Meeting

53 1 0
                                    

Normal POV

"Mummmmmmyy!!!!!"
Seorang anak laki-laki berumur sekitar 4 tahun berlari dengan kaki kecilnya,rambut silver bergerak seiring langkah kakinya, ia berlari melewati jalanan yang penuh sesak di kawasan Tokyo.
"Uhhh, Mummmy!! Wait!" Menghembuskan nafasnya dengan kasar, ia terus berlari namun gadis yang ia panggil 'mummy' itu berjalan terlalu cepat, melewati perempatan. Ia terburu-buru mengejar lampu yang akan segera berubah menjadi hijau. Anak laki-laki itu tau bahwa lampu akan segera berwarna hijau, namun ia tidak peduli
'Aku tidak mau kehilangan mummy lagi, aku baru saja menemukannya' bisiknya dalam hati.
Jalanan pun kosong, mobil-mobil mulai melaju namun anak itu terus berlari mengerjar mummy nya yang sudah berapa di ujung jalan.
"Mummy!"

"Duaarrr!"

Anak laki-laki itu terpental hingga ke ujung jalan sesaat setelah ia berlari melewati perempatan yang sudah ramai dilewati Mobil. Ia hanya memikirkan mummy nya, mummy nya yang berapa di ujung jalan, mummy nya yang baru saja ia temukan, mummy nya.. Mummy nya..

Darah mengalir melalui pelipisnya, kaki kiri dan tangannya patah, goresan-goresan luka terpatri diwajah mungilnya, ia sangat kesakitan.

"Help!! Please help!!"
Gadis itu duduk bersimpuh disamping anak laki-laki itu, kepalanya ia letakkan di atas pangkuannya, darah terus mengalir dari pelipis anak itu membuat surai silvernya berwarna coklat kemerah-merahan terkena darah.

"Oh god please, don't die, bertahanlah!"
Gadis itu memeluk tubuh anak itu, membawanya kepangkuannya. Ia menangis melihat keadaan anak itu, rapuh dan kesakitan.

"Oh god!"
Gadis itu terus menangis, tubunya bergetar karena tangisannya, ia terus memeluk erat anak itu meskipun ia tidak tau anak itu siapa.

Tubuhnya benar-benar sakit, rasanya ia ingin menangis namun ia selalu ingat pesan daddy nya bahwa anak laki-laki tidak boleh cengeng.

Ia merasakan tubuhnya hangat, 'pelukan' satu kata yang ada dipikirannya, darah terus mengalir hingga ke pipinya, namun ia tidak peduli. Rasa hangat pelukan itu menyadarkannya 'aku harus mencari mummy' serunya mantab dalam hati, namun tubuhnya terlalu sakit untuk bergerak. Ia berusaha bangkit

"Sstt it's okay, don't move."

Bisikan merdu itu menenangkannya, ia berusaha membuka matanya yang terasa sangat berat, dengan usahanya kelopak itu terbuka memperlihatkan sepasang mata silver yang dihiasai dengan semburat biru ditenganya, mata itu seolah menarik siapapun kedalam lembah silver itu dengan segala daya tariknya. Anak itu mengabil nafas dengan cepat sesaat setelah ia membuka matanya, matanya terpaku pada wajah cantik gadis yang memeluknya dengan sayang. Ya, gadis itu, tidak salah lagi, setelah sekian lama. Hanya ada satu kata, kata yang selalu ingin ia ucapkan dengan bangga di depan semua yang mengenalnya, hanya satu kata..

"Mummy"

Sesaat kata itu keluar dari mulutnya, mata silver itu tertutup.

"Nooo! Hey please wake up, please!"

Gadis itu terus menangis sambil memeluk anak itu, ia tak mempedulikan panggilan 'mummy' yang keluar dari mulut anak itu. 'Mungkin ia ingin mummy nya' batin gadis itu. Orang-orang mulai berkerumun melihat kejadian itu, terdengar sayup-sayup suara ambulans dijalanan yang ramai. Ia terus duduk dipinggir jalan memeluk anak itu. Sesaat kemudian

"Devliinnn! What a, damn call an ambulance you imbecile!"

Seorang pemuda berumur sekitar 20 tahun itu menyeruak dari kerumunan, berlari kemudian menjatuhkan dirinya disamping anak kecil itu. Mata coklat gadis itu mengamati pria yang kini ada disampingnya 'Rambut silver, kulit pucat dan bola mata silver kebiruan, dia pasti kenal dengan anak ini, mungkin dia ayahnya' pikiran itu melayang begitu saja dikepalanya.
Pemuda itu kini sudah membawa anak kecil tadi kepangkuannya, bibirnya terkunci is hanya memandangi anak kecil itu sambil mengelus kepalanya.
Dan gadis itu masih duduk disebelahnya berusaha membantu apa pun yang ia bisa sambil sesekali menghapus air matanya sendiri.

"Mummy"

suara kecil itu seolah membangunkan pria dan gadis itu dari pikiran mereka masing-masing.

"Yes Devlin, hang on there the ambulance will be here in a minute"
Ucap pemuda itu.
Kerumunan pejalan kaki yang sedang mengerumuni mereka pun mulai menepi dan berkurang sesaat setelah ambulance itu datang.
Dua orang petugas keluar dari ambulance dan segera memberikan pertolongan pertama, saat itu juga gadis itu berdiri beranjak pergi dari tempat itu, merasa dirinya sudah tidak dibutuhkan lagi karena petugas medis sudah datang.

"Don't go,"
Satu sentuhan kecil dan dua kata itu menghentikan upayanya untuk beranjak dari tempat itu. Gadis itu kembali duduk disamping anak itu.

"You've got all the help in here, you don't need me." Ucap gadis itu

"No, just stay,"
Ucap pemuda itu lantas membuat gadis itu memandang pemuda itu dengan tatapan penuh tanya.
'what am I?'

"O, okay."

Petugas medis itu kemudian mengangkat anak itu masuk ke dalam ambulance diikuti oleh pemuda dan gadis itu.
Perjalanan menuju rumah sakit penuh dengan ketegangan, mereka tenggelam dalam pikiran mereka masing-masing. Mereka tidak sadar akan senyum kecil yang terulas dibibir anak kecil itu, 'hah, finally I got my mummy back' itu lah pikiran terakhir anak itu sebelum ia tak sadarkan diri.

Hohoho comments please 😊

Sincerely
Aθηvá

Accidental Mother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang