Tuk tuk.
Tuk tuk tuk...
Tuk tuk tuk tuk
Suara besi bertemu besi terdengar cukup keras disebuah ruangan 5 X 5 disebuah apartment, namun tidak cukup keras hingga terdengar 1 lantai bahkan 1 gedung, peredam suara telah terpasang, hingga orang dibalik tembok tidak dapat mendengar apa yang sedang dilakukan pria penghuni apartment itu.
Seorang pria bersurai pirang, bermata biru shapire serta tanda lahir kumis kucing dikedua pipinya menyunggingkan senyum. Sebuah palu ditangan kiri serta pisau pahat ditangan satunya diletakkan disamping tubuh. Tangan yang bebas kini meraih boneka kayu seukuran barbie, meneliti setiap detail pahatannya, apakah sudah sempurna atau belum.
Ia telah duduk didepan meja sedari pagi hingga menjelang sore hari, ruangnya amatlah berantakkan. Seperti disebuah bengkel. Dibawah meja, serpihan kayu tercecer acak, disebelah kanan meja terdapat rak kayu berisikan bermacam-macam cat serta kuas bejejer rapih, namun rak yang semula berwarna coklat kayu menampakkan tumpahan cat yang sudah kering. Berbagai warna tumpang tindih dipenjuru rak, bahkan tumpahan cat berbentuk abstrak disekitar bawah rak. Rak besi diseberangnya untuk balok-balok kayu berbagai ukuran juga terlihat kurang rapi.
Senyumnya makin berkembang saat bonekanya sudah siap, tinggal diamplas dan di cat, Satu hasil karyanya tercipta lagi. Boneka kayu yang baru setengah jadi itu diletakkan tepat disebelah rak besi, rak yang berisikan karya-karya setengah jadinya. Berbagai ukuran terpajang disana, dari ukuran jari hingga seukuran manusia terpajang. Namun ada 1 kesamaan, berbentuk manusia berambut raven.
Pria bersurai pirang melepas apron biru pudar banyak bercak-bercak aneh dibagian depan, mengantung di gantungan baju, meregangkan otot-ototnya sejenak tak terasa ia sudah hampir 7 jam bergelut dengan boneka kayunya.
Dengan langkah berlahan sang blonde keluar kamar atau bengkel pribadinya, melangkah menuju dapur, dibukanya kulkas, diambilnya air mineral beroxsigen, diminum langsung dari botolnya hingga tandas. Rasa lapar langsung menyerangnya, ia sadar sejak pagi sang blonde bermata biru shapire itu belumlah makan, dilihatnya isi kulkas kosong melompong. Ia ingat sudah beberapa hari belum belanja bahan makanan, namun rasa lelah masihlah melanda, ia malas untuk memasak mungkin makan direstoran dekat apartmentnya tidaklah masalah, habis itu baru belanja bahan makanan.
Pria yang berkulit tan itu melangkah kearah kamar, tepat disebelah bengkel pribadinya. Keadaan kamarnya sangatlah jauh berbeda dengan bengkel, warna biru dan orange saling mendominasi. Kasur, lemari bahkan rak buku serta rak boneka kayu miniatur manusia yang berwajah serupa didalam kamarnya sangat tertata rapi.
Sang blonde sebelum memasuki kamar berniat akan membasuh badannya karena lengket bekas keringat sejak pagi. Namun niatnya pupus saat sesaat terdengar pintu apartment sebelahnya terbuka, buru-buru ia naik keatas ranjang, disibakkannya poster bergambar Rubah berekor sembilan berwarna jingga tepat disamping kasur yang menempel didinding. Tampaklah lubang sangat kecil dari balik poster, didedekati matanya kearah lubang kecil itu. Sekitar 5 menitan menunggu dengan sabar, hanya sesekali meregangkan punggung karena terlalu lama menunduk mengintip orang disebelah kamarnya, akhirnya orang yang ditunggu-tunggu memasuki kamar. Senyumnya merekah, orang yang dirindukkannya telah kembali dari acara pasca perpisahan disekolahnya dulu.
Sekitar 10 menit kemudian, sang blonde terlihat tersenyum malu-malu saat penghuni sebelah apartmentnya menganti baju, tersenyum kecut saat penghuni sebelah apartmentnya meninggalkan kamarnya, namun setelah menunggu 5 menitan senyumnya kembali saat penghuni sebelah memasuki kamar dengan membawa nampan berisi jus tomat serta 2 tangkup sandwich. Setelah mengintip sekitar hampir 1/2 jam lamanya akhirnya penghuni sebelah kamarnya meninggalkan kamar, namun ditunggu-tunggu sekitar 15 menit belum ada tanda-tanda kembali sang blonde menegakkan badannya memandang lubang kecil itu cemberut. Saat menegakkan tubuhnya Barulah mulai terasa rasa pegal saat membungkuk dengan posisi yang sama, direnggangkan tunbuhnya sebentar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boneka Kayu
FanfictionNaruto seorang mahasiswa memiliki hobi memahat boneka kayu, Boneka kayu yang berwajah sangat mirip dengan penghuni sebelah apartmentnya, Sasuke Uchiha.