Warning: 18++
Selamat membaca
Mereka berjalan pelan, menelusuri jalanan yang mulai petang dalam diam, sejak berangkat dari arah apartment, baik dia dan Sasuke belum ada satupun yang mengangkat percakapan kepermukaan lebih dulu.
Bukannya pria berkulit karamel itu tidak mau mengajak bicara pria memiliki gaya berambut pantat unggas, bahkan sejak tadi pikirannya ribut ingin mengutarakan apa yang ingin diucapkan, namun hingga kini bibirnya belum juga bisa menerima sinyal-sinyal dari otak, lidah terasa Kelu, kebas seketika.
Jalanan yang mereka lalui mulai terlihat ramai, sepanjang jalan sudah mulai berdiri stand-stand menjajakan dagangannya, baik makanan, permainan, pernak-pernik, bahkan para penjual yang menjajakan ikan kecil berenang-renang didalam kolam supaya ditangkap memakai jaring kertas mulai terlihat ramai, sebagian besar anak-anak yang sebagian besar pula sudah memakai yukata dan Kimono masing-masing. Mereka terlihat gembira jika ikan yang diincarnya tertangkap oleh jaring kertas yang sangat rentan bila terkena air sedikit saja akan robek.
Kebetulan memang jalanan dilalui mereka sekarang akan diadakan festival kembang api, makanya tidak heran jika banyak para pasangan sejoli, para sahabat, keluarga kecil bahkan besar mengajak menjelajahi stand-stand yang mulai padat. Kembang api sendiri akan segera dinyalakan tepat jam 10 malam nanti dan itu masih 4 1/2 jam sebelum dimulainya puncak festival.
Naruto dan Sasuke kini sudah berada dikedai ramen, memesan pesanan mereka, mereka duduk dalam kebisuan bahkan hingga makanan datang tetap tidak ada satupun mengudarakan percakapan, memecah keheningan, mereka langsung memakan ramen masing-masing.
Naruto yang biasanya cerewet entah sejak kapan jika didekat Sasuke gugup serta keringat dingin di telapak tangannya kumat. Perut tiba-tiba terasa mual tanpa sebab padahal perutnya sejak tadi berbunyi mulai terasa kenyang, biasanya Naruto makannya amat sangat banyak, bahkan kecepatan makannya melebihi kereta Shinkansen. Namun lihat sekarang, 1/2 mangkuk saja sejak 1/5 jam yang lalu tidak bernafsu dimakannya.
Diam-diam Naruto melirik Surai raven disamping, sang raven sepertinya terlalu sibuk dengan makanannya sehingga tidak menyadari rambut blonde disamping memperhatikan. Senyum manis Naruto tersinggung, meneliti setiap gestur orang itu, bibir Sasuke yang meniup kuah panas ramen terlihat lucu, bibirnya mengerucut, kedua pipinya mengembung dengan semburat pink dikedua pipi. Naruto ingin sekali mengelap sudut bibir Sasuke, tapi diurungkan niatnya, apa nanti Sasuke tidak curiga? Menyangka ia aneh. Naruto tersenyum kecut, ia sadar diri hanya pria dan hanya tetangga samping apartment.
"Kau tidak makan?". Akhirnya ucapan Sasuke mengakhiri keheningan mereka sejak keluar dari apartment. Suaranya terdengar Heran, itulah yang terbersit di pikiran Sasuke melihat mangkuk Naruto masih terisi setengah.
"Tidak tahu, tiba-tiba perutku kenyang, tidak nafsu makan". Naruto tersenyum canggung 'aku sudah kenyang hanya dengan melihatmu saja Sasuke'.
Setelah Naruto menyuarakan suara dalam hati, keheningan itu datang lagi, bahkan hingga belasan menit kemudian, hanya 1 pertanyaan dan satu jawaban, Sasuke sibuk dengan ramennya dan Naruto sibuk dengan pikiran akan pujaannya Uchiha Sasuke.
Setelah tandas isi dimangkok ramen, Sasuke mengelap bibir dengan tissue yang disediakan lalu tanpa diminta menarik mangkuk ramen Naruto yang masih terisi, menyumpitnya dan diarahkan tepat kedepan mulut sang blonde.
"A..". Mimik wajah Sasuke seperti seorang ibu menyuapkan bubur pada bayinya. Setelah asik dengan makannya tanpa memperdulikan teman sebelah apartment, tahu-tahu sang raven membuka suara dengan raut wajah yang aneh.
"Sasuke apa yang kau lakukan?". Wajahnya terlihat panik, pelanggan ramen Ichiraku yang tidak begitu banyak menatap mereka, tatapannya macam-macam, mungkin aneh melihat 2 orang pria saling suap-menyuap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boneka Kayu
FanfictionNaruto seorang mahasiswa memiliki hobi memahat boneka kayu, Boneka kayu yang berwajah sangat mirip dengan penghuni sebelah apartmentnya, Sasuke Uchiha.