Chapter 0.2

283 24 10
                                    


Taehyung berjalan lesu melewati gedung-gedung pencakar langit yang terlihat ramai namun tenang. Gerak langkahnya semakin melamban tatkala kejadian beberapa jam lalu menghantui pikirannya.

Bukankah ia orang cerdas yang sangat lugu? Bagaimana bisa ia menerima perkerjaan keji seperti itu?

Memori otaknya kembali berputar pada pertemuan pertamanya dengan Tuan Lee---seorang pengusaha kaya yang terkenal karena brand fashion yang sangat bagus dan mahal. Pertemuan pertama yang sangat mengerikan baginya.

Kakinya terhuyung berbelok melewati sebuah gang sempit. Gerakan langkah kakinya kini berubah menjadi sedikit berlari, karena rintikan air hujan telah mengiring langkahnya.

"Ya ampun," desisnya pelan.

Onyx-nya menerawang setiap jalan seperti ingin menelanjangi setiap penjuru yang berlalu lalang.

Hap!

Pandangan matanya tertuju pada sebuah rumah gubuk yang tak jauh dari tempatnya berada, segera, ia pijakan kakinya pada rumah gubuk itu untuk melindungi dirinya dari gerumuh serta hujan yang cukup deras. Setelah berada di gubuk itu, Taehyung menepuk pelan kemeja putihnya yang sedikit terkena air hujan, kepalanya menoleh ke samping dan mendapati seorang yeoja yang ingin menghampiri dirinya---bukan, mungkin ingin berteduh di gubuk yang sama seperti Taehyung.

"Kim Taehyung, kita bertemu lagi," ucap yeoja itu menatap lurus sambil menurunkan sling bag yang terangkat di atas kepalanya.

"A-ah, ne."

Setelah melakukan dialog yang singkat, bahkat teramat singkat. Suasana gubuk yang menjadi tempat berteduh untuk dua manusia berbeda jenis ini--kembali mencekang. Tak ada pembicaraan, hanya desisan halus dari gadis di sebelah Taehyung.

"Kau pintar, namun lebih menjauhkan diri dari teman-teman. Mengapa?" tanya gadis itu--memecah keheningan yang sempat melanda.

"Oh, maaf?"

"Mengapa, mengapa kau tidak berusaha mendekat dengan orang-orang di sekelilingmu, baik di sekolah maupun di luar lingkungan rumahmu?" Gadis itu--Saera--sedikit mengukir senyum pada ujung bibir ranumnya. Melukiskan wajah yang membuatnya semakin terlihat manis nan anggun.

"Ah, aku tidak bisa bersosialisasi dengan baik dengan orang-orang yang menurutku sedikit lebih formal."

"Lalu, bagaimana kau bisa bersosialisasi denganku? Kau menganggapku seseorang yang sudah familiar?" tanya Saera lagi.

Taehyung sedikit menahan napasnya, dilanjutkan dengan saliva yang ditelannya bulat-bulat. "Ne." Karena wajahmu yang sangat mirip seperti ayahku.

"Oh, yasudah aku duluan. Hujannya sudah sedikit lebih reda," ujarnya seraya tersenyum.

Setelah melihat Saera yang sudah sedikit menjauhi gubuk, Taehyung menghembuskan helaan napas yang sangat panjang. Bersyukur kalau ia tidak menanyakan bahwa; mengapa ia (Taehyung) menganggap dirinya (Saera) seperti seseorang yang sangat familiar olehnya.

Taehyung bergumam tak jelas, lalu mengambil kantung plastik putih yang berisi belanjaannya sendiri. Baru saja Taehyung ingin melangkahkan kakinya, sesuatu kembali membuat Taehyung harus mengurungkan niatnya. Suara deringan yang disertai getaran halus dari ponsel Taehyung semakin lama semakin mengencang, tak butuh waktu lama ia segera menaruh benda persegi itu pada telinganya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 12, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

마스크 (Mask) // BTS FFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang