Saat kecil?

916 69 4
                                    

Permisi~
Author baru, mau lewat~ '-'

Seorang bocah kecil berambut merah dengan gradasi hitam, turun dari mobilnya dengan gembira. Umur bocah kecil itu kira-kira sekitar 7 tahun-an. Bocah dengan rambut gradasi merah itu, mengelilingi halaman rumah barunya dengan riangnya. Dia berlari sembari memainkan mainan pesawat terbangnya. Karena rasa senangnya tidak ketolongan, dia bermain sampai di halaman rumah sebelah rumah barunya.
"Taigaa, jangan main jauh-jauh, yaa" pesan ibu si bocah berambut merah gradasi hitam yang ternyata bernama Taiga. Kagami Taiga.
Kagami menghiraukan pesan dari ibunya. Kagami kembali bermain di halaman rumah sebelah rumahnya. Dari halaman rumah itu, Dia bisa melihat ada seorang anak berambut biru navy yang tampaknya seumuran dengannya mengintip dari jendela. Karena Kagami belum punya teman, dia mendekati rumah si anak berambut biru navy tersebut. Kagami melihat anak berambut biru itu sekarang sedang di pelukan ibunya, tapi tatapan anak itu masih mengarah ke Kagami. Kagami melambaikan tangan dari arah luar jendela sebagai isyarat agar anak itu ikut bermain dengannya. Anak berambut biru navy itu menatap wajah ibunya, dan ibunya memberikan anggukan sebagai tanda setuju.

~×~×~×~×~×~×~×~×~

Anak berambut biru navy ini terus saja menatap ke luar jendela. Dia melihat ada seorang bocah berambut merah yang jarang ada di negaranya ini. Anak berambut biru navy ini sebenarnya ingin bermain karena dia tidak punya teman, tapi karena ibunya sedang sakit jadi dia mengurungkan niatnya itu. Sekarang anak berambut biru ini berada di pelukan hangat ibunya. Anak ini bersama ibunya melihat bocah berambut merah di luar rumahnya melambaikan tangan, sebagai tanda bahwa dirinya diajak bermain dengan bocah itu. Anak berambut biru navy ini menatap wajah ibunya, dan bertanya
"Ibu, bolehkah?" tanya anak ini
"Kau boleh bermain, Daiki." jawab ibu dari anak berambut biru navy yang bernama Daiki. Aomine Daiki.

~×~×~×~×~×~×~×~×~

Aomine berjalan keluar menuju halaman rumahnya, menyusul Kagami. Kagami menyambut Aomine dengan senyuman manisnya yang sukses membuat Aomine tersipu. Kagami mengulurkan tangan sebagai tanda perkenalan,
"Aku Kagami Taiga, teman sebelah rumahmu. Salam kenal..." sapa Kagami disertai senyuman manis
"Ah, aku Aomine Daiki, teman sebelah rumahmu juga. Salam kenal, Kagami" balas Aomine dengan cengiran lebar
"Ah, ya, salam kenal Aomine." balas Kagami juga
"Kau pasti belum tahu tempat bagus di sekitar sini, kan? Ayo ikut aku." ajak Aomine menggenggam tangan Kagami
"Eh-"
Kagami hanya mengikuti kemana Aomine pergi, karena tangannya digenggam Aomine.

~×~×~×~×~×~×~×~×~

Setelah sekian lama berlari, ternyata Aomine mengajak Kagami ke sebuah lapangan basket.
"Euhm, apa kau suka basket?" tanya Aomine
Setelah melihat ke sekitar lapangan basket, Kagami menjawab
"Ah, aku sangat menyukai basket! Yang mainnya dengan bola jingga garis hitam, itu kan? Ya, aku suka!" jawab Kagami panjang lebar
"Karena kita sudah disini, bagaimana kalau kita bermain basket sebentar?" usul Aomine
"Ayo!" kata Kagami setuju
"Yang kalah, gendong yang menang sampai rumah, yaa?" usul Aomine lagi
"Yaa" kata Kagami setuju
Kagami dan Aomine pun main basket dengan gembira.
Setelah beberapa lama mereka bermain, akhirnya Aomine yang menang.
"Yay! Aku menangg! Gendong aku, yaa" teriak Aomine
"Hnn," balas Kagami
Karena permainan sudah selesai, dan hukuman masih berlaku, Kagami menggendong Aomine terengah-engah.
"Kau sepertinya capai sekali menggendongku, menyerah?" tanya Aomine
"Tidakh apah. Huft-" jawab Kagami terengah-engah
Karena jawaban Kagami seperti itu, Aomine membiarkannya. Tapi, belum sampai setengah jalan...
"Aww" eluh Kagami
Kagami sudah jatuh tersandung batu.
"Tuh, kan sudah kubilang. Sini naik ke pundakku." tawar Aomine
"Tapi, kan ini hukumankuu. Aww..." tolak Kagami
"Aku tidak bersungguh-sungguh membuat sanksi seperti itu, kok. Sini, naik ke punggungku." Aomine berjongkok bersiap menggendong Kagami
"..." "tapi, apa kau kuat?" tanya Kagami
"Tentu saja." jawab Aomine sambil tersenyum
Kagami akhirnya naik ke punggung Aomine. Aomine dengan senang hati menggendong Kagami. Kagami berasa nyaman di gendongan Aomine, sehingga memeluk Aomine lebih erat.

~×~×~×~×~×~×~×~×~

Tak lama, Kagami dan Aomine sudah sampai di depan rumah Aomine. Aomine membuka pintu rumahnya dan membawa Kagami masuk. Alasan Aomine mengajak Kagami ke rumahnya untuk mengobati lukanya dahulu. Aomine menuntun Kagami ke sofa rumahnya dan menyuruh Kagami duduk. Aomine segera mencari kotak p3k dan membawanya ke Kagami.
Aomine membasuh luka Kagami dengan air, Kagami meringis
"Ukh-" Ringis Kagami
"Sakit, ya? Tahan sebentar, ya." kata Aomine
Aomine melanjutkan memberikan obat merah ke luka Kagami. Kagami meringis lagi. Aomine tetap melanjutkan mengobati luka Kagami dengan plesternya.
"Nah, selesai" Ujar Aomine riang
"Ah, arigato Aomine, meskipun sedikit sakit tadi. Ah, ada bekas kapas di wajahmu." kata Kagami mengusap pipi Aomine, menghilangkan bekas kapas di wajah Aomine
"Un-" ucap Aomine sambil tersipu
Aomine membantu Kagami berdiri dan menuntun Kagami keluar rumah.
"Sekali lagi, Arigato Aomine. Aku sangat berterima kasih pada kau." ucap Kagami sambil menunjukkan senyum manisnya
"Uhm, i-iya." balas Aomine salah tingkah
"Aomine-" panggil Kagami
"Ya?" jawab Aomine "cup-" suara kecupan dari bibir Kagami yang mencium pipi Aomine
"Ah, apa yang kau-" kata Aomine menyentuh pipinya
"Mengucapkan terima kasih dengan menciummu." potong Kagami manis
Aomine dan Kagami sempat tersipu. Tetapi, setelah itu Aomine menarik salah satu sudut bibirnya ke atas, dan,
"Cup-" balas mencium Kagami tepat di bibir meskipun hanya sekilas.
*blush* Kagami sudah semerah tomat sekarang.
Sementara Aomine langsung lari masuk kembali ke dalam rumahnya.

~×~×~×~×~×~×~×~×~

-bersambung-

(Ps : maafkan author yang ceritanya makin gak jelas ini, mohon maap bila ada typo :b maklum, author baru. Makasih banyak yang udah luangin waktu buat baca dan komen)

×Chikaru Hayase×

JanjimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang