7

201 15 1
                                    

Author Pov

Sesampainya disekolah Ardi dan Zila tidak pernah berhenti ketawa-tawa ntah apa yang mereka bicarakan tapi itu membuat mereka makin terbahak-bahak sampai jam pulang pun bahkan saat dilorong sekolahan anak satu sekolah heran dengan tingkah mereka,mungkin sudah gila pikir anak-anak itu.

"Gila lo Di kocak abis,masa tukang bubur lu embat juga,hahahaha" kata Zila sambil memegang perutnya yang sudah tidak bisa ditahan untuk ketawa sampai-sampai air matanya turun sangking lucunya cerita Ardi.

"Ya mau gimana lg Zil,orang emng udh kyk gitu geh,hahahaha" ujar Ardi mengingat kejadian masa lalunya yang begitu indah dan lucu menurutnya lalu ia ceritakan pada Zila.

"Udh ah,sakit perut gue.Please gk usah dilanjutin ntar kebelet pipis juga nih gue" kata Zila yang sudah memegang perutnya yang sakit akibat ketawa tadi.

"Ya,ya udh yuk klo gitu kita jalan-jalan dulu mau gk" tawar Ardi dan yang ditanya hanya menggangukan kepalanya yang berarti "mau".

"Ok,come on Zil pertama kita ke taman dulu ya baru ntar kita cari-cari lg tempatnya,soalnya gue pengen liat taman dulu"ajak Ardi dan segera mengambil motornya yang terparkir dihalaman sekolah sedangkan Zila menunggu didepan gerbang sekolahan.

---©---

Taman yang berada dipusat kota kini menjadi sasaran bagi anak remaja yang berpacaran atau hanya sekedar berjalan-jalan saja.

Ardi dan Zila sudah tiba ditaman itu,mereka mencari tempat duduk agar tidak capek saat berdiri.

Dibawah pohon beringin ditengah taman itu menjadi tujuan tempat 2 remaja itu untuk duduk.

Bangku berwarna putih tapi sudah usang tidak membebankan mereka untuk duduk disitu,selain itu tempatnya juga lumayan penuh dan hanya tinggal tempat mereka tadi.

"Duduk sini aja Zil,tempatnya udh pada penuh itu",Ardi sambil menepuk-nepuk tempat kosong disampingnya yang dikhususkan untuk Zila.

"Eh!! I..iya Di" ntah kenapa Zila merasa dirinya menjadi gugup saat didekat Ardi dan jantungnya juga serasa mau maraton.

"Duh!! Knp nih gue kok gugup? Trus jantung gue,cepet banget? Apa gue punya penyakit jantung? Tapi gk mungkin kan keluarga gue gk ada riwayat penyakit jantung" pikir Zila.

Ardi yang hanya diam,langsung heran melihat Zila yang gugup saat dirinya mengajak untuk duduk disampingnya.

"Zil,knp lo? Kok aneh gitu ada yang salah sama omongan gue tadi? Ata--" ucapan Ardu terpotong oleh Zila.

"Ehh!! Gk kok,lo gk salah cuma gue..emmm...udh deh gk usah dipikirin Di,gk penting juga deh" Zila lalu duduk disamping Ardi dengan keadaan jantung yang melaju cepat.

Saat Zila duduk disamping Ardi.

Degg..

Tiba-tiba detak jantung Ardi menjadi cepat.

"Loh,jantung gue knp nih? Kok pas Zila duduk jantung gue serasa maraton?" batin Ardi.

Ardi langsung menghiraukan jantung miliknya dan kini ia terfokus ke Zila yang menatap seorang kakek dan nenek yang berada tidak jauh dari mereka.

"Zil,lo kenapa ngeliatin kakek dan nenek itu?"tanya Ardi.

Zila yang masih terfokus langsung menatap Ardi.

"Gpp sih,cuma gue bayangin kalo gue pengen kyk mereka yang selalu bersama malah sampe tua gitu",Zila kembali melihat kedua orang tua itu yang masih bermesra-mesra layaknya seorang ABG.

Ardi hanya tersenyum saat Zila berbicara seperti itu,seolah-olah itu impiannya saat bersama pasangannya kelak.

"Coba pasangan itu gue Zil,gue pasti akan selalu setia sama lo tapi kyknya gk mungkin,lo gk punya perasaan ke gue,cuma takdir yang bisa nentuin jodoh seseorang.Gue cuma berdoa semoga lo bisa bersama dengan suami lo sampe ajal menjemput salah satu diantara kalian" batin Ardi.

"Gue pengen jodoh gue lo Ardi,meskipun kita baru kenal tapi lo itu orang baik Di.Gue tau lo termasuk orang setia,cuma gue pikir itu cuma hayalan gue doang.Lo gk mungkin nyimpen perasaan lo ke gue,gue tau itu Di.Gue cuma nunggu takdir yang ditunjukkan ke gue.",pikir Zila.

Hening diantar 2 orang itu,tidak ada yang mau bersuara dari salah antara mereka.Suasana canggung menyelimuti mereka.

Ardi merasa canggung saat berhadapan dengan Zila,begitu juga sebaliknya.

Tidak ingin diselimuti kecanggungan Ardi langsung mengajak ngobrol Zila.

"Zil,lo udh pernah...pacaran belum?",tanya Ardi dengan sedikit hati-hati.

"Hah!! Pacaran?? Ya gk lah bahkan gue masih single sampe sekarang Di.Ngaco lo",jawabnya santai.

"Demi apa lo? Lo blm pernah pacaran sama sekali,gk mungkin becanda kali lo,cewe cantik kyk lo blm pernah pacaran.Gk yakin gue",Ardi merasa senang akan jawaban Zila tapi ia segera tutupi  agar tidak terlihat dirinya senang didepan Zila.

"Ais!! Serius gue,gue emng gk pernah pacaran sama sekali.Kenapa lo tanya kyk gitu ke gue??".

"Mampus jawab apa gue ke Zila!!",batin Ardi dan berusaha mancari alasan yang tepat.

"Eng..enggak kok,pengen tanya aja,lo udh punya pacar apa blm takutnya pacar lo cemburu sama gue karena ngajak lo jalan",Ardi menjawab dengan lancar,tapi keringat dinginnya tetap ada.

"Oo,ya gk lah lebay amat kali cuma jalan sama temen aja segitunya.Kalo lo sendiri udh ada pacar",tanya Zila.

"Gue? Belum ada,tapi udh pernah pacaran yak",jawab Ardi.

Ntah dari mana perasaan senang itu muncul,Zila berusaha menahan senyum dengan mati-matian agar tidak terlihat oleh Ardi.

"Zil,beli ice cream yuk disitu",Ardi menunjukakan tukang penjual ice cream yang tidak jauh dari tempatnya sekarang.

"Ayo deh,gue juga lg pengen beli ice cream udh lama gue gk makan itu",Zila langsung menarik Ardi ke tempat tukang ice cream yang ditunjukan Ardi.
Ardi yang diseret Zila hanya bisa pasrah tapi ia senang karena Zila tampak antusias saat ditawarkan ice cream.

Magic GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang