Aku tak peduli lagi. Aku hanya berlari keluar dari ruangan itu. Anehnya, aku bisa tepat berjalan ke arah pintu keluar walau keadaan gelap. Ahh, mungkin ini yang namanya kekuatan bertambah saatkau ketakukan. Tapi, tapi, aku tak begitu takut. Sungguh.Aku menuruni tangga satu per satu, perlahan-lahan.Perutku mulai tak bersahabat, aku kelaparan. Anak tangga terakhir selangkah lagi dan aku terduduk sambil mengatur nafas. Bahkan, aku tak tau harus kemana, kegelapan berkuasa. Aku hanya duduk dan diam, tak ada sedikit cahaya pun. Aku pasrah. Ku putuskan untuk tidur dalam keadaan begini.
" Aduhh.. Apa ini ? Kecoa ? Ah, bukan. " Sesuatu terasa menggigit tangan kiriku. Aku meraba tangan kiriku dan tak ada apa-apa. Tidak, dia tidak ditanganku lagi. Leherku di leher, di punggung, di kakiku, lenganku, semuanya terasa digigit sesuatu. Aku tak tahan. Aku mengguling-gulingkan tubuhku, aku berjalan menabrak sesuatu. ~Lagi, aku membuka mataku. Kali ini terang, semuanya tampak berantakan. Ternyata kepalaku terbentur kaki meja makan yang kokoh ini. Sekarang aku tepat seperti anak kecil bermain petak umpet. Aku tidur dikolong meja. Aku keluar dari sana, sambit terduduk aku melihat tangan dan kakiku di beri pola bintik-bintik merah. Banyak sekali.
" Tok..tok..tok.." Seseorang mengetuk pintu.Aku berdiri tegak. Aku yakin itu pemilik rumah ini. Lihat saja akan aku habisi orang itu dengan ledak makian. Aku berjalan ke arah pintu, kusiapkan wajah garangku. Aku memegang gagang pintu dan kubuka pintunya dengan sedikit bantingan.
" Akhirnya kau datang juga ! Apa-apaan kau membiarkan tamu mati kegelapan ! Aku kelaparan ! Aku bahkan harus berperang dengan serangga-serangga gila ! Kalau aku bisa aku ingin sekali membunuhmu sekarang ! Dasar sialan kau ! " Maki ku.Lelaki pemilik rumah itu terdiam sejenak.
" Ahh, maafkan aku. Kemarin sore aku sudah berkunjung untuk memberimu pencahayaan. Tapi, kau tak buka pintu. Ku kira kau sedang istirahat. Malamnya juga begitu dan tetap tak ada yang buka pintu. Lalu, saat larut aku ingin datang, tapi aku takut mengganggu tidurmu. Maafkan aku. " Ucapnya dengan nada sesal.
" Oh iya, kau bilang tadi serangga ? Apa kau memasuki ruangan di lantai 2 ? " Lanjutnya.
" Ya, kemarin aku ingin mencari lilin. Tapi, malah ribuan serangga menyerangku. Kau lihat tanganku. Kau harus bertanggung jawab ! " Kataku sambil menunjukkan tangan dengan bintik-bintik merah.
" Sekali lagi maaf. Aku sudah melarangmu. Tapi, kau melanggar. Itu bukan tanggung jawabku. Lagipula, aku tak punya obat untuk itu. Aku kesini hanya ingin mengantar sarapan dan beberapa lilin. Terimalah. " Ucapnya sedikit mencurigakan. Jelas sekali dia tadi tampak ingin tersenyum saat tau aku diserang serangga.Aku menerima pemberiannya. Dia tersenyum, mengangguk, lalu pergi begitu saja. Aku melihat sekeliling pemukiman ini, sangat berbeda dari saat senja dan malam. Saat siang semua tampak hidup, saat malam tempat ini hanya seperti hutan belantara.Aku memperhatikan bercak merah disekujur tubuhku. Aku sama sekali tak pernah melihat hal seperti ini. Serangga jenis apa yang melakukan hal semacam ini ? Saat siang begini, rumah ini tampak nyaman. Tapi, saat malam kenapa terasa begitu mencekam ? Dan lagi wanita serba hitam itu. Kenapa dia menatapku ?Aku memutuskan untuk berjalan-jalan keluar rumahsaat sore. Pemukiman ini terlihat lebih ramai saat ini. Banyak orang beralu-lalang, tapi tak ada kata sapa hanya senyum sesaat saja. Aku seakan berjalan layak seorang terkucilkan. Senja mulai menyapa dan tiba-tiba listrik padam. Aneh, orang-orang disini justru terlihat lebih senang. Tertawa gembira. Tiba-tiba seseorang memukul pundakku.
" Sedang berjalan-jalan ? " Tanyanya. Pemilik rumah.
" Ya. " Jawabku.
" Hati-hati. "
" Pada apa ? "
" Hati-hati saja. Oh iya, masih ingat wanita serba hitam yang ku ceritakan ? Hati-hatilah padanya. Dia itu suka membunuh orang yang menginap sementara di daerah sini. Makanya dia dikucilkan. Rumornya, dia itu dulu juga tamu sepertimu yang menunggu pendaki lain pulang. Dia juga tak sanggup menyelesaikan perjalanan. Karena disini daerah pemukiman terakhir, dia dan beberapa temannya memilih menginap. Tapi, teman-temannya ditemukanmati terbunuh. Sedangkan dia sehat-sehat saja. Kabarnya dia juga memakan manusia dan mungkin karena karma dia terkena penyakit kulit yang sangat mengerikan. Sampai teman-temannya yang pulang mendaki memilih untuk meninggalkannyadisini. Astaga sepertinya aku terlalu banyak bicara ya. Hati-hati saja. " Jelas pemilik rumah sewa itu.
" Satu lagi. Kami sedang gembira. " Lanjutnya sambil tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
-Darkness-
Mystery / ThrillerMemilih untuk tinggal di pos terakhir membuat seorang pendaki harus menginap beberapa hari disuatu daerah lereng pegunungan. Namun hari-harinya diselimuti kegelapan jiwa maupun suasana. Dibalik itu semua terdengar rumor yang tak sengaja terpecahkan...