Six : Perubahan

10 0 0
                                    

PERINGATAN :

CERITA INI MENGANDUNG UNSUR DEWASA DARI PERBUATAN DAN PERKATAAN. HARAP PEMBACA DAPAT BIJAK MENYIKAPINYA. TENCU :)

***

Aku tahu bahwa semua ini nggak selalu tentang cinta, aku lupa bahwa aku memiliki seseorang yang menyebalkan lainnya, yang pastinya khawatir dengan diriku huh, tapi benar adanya bahwa hatiku tak pandai berbohong bahwa sebenarnya diriku sedang terluka karena cinta -Hanna

-***-

Tiba-tiba..

"Unknown number is calling.."

-via telfon-

"Hah? Apa? Serius? Baik aku kesana sekarang"

-via telfon end -

"Daddy maaf aku harus pergi, sahabatku sedang membutuhkan ku. Love you daddy" Ucap Fanya meninggal kan makam sang ayah

~*~

Fanya's Pov

Drrttt drrrtt...

"Unknown number is calling.."

Nomor siapa ini ??

-via telfon-

"Hah? Apa? Serius? Baik aku kesana sekarang"

-via telfon end -

"Daddy maaf aku harus pergi, sahabatku sedang membutuhkan ku. Love you daddy" Ucapku meninggal kan makam Daddy

Setelah mendapat telepon dari rumahnya Hanna itu gue pun segera menuju taxi yang tadi mengantar gue ke makam Daddy.

Dengan pikiran yang kacau gue gak bisa mikir apapun untuk saat ini.

"Pak tolong agak di percepat ya" Gue suruh supir taxi itu mengemudi secepat mungkin

"Baik neng" Jawab supir taxi itu

"Kenapa lo sebodoh ini na? Gua benci lo begini!!" Gue menangis. Yaa. Menangis, sahabat mana yang ngga sedih liat sahabatnya lagi terpuruk. Fuck you Hanna!

Fanya's pov end

~*~

Taxi pun berhenti dan tanpa babibu lagi Fanya langsung keluar dan berlari menuju tempat yang pasti dia udah tau dimana.

"Hanna!! Stop it! Please!!" Ucap Fanya menghentikan Hanna lalu memeluknya

"Hanna please!! Jangan kayak gini! Gua mohon! Gua sakit liat lo begini" Tangis Fanya masih memeluk Hanna yang sangat terluka

"Fa.. Sakit Fa.. Sa..kitt.. Hikss hikss sniff" Kata-kata itu lolos begitu saja dari mulut Hanna

"Hanna! Maaf!" Ucap Fanya

~*~

Fanya's pov

Sesampainya gue dirumah besar itu gue langsung berlari menuju ruangan yang bergaya pink itu.

Damn! Kamar Hanna kini bukan lagi cantik seperti biasanya ketika gue masuk kamarnya luar biasa berantakan dan mata gue tertarik pada satu objek gue langsung berlari memeluknya

"Hanna!! Stop it! Please!!" Gue mencoba menghentikan Hanna lalu memeluknya

"Hanna please!! Jangan kayak gini! Gua mohon! Gua sakit liat lo begini" Gue menangis melihat sahabat gue begitu terluka

"Fa.. Sakit Fa.. Sa..kitt.. Hikss hikss sniff" Kata-kata itu lolos begitu saja dari mulut Hanna

Hanna pun larut dalam kesedihannya. Gue mencoba membaringkan di ranjangnya.

"She is sleep, She's so hurt" Gumam gue membelai rambut Hanna

"Hanna! Maaf!" Hanya itu yang bisa gue katakan lalu menutup pintu kamar Hanna.

Gue menuju kamar yang gue tempati selama 7 bulan belakangan ini di rumah Hanna.

"GUE BODOH!! KENAPA? KENAPA HARUS HANNA? KENAPA TUHAN? SHE'S MY BESTFRIEND" Teriak gue terlapis bantal dengan airmata yang tak terbendung lagi.

"Tuhan.. Fanya sayang Hanna. Tapi Fanya gabisa bohong tentang hati Fanya"

-flashback on-

"Kenapa ketika aku baru merasakan apa itu cinta, tapi aku malah tersakiti oleh cinta itu sendiri?"

"Hey.. Lo nangis, kenapa?" Tanya seorang pria asing kepada ku

"Mengapa semua laki-laki harus melakukan kejahatan cinta dengan berselingkuh?"

"Sadar tidak semua laki-laki seperti itu! Gue nggak pernah selingkuh" Pria itu berusaha menyanggah pendapatku

"Kenapa?"

"Ya karena memang gue ga punya pasangan hehe" Itu sebuah lelucon, huh?

"Ga lucu!"

"Hey kenapa marah, memang itu faktanya kok. Dan lagipula gue cuma mau kasih tau sama cewek kayak lo ga semua laki-laki selingkuh seperti yang lo bilang" Dia mencoba memberi penjelasan

"Gue alaska" Katanya sambil menjulurkan tangannya kepadaku

"Fanya"

Kami bercerita tanpa mengenal waktu saat itu.

Hingga akhirnya kitapun menjadi dekat dan dekat dan tiba tiba..

"Fa, setelah 6 bulan kita kenal. Would you be mine ?" Pria yang kutemui di taman 6 bulan lalu kini membuat ku merasa bak putri

"Ha? Aska? Ini serius?" Aku tak yakin dengan semua ini

Pria itu memberikan senyumnya yang manis padaku..

Aaa aku bahagia!!

"Sure"

Dan saat itu aku resmi pacaran sama Alaska.

Aku mencintaimu, Alaska.

-flashback off-

"Aku merindukanmu, Alaska.
Sangat merindukanmu,

Mengapa harus seperti ini ?
Kamu membuatku harus memilih..

Maafkan aku.." gumam Gue sambil memeluk sebuah foto

Fanya's pov end

~*~

Mentari pagi pun kini mulai kembali menampakkan sinarnya.
Gadis cantik yang tengah meringkuk dibalik selimutnya mulai terusik dengan keberadaan mentari itu

"Fanya bangun!!!!!!" Ucap seorang gadis seusia Fanya

"Nghhhgg berisik ah!" Fanya merasa terganggu akan kehadiran gadis itu

"Ayo bangun ih!! Lo harus temenin gue seharian ini !! Ayo!!!!!" Gadis itu tak menyerah

Fanya yang mengenali suara itu pun langsung seketika bangun

"Hanna?!" Tanya Fanya (?) tak percaya

"Yup! Ini gue!! Ayo bangun kita happy-happy hari ini" Ucap Hanna bersemangat

"Aaaa Hanna!" Fanya langsung memeluk Hanna

"uhuk uhuk.. Ad..duh.. Sakit bego! Lepasin dong!" Hanna mengaduh perbuatan Fa

"Hehe peace" kata Fa sambil mengacungkan dua jari pada Hanna

"Yaudah sana mandi trs kita hangout berdua oke?! Gue tunggu di luar bhay!!" Ucap Hanna sambil melangkah keluar

"Nna, entah apa yang membuat lu bangkit, intinya gue bersyukur sama Tuhan sudah kembali membuat sunrise gua bersinar" Gumam Fa tersenyum

-*-

Part ini gak banget ya:(((
Aduh ngga ngerti lagi hehe
Tunggu next part yhaa:)))

BREAKERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang