Part 5: Kisah Masa Lalu

9K 652 5
                                    

Flashback On.

Prilly berjalan melewati koridor sekolahnya, mencari sang kekasih yang beberapa hari ini sering menghindarinya.

Karena tak menemukan sang kekasih, Gadis berkepang dua serta berkacamata bulat itu akhirnya bertanya pada salah satu siswa yang ada di koridor sekolah itu.

"Maaf. Kamu tau Ali nggak?"tanyanya.

"Nggak tau Pril, di Taman kali, tadi sih gue lihat dia sama Maura."

"Sama Maura, Ngapain Ali sama Maura?"

"Nggak tau, lo tanya aja sama Maura."

"Iya. Ya udah makasih ya atas infonya. Bye!"

"Bye Pril!"

Prilly berjalan menuju Taman sekolah, ia membawa minuman untuk Ali. Tapi begitu ia sampai di Taman, ia langsung menjatuhkan minuman yang ia bawa begitu saja. Airmatanya lolos dari kacamata bulatnya. Ia menghampiri kekasihnya yang sedang bermesraan dengan sahabatnya.

Ali mengelus-elus rambut Maura dengan lembut sambil tersenyum kepada Maura, Maura pun tersenyum ke Ali dengan menatap manik mata Ali.

"Jadi gini ya, kelakuan kalian di belakang aku. Kalian jahat!"ucap Prilly di hadapan Maura dan Ali.
Ali menghentikan aktivitasnya sedangkan Maura hanya menunduk tak berani menatap Prilly sahabatnya.

"Kenapa? Gue nggak boleh cari yang jauh lebih oke dibanding lo gitu!"ucap Ali dengan ketus. Ia berdiri di hadapan Prilly dengan bersedekap dada.

"Kamau jahat Li! Kamu tega! Kamu selingkuh di belakang aku, dan yang paling parahnya, kamu selingkuh dengan Maura yang sudah aku anggap saudaraku sendiri!"ucap Prilly dengan memdorong-dorong bahu Ali.

"Lo harusnya sadar, lo itu jauh di bawah Maura, lo hanya cewek manja, polos, dan paling kutu buku. Selalu buku yang lo urusin. Gue enek tau nggak sama lo!"

"Ali! Kamu tega ngomong kayak gitu sama aku, lalu apa artinya kata cinta dan sayang yang kamu ucapkan? Lalu apa artinya perhatian yang selalu kamu kasih?"

"Lo ngaca dong! Mana mungkin gue suka sama cewek jelek kayak lo! Rambut dikepang dua, kacamata bulet, kecil, penampilan nggak modis."cibir Ali sambil memegang  rambut Prilly yang  dikepang, lalu melepasnya begitu saja. Ia mengibas-ngibaskan tangannya yang ia gunakan untuk menyentun rambut Prilly tadi. Kemudian ia tiup-tiup seolah jijik.

"Jahat kamu Li! Jahat! Lalu apa gunanya perhatian kamu selama ini?"tanya Prilly dengan berlinang airmata.

"Lo tau, gue ngelakuin itu, supaya gue bisa ngedeketin Maura, dan sekarang Maura udah suka sama gue, jadi gue nggak butuh cewek kuper kayak lo!"

"Jadi, jadi karena itu kamu jadiin aku perantara Li?"

"Kalau bukan itu apalagi alasannya, nggak mungkin dong gue beneran suka sama lo.
Lo tu cewek manja, cewek lemah, kuper, dan nggak tau diri!"

"Aku bakal buktiin kekamu kalau aku bukan cewek manja yang lemah. Aku bukan cewek yang gampang ditindas! Ingat itu!"teriak Prilly di depan wajah Ali dengan penuh emosi.

"Hehh. Paling lo juga nggak bisa hidup tanpa gue. Hidup lo kan bergantung sama gue."cibir Ali meremehkan.

"Siapa bilang hidup gue bergantung sama lo! Lo lihat ya gue bisa hidup walau tanpa lo!"

"Bagus kalau gitu, dan lo inget ya mulai sekarang kita udah nggak ada hubungan apa-apa ngerti lo!"ucap Ali lalu menggandeng tangan Maura yang duduk di kursi taman untuk pergi meninggalkan Prilly yang menangis sesenggukan di Taman itu.

"Biasanya lo nggak pernah biarin satu tetes pun air mata membasahi pipiku. Tapi sekarang kamu sendiri yang menciptakan airmata itu."batin Prilly.

Ali dan Maura semakin hari semakin mesra, siswa-siswi di SMA ini sudah tau jika Ali sekarang berpacaran dengan Maura.
Banyak yang bilang kalau Maura tega menusuk sahabatnya dari belakang. Ada juga yang bilang kalau Ali memanfaatkan Prilly.

Saat Malam Promnight Ali menggandeng tangan Maura menuju panggung, Ali menyanyikan sebuah lagu romantis untuk Maura. Walau terkesan lagu itu seperti perpisahan. Ali juga mengajak Maura dansa di atas panggung, dan hal itu sukses membuat Prilly berlinangan airmata kembali.

Setelah malam Promnight itu, Prilly sudah tidak pernah melihat Ali lagi. Dengar-dengar Ali sudah pindah ke London meneruskan kuliahnya di sana. Sedangkan Maura terus-terusan mengirimkan pesan singkat pada Prilly. Semenjak insiden di Taman itu, Prilly tak pernah berkomunikasi dengan Maura, bahkan hanya bertegur sapa pun tidak. Maura selalu menunduk kala bertemu Prilly. Maura selalu mengirimkan pesan yang isinya 'Maaf' yang membuat Prilly malas untuk sekedar membacanya. Ia hanya melihat dinotif handphonenya saja.

Prilly sudah tak mau berurusan dengan Maura ataupun Ali. Baginya Maura adalah mantan sahabatnya dan Ali adalah mantan pacarnya.
Kata "Maaf"yang sering dikirimkan padanya seolah tak ada artinya. Buat apa minta maaf, jika semuanya telah terjadi.

Kabat terakhir yang ia dengar adalah, Maura pergi untuk melanjutkan study-nya di Paris, ia sempat berpikir, kenapa Maura tak ikut Ali ke London saja. Bukannya mereka sepasang kekasih? Atau mungkin mereka sengaja LDR-an? Entahlah! Prilly sudah tidak mau memikirkan hal yang hanya membuatnya terus-terusan terpuruk. Mulai saat itu Prilly membuka lembaran baru dengan merubah penampilannya, membuang semua kenangan tentang ia dan Ali serta Marsha. Ia juga membuang nomor lamanya dan mengganti dengan yang baru agar Marsha tidak terus-terusan mengganggu hidupnya. Ia juga mempunyai sahabat baru dan dunia yang baru. Menurut Prilly keputusannya ini sudah sangat benar. Dia akan membuktikan kepada semua orang terutama Ali, bahwa ia bukanlah wanita yang lemah dan hanya bergantung pada lelaki.

"Mulai sekarang dan seterusnya, gue akan lupain lo dan bersumpah akan membalas rasa sakit yang gue rasain, bahkan lebih sakit dari yang gue rasain. Ingat itu!!"ucapnya dengan senyuman licik dan mata yang tajam.

-----------------------TBC------------------------

BAD GIRL!! [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang