Part 3

673 16 2
                                    

H

A

P

P

Y

READING :)

Hari demi hari telah berlalu. Selama ini belum ada tanda-tanda Cakka akan menembak Oik. Mungkin benih-benih cinta itu belum tumbuh atau keduanya saling tak menyadari akan perasaan satu sama lain. Maybe.

            Ketika Cakka, Ozy dan Ray sedang asyik bercerita tentang seputar pelajaran Kimia. Hal yang tak di undang tiba-tiba saja datang.

“Aduh, sob. Gue ke toilet dulu ya. Panggilan alam nih” keluh Cakka.

“Ya udah sono. Hush... “ usir Ozy.

“Pantesan dari tadi baunya agak-agak gimana gitu. J “ Ray menimpali.

“Ya udah deh.. dahh...” Cakka langsung ngacir ke toilet.

“Aneh-aneh aja tuh anak satu” Ozy geleng-geleng mendengar pernyataan Ray. Mereka pun kembali melanjutkan aktivitas mereka kembali. Untuk membaca buku kimia.

Di toilet

“Enak banget udah keluar.” Cakka menghela napas lega sehabis kencing. Ia keluar dari toilet cowok. Saat di tikungan antara toilet cowok-cewek,

‘Bruukkk’.  Untungnya mereka tak sama-sama jatuh.

“Aduh” erang orang itu.

“Eh sori” ujar Cakka. Gadis itu masih menunduk.“Loe gak kenapa-kenapa kan?” Tanya Cakka khawatir.

Gadis itu pun mendongak. “Hah, gak kenapa-kenapa kok. Hehehe” ujarnya canggung.

“Oh, ya udah gue balik kelas dulu kalo gitu Ik” ternyata gadis itu Oik.

“Eh bentar” tahan Oik saat Cakka melewati dirinya.

“Kenapa?” tanya Cakka .

“A...a..Anu.. anu...” ujar Oik terbata-bata sambil sedikit menutup matanya dan tangannya menunjuk-nunjuk ke arah Cakka.

“Anu apa’an?” Tanya Cakka bingung sambil garuk kepala bagian belakang.

“Itu... anu...” Karna tak bisa mengatakannya, Oik pun maju mendekat ke arah Cakka.

“AAAAAAAAAAAAA....” teriak Cakka.

“Hehehe sori. Habisnya loe sih. Sakit ya?” tanya Oik dengan wajah innocent.

“Oh. Hahaha.. sakit lah Ik. Thanks ya” Cakka jadi tersipu malu menggaruk-nggaruk tengkuk lehernya dan sesekali melihat ke arah resletingnya.

“Kapan-kapan kalo habis kencing resletingnya jangan lupa di tutup lagi. Untungnya yang liat bukan Shilla atau siapa gitu.” Ujar Oik to the point sambil nyengir.

“Iya-iya.” Ujar Cakka radak canggung. “Gue balik dulu ya ke kelas.

“Ok”

.

.

.

            Hari ini pulang sekolah Cakka berniat untuk mengajak Oik jalan-jalan. Semoga aja Oik mau. Sejak bel berbunyi tadi Cakka telah menunggu Oik di depan kelasnya.  Akhirnya yang di tunggu-tunggu keluar juga.

“Oik” panggilnya.

“Cakka? Ngapain loe disini?” Oik mengernyitkan dahinya bingung.

“Gak papa kok. Gue cuman mau ngajak loe jalan.”

Gara-Gara KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang