03

3.2K 784 167
                                    

                 

~

03

"Eh? Kok kakak turun juga disini?" Aku mengernyit saat dia ikut turun di depan jalan menuju rumahku. Tetapi, dia hanya mengendikan bahu sekilas dan kembali membuka payungnya.

Menaungi kami berdua.

"Gue anter sampe rumah lo, hujannya masih sedikit deres," ujarnya santai seolah itu bukan apa-apa.

Aku mengangguk perlahan. Rasanya, tidak baik menolak niat baik dia. Aku tidak suka mengecewakan orang lain yang sudah baik padaku.

Beriringan, kami berjalan memasuki kompleks perumahanku. Dalam diam. Hanya ditemani suara gemerisik tetes hujan yang turun dari langit.

Tidak sampai lima menit, kami sudah tiba di depan sebuah rumah dengan pagar hitam. Aku menoleh dan baru saja berniat ingin mengucapkan terimakasih, dia sudah menyerocos duluan.

"Eum, A-anna, gue boleh minta ID LINE lo? Begini, gue mau nanya-nanya tentang .... Fira, temen sekelas lo itu, boleh?"

Aku bisa merasakan rasanya dihempaskan ke tanah dari ketinggian seribu kaki. Entah kenapa, aku ingin saat itu juga, keberuntungan untuk bisa duduk dengannya tidak pernah datang.

"B-boleh, bentar Kak," ujarku sambil mengeluarkan ponsel lamat-lamat dan mengucapkan ID-ku. Dia segera menambahkan kontakku sebagai teman di LINE dan pergi setelah pamit.

Tetapi rasanya aku melupakan sesuatu ... ah! Aku belum mengucapkan terimakasih, biarlah. Persetan, kurasa perasaanku sedang campur aduk.

Mungkin aku akan datang bulan.

~

Harapan Semu [5/5 END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang