Chapter 5

62 5 0
                                    


                            ●●●●

Note : Image Takahiro Nakayama

Happy Reading:)

"Apa maksudmu? Lepaskan!" Ucap Takahiro lantang sambil menarik tangannya. Dan Yuuta pun melepaskan tangannya.
"Hei,kau itu pelayan. Tidak seharusnya melakukan hal seperti ini."
"Saya tahu. Tapi mulai detik ini saya bukanlah pelayan Anda lagi.”
“Apa?”
“Itu benar. Sejak pertama kali memasuki hutan ini. Aku bukanlah pelayanmu. Jadi, terserah apapun yang ingin ku lakukan itu bukan urusanmu.” Jelas Yuuta dengan tenangnya seperti biasa.
“Baka... Terserah. Aku tidak mengerti apa maksudmu. Sekarang, aku ingin kau membantuku mencari Natsumi.”
“Dia ada disana.” Ucap Yuuta sambil menunjuk rumah besar yang ada dibelakangnya.
“Hontouni desu-ka? Kalau begitu ayo kita cari kedalam.” Kata Takahiro sambil melangkahkan kakinya menuju rumah itu. Namun saat beberapa langkah kaki Takahiro berjalan, Yuuta berada didepannya dan menghalangi jalannya.
“Minggir. Kau menghalangiku.”
“Tidak bisa.”
“Kubilang cepat minggir. Aku harus pergi sekarang.”
“Tidak bisa.” Ucapan Yuuta terulang untuk kedua kalinya.
“Kau ini kenapa, Hah? Kita berdua akan mencari Natsumi di rumah itu. Tapi kenapa kau menghalangi jalanku?”
“Karena ini adalah tugasku untuk menghalangimu bertemu dengan Natsumi.”

Dengan secepat kilat Yuuta langsung mengacungkan pedangnya pada Takahiro namun untung saja dengan sekejap mungkin Takahiro membalik badannya juga mengacungkan pedangnya pada Yuuta. Dan akhirnya mereka pun saling beradu pedang.

CRINGG

CRRINGG

Bunyi nyaring suara pedang saling beradu. Semakin membuat suasana makin mencekam. Tidak ada pembicaraan diantara mereka.  Hanya saling fokus mengacungkan pedangnya masing-masing.

“Apa yang kau inginkan?” Ucap Takahiro sambil terus memainkan pedangnya.
“Tidak ada.” Jawab Yuuta
“Lalu mengapa kau menghalangi jalanku?”
“Hanya menjalankan sebuah tugas yang diberikan oleh majikan.”
“Apa tugasmu hingga melibatkan diriku dan Natsumi?”
“Sebuah tugas penting, yaitu membunuh kalian berdua.” Sahut Yuuta sambil terus memainkan pedangnya.
Seketika itu juga raut wajah Takahiro berubah merah padam. Dia mengacungkan dengan keras ujung pedangnya hingga melukai wajah Yuuta. Yuuta pun hanya tersenyum ketika melihat wajahnya terluka.

“Tidak akan ku biarkan kau melakukan itu.” Sorot mata tajam Takahiro menatap Yuuta.
“Itu urusanmu. Namun yang lebih penting sekarang kau harus mengalahkanku.”

Sebaliknya Yuuta pun juga kembali mengacungkan pedangnya. Sedikit saja pedang Yuuta sudah mengenai leher Takahiro dan hanya perlu sedikit menggesernya maka saat itu juga hilanglah nyawa Takahiro.

“Bersiaplah menuju tempat asalmu di neraka.”

Namun tiba-tiba saja darah menetes jatuh ke tanah. Yuuta menatap kebawah dan betapa terkejutnya ia saat melihat perutnya sudah tertusuk oleh pedang Takahiro.

“K-kau s-sangat bodoh.”
“Tidak, kaulah yang bodoh. Kenapa kau tidak menjatuhkan pedangku saja daripada mengunci tanganku.” Ucap Takahiro sambil menarik pedangnya dari perut Yuuta. Seketika Yuuta langsung muntah darah dan terjatuh. Takahiro pun pergi setelah berhasil membunuh Yuuta.

"Jangan senang dulu, bocah. Ini terjadi hanya karena pedang Witch itu. Aku tidak menyangka kau akan membawanya." Ucap Yuuta sambil menyeringai kemudian berdiri kembali.

Disebuah ruangan besar dengan cahaya remang-remang, terlihat seorang perempuan yang sedang sibuk. Kali ini ia sibuk bukan karena sedang bekerja melainkan sedang melakukan sihir. Bibir manis yang terbungkus cantik oleh lipstik merah itu kini terlihat sibuk mengucapkan berbagai macam mantra dan melemparkan kekuatan sihir kepada seorang perempuan lain yang ada diruangan itu. Entah apa yang sedang dilakukan perempuan itu pada sesama perempuan yang ada dihadapannya, tetapi sepertinya dia berusaha ingin mencelakai perempuan yang sedang tertidur itu.

A Road To The Pure Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang