Three : Crying

24 0 0
                                    


PERINGATAN :

CERITA INI MENGANDUNG UNSUR DEWASA DARI PERBUATAN DAN PERKATAAN. HARAP PEMBACA DAPAT BIJAK MENYIKAPINYA. TENCU :)

***

Hal yang paling menyakitkan dalam sebuah hubungan adalah adanya kata Berakhir dibalik itu semua. dan aku membenci saat saat dimana aku tau bahwa kamu akan berkata "selesai". -Hanna

~*~

"Kenapa lo? Cerita sama gue diapain lo sama dia" telisik Fa tanpa sadar Fa menjatuhkan airmata dan dengan cepat menghapusnya. Fa nangis? Ya Tuhan ini keajaiban 

Hanna masih belum bisa cerita dan hanya menangis yg bisa dia lakukan.

~*~

"Nna stop nangisnya gue mohon" Ucap Fanya yang tak kuasa melihat sahabatnya nangis seperti ini

"Sakit Fa sakit!!!" Ucap Hanna di sela tangisannya

Tak berkata apapun Fanya tau saat ini Hanna hanya butuh waktu untuk cerita dan Fanya tidak mendesak Hanna untuk menceritakan apa yang terjadi.

"Tuhan ga adil! Gue benci Fa!" Maki Hanna tetap dalam tangisnya

"Husst. Lo gaboleh bilang gitu, Tuhan itu adil. Tinggal gimana cara kita make keadilan itu aja" Ucap Fanya

Hannapun tak kunjung berhenti dan masih tetap dalam posisi memeluk Fanya.

Fanya merasa iba melihat sahabat yang paling disayanginya itu.

"Hann, lo punya gue. Gausah ngerasa lo ga diadilin. Udah relax dulu usap airmata lo. Gua benci liat lo lemah kaya gini!" Tegas Fanya sambil menghapus airmata yang terjun di pipi Hanna.

"Gua putus Fa!" Hanna membuat pernyataan kepada Fanya

"Ha? Serius ? Ko bisa ? Kenapa? Cerita sama gue!" Tanya Fanya beribu-ribu pertanyaan

"Ray.. Dia hiks.. Dia.. Dijodohin Fa" Hanna mencoba cerita dengan terbata-bata

"Dijodohin gimana sih maksudnya ? Lo cerita nya jangan sambil nangis lah bego" Fanya masih terus bertanya 

"Ray pindah ke Amrik. Disana dia dijodohin Fa sama mama papanya dan besok dia pindah" Hanna menjelaskan hanya dalam satu nafas

Fanya pun mengangguk-angguk seolah faham.

"Yaudah lo sabar. Lo harus tetap jalanin hidup gausah lemah. Berbi aja kuat tetep terseyum walaupun cowonya suka ilang-ilangan kan berbi gua harus strong" Ucap Fanya 

"Gua sayang dia Fa!" Tegas Hanna namun dengan nada yang melemah

"Putus cinta soal biasa..
Sedihnya jangan lama-lama..
Nanti kau bisa mati rasa..
Tegarkan hatimu dan melangkahlah..

Suatu saat nanti kan kau dapatkan
Pujaan hati yang kan kau dambakan
Ini semua t'lah Tuhan rencanakan
Jadi jangan bersedih lagi" Fa menyanyikan sepenggal lagu untuk menguatkan hati seorang Hanna

(Song by Tifanny Kenanga - Jangan bersedih lagi)

"Thanks Fa, gue ke kamar dulu ya" Pamit Hanna.

"Mau tidur bareng gue?" Tawar Fanya

Hanna hanya menggeleng lemah dan memaksakan bibirnya untuk tersenyum.

"Oh oke" Fanya mengacungkan jari jempolnya ke Hanna.

Hanna melangkah perlahan ke arah kamarnya.

-Via telfon-
"Halo" Ucap Fanya

"...." Ucap seseorang di seberang sana

"Gimana nih Hanna frustasi" Fa membalas

"...."

"Ga tega gua sumpah. Apa kita batalin aja ya?" Fa mencoba memberi tawaran

"......"

"Tapi.."

Tut..tut..tut

-Via telfon end-

Belum sempat menjawab telfon sudah mati terlebih dahulu

~*~
Keesokan Harinya matahari sudah tak menyapa gadis ini kembali dengan sinarnya yang hangat.

Oh Tuhan lihatlah manusia ini. Tak beda jauh dengan panda. Oh Hanna kau ini gila atau apa si?!

Tok.. Tok.. Tok..

"Hann.. Gue keluar dulu ya sebentar. Lo gapapa sendiri?" Tanya Fanya dari luar kamar Hanna.

Ceklek..

Pintu terbuka Hanna melihat Fanya.

"I'll gonna be allright" Ucap Hanna melemah

"Seriously?" Tanya Fanya meyakinkan

"Ya.." Ucap Hanna singkat lalu menutup pintunya kembali

Fanya menghembuskan nafas beratnya.

Dia mengetikkan sesuatu

"Fa sama Hanna izin! Awas sampe di alfain"

Send!

Ting!

"Iya baik saya izinkan kalian"

Fanya mengembangkan senyumnya. Hah guru jaman sekarang.

Yap. Itu wali kelasnya Hanna, Fanya, dan Ray (Dulu).

-Line-
... : "Tempat biasa jam 9"

Faaa : "Ok"

Jam menunjukan pukul 8.30 Fa pun langsung segera pergi ke tempat yang di tuju.

Kemanakah Fanya ??
Simak terus kelanjutannya

BREAKERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang