Chapter 2

1.5K 83 11
                                    

Chapter 1-10 publish untuk umum.
Chapter 11 sampai seterusnya private untuk followers.

Sambil terus menggendong Salu, Juna setengah berlari menuju pintu keluar. Diskotek ini lumayan sangat luas, dimana tempat tadi Salu bersama Gery merupakan tempat paling dalam bagian diskotek. Sehingga untuk menuju pintu keluar dengan keadaan menggendong seseorang cukup melelahkan.

Di tengah perjalanan menuju keluar, dalam hati Juna bertanya-tanya apa yang sedang terjadi di sini, mengapa tanda bahaya itu terus berbunyi? Jika memang terjadi kebakaran, seharusnya sudah ada titik asap yang terlihat. Tetapi, selama ia berjalan menyusuri diskotek ini tidak ada sedikitpun tanda-tanda asap yang terlihat. Atau jangan-jangan?

"Lariiii... Ada polisi!!!" Terdengar suara seseorang dari belakang sambil berlari dan berteriak.

Ternyata benar dugaan Juna, penggerebekan polisi sedang dilaksanakan malam ini. Apes! Pikir Juna, mengapa sangat kebetulan dengan keadaan yang seperti ini. "Salu, lo berat banget sih! Nyusahin aja. " Rutuk Juna sambil memandangi sekilas wajah cantik adik kembarnya.

Setelah berhasil Juna keluar dari dalam diskotek, ia segera menuju ke arah depan tempat parkir mobil. Apes kuadrat! Juna lupa kalau mobilnya berada di belakang diskotek, karna terlalu panik ia mendengar suara bahaya itu. Sekarang dirinya harus memutar balik menuju pintu belakang dengan mengendap lewat samping diskotek.

Mobil-mobil polisi itu terlihat sudah terparkir di depan diskotek ternama di Ibukota ini. Juna harus bergegas, namun keberuntungan sedang tidak berada di pihaknya malam ini. "Jangan bergerak!! Sedikit saja bergerak, saya tidak akan segan untuk menembak!" Suara keras dengan sedikit hentakan itu kini terdengar sangat jelas di telinga Juna. Padahal, mobil sport putih miliknya sudah berada di depan mata.

Dengan sangat pelan Juna membalikkan badannya. Ternyata sudah ada lima polisi  yang sedang menodongnya dengan pistol di tangan mereka masing-masing dan dua orang polisi lainnya sedang mengobrak-abrik bagasi mobil miliknya. "Kamu mau membawa lari kemana wanita ini?" Dengan pandangan mata yang menusuk salah satu polisi yang sedang menodongnya pun bertanya.

"Bukan Pak! Ini adik kembar saya. Dia sedang mabuk berat, saya kesini untuk menjemputnya." Dengan perasaan yang terpaksa menuntutnya harus tenang Juna menjawab. Karna, di sini biasanya polisi yang menggerebek diskotek hanya untuk oknum yang bermain obat-obatan terlarang saja. Sedangkan dirinya dan Salu tidak pernah sedikitpun menyentuh obat-obatan tersebut. Meski mereka terbilang bebas dalam bergaul, tetap saja mereka tidak berani menyentuh barang terlarang yang satu itu, bukan karna takut akan dosa melainkan karna takut ancamannya bisa langsung ke polisi. Jadi, perasaannya bisa sedikit agak tenang mengingat hal itu. Lalu Juna izin pada polisi untuk menaruh Salu ke dalam mobil, karna ia sudah tidak kuat lagi menggendongnya. Dan kemudian diizinkanlah Juna oleh polisi.

"Lapor Komandan! Ada sesuatu yang mencurigakan di dalam bagasi. " Ucap polisi yang habis menggeledah bagasi mobil Juna. Mendengar hal itu, Juna terhenti geraknya yang sedang menaruh Salu di tempat duduk sebelah kiri pengemudi." Coba periksa lagi! Pastikan itu bukanlah narkoba. "

Pikiran Juna seketika tertuju pada seseorang. Jika memang benar yang di dalam bagasinya adalah barang tersebut. "Damn!! Laki-laki itu!" Geram Juna dalam hati. Insthinknya mulai bekerja, ia harus melakukan sesuatu hal.

"Positif ada beberapa bungkusan narkoba, Komandan!" Teriak polisi yang berada di belakang bagasi Juna. Dengan sigap tanpa ragu, Juna pun langsung loncat melompati Salu yang sedang tidak sadarkan diri menuju jok kemudi nya lalu menutup pintu mobil dan menancap gas dengan sekencang kencangnya.

Polisi pun tidak ambil diam, mereka segera mengejar mobil sport putih dengan plat nomor B 412 JNA itu. Dan sirine mobil khas polisi dinyalakan lengkap dengan lampu-lampu yang berkedip.

Mendadak Syar'iTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang