9.

75 1 0
                                    

Surga dunia bagi seorang murid sebenarnya sederhana: jam kosong, bel istirahat, dan bel pulang.

"Sal gue anter pulang yuk?" suara yang tidak cempreng namun juga tidak berat itu mengganggu lamunan Salsa. Ya, itu adalah suara Ari.

"enggak."

"enggak apa? Enggak mau? Atau enggak nolak? Hehehe" gurau Ari. Biasanya kalau seperti ini, Salsa dengan mudahnya masuk dalam gurauannya. Ari memang jago bikin orang tertawa. Tapi, untuk kali ini, masuk dalam dunia Ari, sepertinya Salsa mulai enggan.

"gue mau pulang sendiri aja." Salsa segera beranjak pergi tanpa memperdulikan Ari dibelakangnya.

"Halo cantik!! Pulang kuy!" suara cempreng nan super sopran itupun datang dengan tiba-tiba. Salsa mendesah panjang, malas. "Ayooooo, tapi pipis dulu ya. Hehe" Aira selalu begitu.

"maaf. Gue mau ke perpus dulu. Kalian kalau mau pulang gapapa, pulang dulu aja."

"dapet hidayah darimana lo ke perpus?" kali ini suara Ken.

"yah, lo dari tadi pagi kenapa sih Sal? Galau mulu idup lo." Jeda. "nggak menghargai hidup lo."

Salsa tersentak dengan kata-kata Aira. Tapi dia mencoba agar terlihat baik-baik saja dan segera berjalan menjauhi teman-temannya. Rasa sakit mulai melubangi dadanya. Lubang yang sejak dulu ada, kini mulai membesar. Terlalu banyak rasa sakit, sampai tidak tahu darimana asalnya sakit itu.

Memang benar kata orang. Berbagilah rasa sakitmu, agar kamu tidak memikulnya sendiri. Tapi Salsa tidak mengerti, dia lebih suka sendiri. Menikmati sakitnya sendirian, tidak mau berbagi walau secuil. Salsa selalu lebih nyaman bercerita dengan Tuhan, dengan tangis dan isakan miris. Dia yakin bahwa yang ia ceritakan kepada Tuhan, akan sampai dan akan tetap pada tempatnya.

...

"ngapain lo nangis disini?" De javu.

"hah?" Salsa segera mengusap air matanya kasar. "oh. Elo." Hanya itu reaksi Salsa.

"gue salah apasih kok lo cuek banget ke gue?" jeda. "tadi gue ajak pulang gamau. Gue kirain pulang sama Aira Ken. Muka lo kusut banget tadi, jadi gue ikutin lo kesini."

"udah ngomongnya? Gue capek, gue lagi pengin sendiri."

"gue ini siapa lo sih Sal? Susah banget ya sekarang cerita ke gue? Padahal kemaren malem baru curhat-curhatan."

Gue juga gatau kita itu apa Ri.

"jangan diem aja." Ari menambahi.

"Truth or Dare?"

"hah?"

"Truth or Dare?"

"Truth."

"sebenernya lo anggep gue apa Ri?" Salsa dengan yakin mengucapkan kata itu.

"maksud lo?"

"jawab aja."

"ya... kita temen kan? Dari masa SMP ya kita temenan. Kenapa emang?"

"oh gapapa. Gue truth."

"lo kenapa? Gue salah apa? Kenapa lo cuek ke gue?"

"satu pertanyaan."

Ari terlihat berfikir hingga akhirnya menanyakan hal yang tak diduga oleh Salsa. "jadi, sebenernya lo anggep gue apa?"

"kenapa pertanyaannya sama?"

"jawab aja."

"gue gak bisa jawab."

"kenapa?"

"karena gak seharusnya lo nanyain itu disaat lo tau jawabannya, Ri."

Salsa segera berdiri dan meninggalkan Ari termenung di tempat. Tapi langkah Salsa berhenti ketika Ari menahan tangannya. "gue anter pulang. Dan karena lo gakbisa jawab pertanyaan gue, lo gak bisa nolak"

...

Beberapa jam yang lalu...

"lo apain Salsa sih Ri?" langkah Ari dihentikan mendadak oleh pertanyaan Aira.

"hah? Salsa kenapa?" Ari terlihat bingung dengan pertanyaan Aira.

"lo gatau? Gapeka? Tau pura-pura?" Ken terlihat kesal.

"langsung aja, kalian mau ngomongin apa."

"Salsa bisa lupain Zidan gara-gara elo." Jeda, Aira terlihat berfikir sejenak. "dan lo sudah hancurin harapan Salsa ke elo."

"gue ga ngelakuin apa-apa ke Salsa. Sumpah deh!" tangan Ari membentuk angka dua. "dan gue juga tau kalau Salsa berharap ke gue."

"jadi lo tau tapi pura-pura nggaktau?"

"gue tau, gue selalu kasih perhatian ke Salsa. Asal lo tau aja Ra, gue juga sayang ke Salsa."

Aira dan Ken Shania tampak kaget. Mereka tidak menyangka bahwa Ari juga mencintai temannya. Jauh dari cerita Salsa bahwa Ari masih menyimpan perasaan untuk mantannya.

"buaya darat lo Ri. Lo bilang masih sayang mantan lo tuh"

"kalian gak tau apa-apa."

"kenapa lo lakuin itu ke Salsa, hah?!"

"bukan urusan kalian ya. Pulang aja, gue mau ke perpus dulu. Bye." Ari melambaikan tangannya ke Aira dan Ken. Dan segera pergi ke lantai dua.

Flashback off.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 25, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PretendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang