung Shinichi tidak menyukai makanan manis, Shinichi hanya menaruh coklat itu di dalam kulkasnya. Lagipula, Shinichi masih punya banyak uang yang Shinichi hemat untuk keperluannya.
Shinichi ke kamarnya untuk mengganti pakaiannya, mengambil dompet, dan segera keluar rumah untuk berbelanja. Shinichi tidak ingin mati karena kelaparan. Mendramatis sekali.~×~×~×~×~×~×~×~×~
Sesampainya di supermarket dekat rumah Shinichi, Shinichi mencari bahan-bahan yang sudah tercantum di daftar belanjanya.
"Hmm, sayuran, buah, daging sapi, bumbu sudah. Tinggal mencari telur, ikan dan susu sapi." kata Shinichi
Shinichi mengitari supermarket mencari tiga bahan yang belum ada. Selesai mencari seluruh bahan masak dengan sempurna, Shinichi segera ke kasir dan keluar dari supermarket. Shinichi tidak tahan dengan perutnya yang sudah mengeroyok minta diisi ini. Setengah jalan Shinichi berjalan, Shinichi merasa terlupa akan sesuatu, berusaha mengingatnya."Ah! Aku lupa membeli beras tadi." kata Shinichi
Shinichi berbalik arah, kembali menuju supermarket dan segera membeli beras. Setelah merasa tidak ada yang tertinggal lagi, Shinichi menghela napas lega menuju ke rumahnya.
Sesampainya di rumah, Shinchi mencium aroma masakan. Setahu Shinichi, selain habis bahan dapurnya, rumahnya ketika Shinichi tinggal pergi sebentar tadi kosong.
'Pasti ada yang masuk ke rumahnya selama aku pergi tadi.' batin Shinichi~×~×~×~×~×~×~×~×~
Karena Shinichi melihat makanan jadi di saat dia sedang lapar. Shinichi kemudian mencicipi, untuk mengetes makanan jadi itu (barangkali ada yang berniat meracuni, kan?). Setelah Shinichi mencicipinya dan dirasanya tidak ada yang mencurigakan, Shinichi langsung lahap memakan makanan itu.
Tanpa disadari, ada seseorang mengendap-endap di dalam rumah Shinichi. Orang itu berjalan menuju ke arah Shinichi. Sedangkan Shinichi yang ditujunya tetap tenang-tenang saja, masih lahap memakan makanannya (mungkin karena efek lapar?). Orang itu semakin lama semakin dekat dengan Shinichi. Ketika sudah sampai tepat di belakang kursi makan, dimana Shinichi duduk disitu sekarang, orang itu mulai menggerakkan tangannya dengan cepat ke wajah Shinichi. Orang itu menutup mata Shinichi yang masih makan dengan tangannya. Shinichi terkejut, tidak sengaja melempar sendoknya ke arah orang itu.
Pastinya, orang itu mengaduh kesakitan. Langsung saja Shinichi menengok kebelakang dan melihat sosok hitam memakai topi putih seperti biasanya. Yap siapa lagi yang memiliki ciri-ciri seperti itu, selain Heiji Hattori. Dengan wajah datarnya, Shinichi mengatakan,"Ah, kau rupanya." Kata Shinichi
"Aduduh, sakit tau kena sendokmu itu. Tepat kena mata lagi, padahal aku hanya ingin memberikan kejutan kepada sainganku tersayang~" Kata Heiji sembari memeluk Shinichi penuh kasih sayang
"Kau yang mengirimkan semua benda itu ke halaman rumahku? Bikin rusuh saja." Tanya Shinichi datar sambil menunjuk kulkasnya yang terbuka
"Aku kan sudah lama tidak ke rumahmu, Kudoo. Pahamilah diriku ini yang rindu padamu, Kudoo." Kata Heiji manja
Wait, ini absurd sekali kedengarannya. Lewati saja bagian Heiji yang manja ke Shinichi.
"Hei, pergilah dari pundakku, Hattori. Aku risih jika kau terus menggelayutiku dengan badan yang penuh keringat itu. Mandi dulu, sana." Kata Shinichi datar tapi sepertinya menusuk
Seketika terdapat hamparan salju yang menutupi Heiji
"Oke, aku akan akan mandi jika kau Kudo, mandi bersamaku" Ucap Heiji sambil menampilkan seringainya
Masih dengan wajah datar, "Tidak, aku tidak mau mandi bersamamu Hattori, kau bau. Lagipula aku sudah mandi pagi tadi" jawab Shinichi
"Baiklah jika itu maumu, Kudo." Kata Heiji dengan seringainya yang masih terpampang di mulutnya
Heiji berlari secepat kilat (oke, itu hanya kata kiasan) menghampiri Shinichi yang masih mencuci peralatan bekas makannya tadi. Merasakan peringatan bahaya, Shinichi segera menyelesaikan acara cuci piringnya. Tapi terlambat sudah, Heiji sudah 5 centi di belakang Shinichi. Heiji menggerakkan tangannya seperti ingin memangsa sesuatu, Shinichi masih tetap tenang (padahal tidak). Dan...
...Heiji segera memangsa Shinichi dan membawa Shinichi bersamanya ala doggy style, tak peduli dengan Shinichi yang meronta-ronta minta dilepaskan karena acara cuci piringnya belum selesai.
Heiji mulai menaiki tangga
Heiji mulai mencari kamar mandi di rumah Shinichi
Heiji gelisah karena tidak tahu dimana kamar mandinya
Kegelisahan Heiji diakhiri dengan Heiji bertanya kepada mangsanya
(Oke, ini absurd :v)
Ternyata mangsanya sudah tidak sadarkan diri karena mangsanya habis dibawa berputar-putar
~×~×~×~×~×~×~×~×~
Heiji putuskan untuk memasuki kamar Shinichi yang bersih dan rapi. Ternyata letak kamar mandi berada di kamarnya. Dan disaat itu juga, Shinichi terbangun dari mimpi indahnya.
Nah, karena Shinichi sudah bangun dari mimpi indahnya, seringai Heiji semakin lebar. Tangannya kembali bergerak seakan-kan sudah siap memakan mangsa di depan mata. Sementara Shinichi menatap Heiji datar karena tingkah laku Heiji sendiri.
Langsung saja, Heiji membuat (baca saja : memaksa) Shinichi naked di tempat dengan ulah tangannya yang sudah pro.
*applouse*
Tentu saja Shinichi takut dengan hal itu. Siapa yang tidak takut karena sudah dibuat naked oleh pemuda serba kulit hitam terbakar ini. Belum lagi, Shinichi kembali digendong ala doggy style memasuki kamar mandinya
~×~×~×~×~×~×~×~×~
Diakhiri dengan suara kecipak air di bathub dalam kamar mandi, dan suara
"Kulitmu tetap mulus ya, Kudo."
*plakk
-tamat dengan sebuah suara-
(Ps : sekali lagi maafkan author yang sudah ga updet cerita ini 2 bulanan, ujian menggangguku. Ini cerita dari awal kaga nyambung, masa pagi" udah ada pink" berterbaran, akhir" malah mandi bareng. Nah, lo. Sekali lagi, gomennasai, minna, jangan lupain like sama komen, ya :))
×ChikaruHayase×
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet 3 Boys
RomanceKisah Shinichi yang bertemu dengan 3 pemuda keren; pesulap, saingan1, saingan2. Warn! ×shounen-ai ×KaiShin ×HeiShin ×HakuShin ×ingin merepet ke rate lebih atas, tapi inget dosa- -eits, nyempilin dikit kok, di akhir-akhir 😏 /evil laugh