First Accident

134 2 1
                                    

*Neon POV*

“Alice!!!!!!!!!”

“Apa?” tanya seorang wanita dengan suara santainya dari seberang sana.

“Kau bilang aku disuruh ke Paris! Tapi nyatanya my Famous Peopleku sudah pergi ke London.” Dengusku sebal.

“Habis kau itu lama sekali sih mencerna omonganku.” Ujar suara kesal alice yang langsung membuatku tertawa seketika.

“Hey! Knp kau malah ketawa? It’s not funny Ne.” Ucapnya kesal.

“Biarin we :P, abis kamu tuh nyebelin sih, kalo misalnya kasih tau dengan bahasa yang aku mengerti mungkin aku gak bakal telat kayak gini.” Jawab tetap sambil tertawa. Suara dia lucu kalau sedang sebal. Seperti anak kecil berumur 3 tahun yang tidak dibelika permen.

“Kau kenapa sih selalu tertawa kalau aku lagi kesal, itu kan gak lucu sama sekali.”

“Oke2  aku gak akan ketawa lagi, ya udah sekarang tolong pesenin tiket pesewat ke London ya?” rengekku.

“huh! Kau lupa apa Ne? Kamu kan udah punya Jet  pribadi dari kapan tau.” Dengusnya sebal.

“Oh iya aku lupa, ya udah deh aku langsung pergi ke London pake Jet, tapi nanti ongkos parkirnya kamu yang bayar ya?” ujarku jahil.

“kamu kira aku bapakmu? Iye2  aku yang bayar, nanti tinggal nagih sama si Ken deh buat ganti rugi.”

“Hahaha dasar mata duitan.” Tawaku dengan keras.

“Hush.. cewek kok ketawanya gak enak banget didenger.” dengus alice.

“Hehehe pis (._.V)”

“Ne, kamu udh tau kan? Kalo kamu bakal ngelidungin harry styles yang ‘itu’?” tanya alice dengan suara ingin tahu.

“Huft.. sebenernya aku tak suka dengan my famous people ku ini, tapi mau gimana lagi. Sudah dulu ya lice, aku harus buru2 ke london sebelum AKS menyerang dia lagi.” Jawabku sekenanya.

“Iya2 hati2, terus jangan sampe salah markir jet deh, ribet tau kalo knp2 tuh jet.”

“Hehehe sip bos.” Ucapku lalu mematikan sambungan.

Dan disinilah aku. Di paris sendirian dan harus pergi ke london untuk melindungi seseorang. Sebenernya aku bisa-bisa saja naik jet pribadiku, tapi aku ingin bersikap normal kali ini. Bersikap seperti orang lain yang harus berebutan tiket pesawat bukannya santai dan pergi menggunakan jet pribadi seperti kaum jetset. Aku benci mereka. Mereka selalu menghambur-hamburkan uand sedang kan orang lain mencari uang dengan susah payah.

“Neon kan?” tanya seseorang dari belakangku. Aku berbalik dan menemukan seorang pilot laki-laki yang tampan dengan tubuh yang tegap.

“Iya? Kau....”

“Jangan bilang kau lupa dengan patnermu yang tersayang ini yang telah meninggalkan mu 3 tahun yang lalu?” seringainya. Aku ingat senyum itu sekarang.

“Oh! Astaga aku kira siapa, ternyata kau Kevin.” Kataku dengan nada girang. Sudah 3 tahun dia berhenti menjadi patner ku dan tak memberikan kabar lagi.

“Sepertinya kau butuh tumpungan?” cengirnya. Dia selalu tau apa yang aku butuhkan walau pun aku tak memberitahunya.

“Hehehe.” Balas cegirku.

“Huft... kau kebiasaan deh susah banget bilang iya doang dan aku tebak kaumencoba menjadi normalkan?” tanyanya sebal.

“Hehehe masa kamu lupa dengan kebiasaan aku ini, please ya kevin bantuin aku nyari tiket pesawat ya! Aku bener-bener butuh tiket itu sebelum terlambat.” Rengekku yang dibalas dengan dengusannya.

My Love is My BodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang