Dialog 1. Ada Kok Semua

213 4 6
                                    

"Kalau awan tak lagi biru 

  kalau hujan tak lagi basah

  kalau malam tak lagi nyenyak,

  masihkah yang kau sebut kamu itu adalah aku?"


Seberapa banyak sih dari kalian yang pernah kalian yang pernah merhatiin pagi-pagi nongkrong di pinggir jalan sambil ngopi? Ya mungkin yang ngerokok disambi sebat duabatlah. Jarang ya? Ya, pagi itu waktunya sekolah, kuliah, sama kerja sih. Kalau ada waktu luang ya enakan tidur, molor di kasur. Mumpung bisa molor ya molor ya?

Tapi kalau kalian tinggal di Jogja lain lagi ceritanya. Anomali sih memang orang seusiaku hobinya ngopi di angkringan pagi-pagi bareng bapak-bapak jagoan. Kerjaannya ya liat jalan, ada motor warna apa aja yang lewat, ada mobil merk apa aja yang lewat, ada masa lalu mana aja yang lewat. Yang lain pada kerja tugas, garap skripsi, aku mah pilih garap mimpi aja. Anjing emang pagi di hidupku!

Kalian kudu mulai terbiasa baca umpatan-umpatan di sini, kayak anjing, asu, suog, jilak, jingan, zengan, bajilak, bazengan, matamu, ndasmu, ndasma, namamu mungkin juga bakalan jadi umpatan baru, ah banyaklah pokoknya! Umpatan alias misuh emang banyak macemnya. Anjing aja bisa banyak versinya kalau cuma buat misuh. Originalnya "Anjing", taburin jawa jadi "asu", panjangin dikit "asu kok", panjang yang jawa "asuog", males panjang jadi "suog". Mulutku aku sekolahin sih, tapi makin gede aku makin belajar, orang baik itu bukan cuma didengar dari mulutnya doang, tapi dari apa yang dia lakuin. Banyak temenku di kampus yang mulutnya alias lagi cangkemnya busuk, tapi justru yang paling tulus sih. Tapi ya kudu tahu juga kapan mesti misuh kapan enggak. Ah, ya sama aja ya? Ribet emang ini hidup, kampret! 

Balik lagi ke Jogja. Kalau kata Jokpin Jogja itu terbuat dari rindu, pulang, dan angkringan. Bener sih emang, dua minggu aku ke ibukota udah bikin aku kangen Jogja, kampret emang! Tapi ya mau gimana? Gak usah terburu-buru kalau di Jogja, nikmatin aja dulu semuanya. Makan ya makan, minum ya minum, ngutang ya ngutang. Gak punya duit ada angkringan yang 6.500 bisa kenyang. Banyak duit bisa ke Pasar Kembang, eh salah.. Ke restoran atau ke tempat pizza-pizza yang sekarang kayak jamur, ada di mana-mana. Macet? Gak pernah. Eh kadang-kadang sih, tiap pagi sama sore doang tapi. Eh tiap hari dong ya jadinya, sial. Cari pacar ya tinggal keliling kampus, banyak cewek Jogja yang baik nan manis. Cowoknya juga pada sabar-sabar orangnya. Kalau lokalan gak suka, banyak juga noh orang yang merantau di Jogja, banyak kan pilihannya? Masih gak ketemu, ya udah ke babarsari aja cari salon sama spa. EH sial, salah lagi aku.

Menurut pengamatan mendalam yang aku lakuin selama ini, manusia-manusia yang merantau ke Jogja itu akan mengalami sindrom badan melar dan perut njembling. Kalian pasti bingungkan apa itu perut njembling? Perut njembling adalah sebuah fenomena tubuh yang wajar dan bahagia gak bahagia. Ini adalah kondisi di mana perut begitu maju ke depan, hingga membuat baju menjadi tidak muat. Bagi perempuan yang maaf berpayudara kecil, kadang-kadang perut njembling menambah ketidakpercayaan diri mereka, karena perutnya lebih maju dari dadanya, ngawur emang! Akibat murah dan enaknya panganan alias makanan di Jogja, nafsu makan pun gampang dipenuhi. Mau cari sate ada cuma 10 ribu, malahan ada cuma 7.500 di Godean, nanti deh aku ceritain. Mau cari iga bakar, ada juga. Mau cari seafood, nasi goreng, kupat tahu, nasi telor, ketoprak humor, cumi goreng, ikan terbang, ada pokoknya semua! Wajarlah manusia-manusia perantauan naik berat badannya, melebar, dan jadi njembling perutnya. 

Mau cari apalagi? Konser musik? Banyak!! Mulai dari jazz-jazzan, rock, metal, ska, folk, ada semua. Mulai dari Casiopea sampai Dialog Dini Hari pasti kalian pernah liat namanya di poster pinggir jalan. Uang di dompetku itu biasanya habis cuma buat 3 hal. Pertama buat bensin, motor perlu minum bro, rumah kampus jauh. Kedua makan, makanan di Jogja jahat, aku kalap terus! Ketiga konser bro! Uang sakuku emang pas-pasan, tapi konser band banyak yang asik, kan anjing mereka. Minggu ini ada White Shoes, minggu depan Sheila, minggu depannya lagi ada Silampukau sama Float, minggu depannya lagi ada Dialog Dini Hari sama Banda Neira. Anjing kan mereka? Gak paham sama kondisi keuangan mahasiswa yang morat-marit. Tapi ya cari utangan masih bisa sih, gampang nanti. Eh kalian gak tau mereka tadi siapa aja? Coba cari deh di internet, musik dewasa ini, lebih jujur dari mereka yang indie.

Oh iya, si kampret yang dari tadi bawel ini namanya Yosua.


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 21, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KEDELAPANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang