Pt 3 - New beginning

296 36 8
                                    

Jungkook terlihat mondar mandir didepan pintu bercat putih itu. Dia hendak mengunjungi ibunya setelah selesai dengan kerja paruh waktunya. Tapi sayangnya, saat ia sudah hampir sampai di depan pintu, ia melihat kakaknya- namja tersebut lebih dulu masuk kedalam ruangan tempat eomma Jungkook dirawat.

'Sial. Bagaimana dia tau eomma dirawat disini?' Jungkook merutuki dirinya sendiri.

Setelah mengumpulkan keberanian- kesabaran untuk bertemu dengan namja sialan itu, Jungkook berdiri tegap dan memegang knop pintu yang sejak tadi ragu untuk diputarnya.

Ceklek

Suasana langsung sunyi begitu ibu dan kakaknya melihat Jungkook masuk. Dia berjalan perlahan dan berhenti tepat dibelakang kakaknya.

"J-jungkook."

"Eum.. Aku hanya ingin membawakan roti ini untuk eomma. Kalau aku menganggu kalian, aku akan keluar.."

"Tunggu!" Jungkook yang sudah membalikkan badannya itu tertahan oleh lengan kakaknya. "Aku ingin bicara dengan eomma dan adikku."

Jungkook dan ibunya saling bertukar pandang. Tapi apa yang dilakukan oleh pria itu selanjutnya membuat kedua orang yang ada diruangan terkejut.

"Mianhae. Aku telah gagal menjadi seorang anak dan juga kakak untukmu, Jungkook-ah." Katanya sambil membungkukkan tubuhnya.

Melihat apa yang dilakukan oleh kakaknya, Jungkook jadi merasa bersalah. Dia seharusnya memikirkan perasaan kakaknya juga.

"Aku juga ingin minta maaf." Setelah hening beberapa saat, kakaknya tersenyum dan menepuk pundak Jungkook. Ibu mereka yang berbaring diatas tempat tidur menjadi terharu melihat kedua anaknya yang sudah tumbuh dewasa.

-*-*-

Yeoja itu tersenyum dan memberikan secangkir teh kepada namja yang juga terlihat bahagia hingga menghabiskan teh yang baru saja dibuatkan Tiffany dengan cepat.

"Jadi masalah sudah selesai kan?" Tanya Tiffany yang hampir tertawa karena melihat wajah Jungkook yang berubah menjadi sangat merah karena meminum habis teh yang baru diseduh itu. "Hei pelan-pelan minumnya."

Jungkook menggeleng pelan. "Aku masih belum bisa bicara dengan appa."

"Hmm.. Begitu ya." Tiffany kini duduk disebelah Jungkook sambil menawarkan sekantung snack tapi ditolak.

"Aku baru saja ditelpon oleh ayahku." Kata Tiffany sambil memasukkan snack tersebut kedalam mulutnya.

"Bagaimana katanya?" Tanya Jungkook penasaran.

"Dia menanyakan kabarku dan memberitau kalau ia sudah mengirim uang lagi. Setelah itu dia bilang kalau akan ada meeting, jadi kita tidak bisa mengobrol lebih lama." Yeoja itu menghembuskan nafasnya berat. "Selalu seperti itu."

"Kalau kau kesepian, kamu bisa menelponku kapan saja. Kecuali saat aku sedang bekerja." Jungkook memamerkan deretan giginya yang membuat yeoja disebelahnya jadi tersipu malu.

"Iya aku tau." Jungkook yang melihat ekspresi Tiffany jadi ikutan salah tingkah. Mereka berdua tertawa canggung.

"Sudah ya. Aku harus balik kerja." Namja itu sekilas tersenyum kearah yeoja disebelahnya yang langsung dibalas dengan eyes smile yang membuat Jungkook makin salah tingkah.

Dia segera keluar dari ruangan itu sebelum wajahnya berubah menjadi merah padam. Sedangkan Tiffany yang sejak tadi menahan tawa akhirnya bisa tertawa terbahak-bahak.

-*-*-

Yeoja tersebut memutuskan untuk keluar dari ruangannya dan mencari udara segar. Ia akhirnya memilih untuk mengunjungi taman yang berada ditengah rumah sakit tersebut. Ada seorang wanita tua yang sedang duduk sambil memperhatikan bunga mawar yang ada disana.

Just One DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang