Part 4

1.2K 33 0
                                    

Hari ini kantor tampak berbeda, semua orang menyiapkan diri dan merpihkan meja kantor masing-masing. para OB juga sedang membersihkan lantai, jendela ddan seluruh ruangan ini.

aku berjalan perlahaan karena selangkangan ku yang masih terasa perih. ahh rasanya hari ini aku tidak mau ke kantor.

"Yuraa!"  aku tahu benar suaraa wanita yang memanggilku.

"wilma, ada apa? knp kamu meneriaki namaku?"

"im so excited"

"excited kenapa?"

"hari ini boss besar kita bakal dateng, dan kamu tau apa? aku denger-denger dia itu masih muda! dan masih single!"

boss besar? maksud wilma apa ya? apa pak herman bakal ngecek kantor tapi keadaan pak herman belum terlalu baik untuk kerja. atau jangan-jangan ben yang dateng?

"wil kamu gila ya? kamu kan udah punya suami!"

"ihh raa bukan masalah suami atau nggak punya suaminya, yang aku senengin dia pasti ganteng! aku yakin"

"ahh kamu nih masih aja, udah yuk ke ruangan kita"

"yukk... bentar deh kok cara jalan kamu aneh? kamu sakit?"

"nggak kok?"

"kamu lagi gak enak badan ya?"

"sedikit sih"

"ya ampun raa, aku baru ngeh, kamu udah ngelakuin itu bareng suami kamu?"

aku mengangguk.

"hahahah pantesan, yuk kita ke toilet dulu"

aku mengikuti wilma dari belakang, wilma adalah temean kerja ku yang baik dan perhatian walau dia sangat bawel tapi dia baik. kadang lucu melihat kebawelan dan kehebohannya. aku dan wilma memasuki toilet. aku melihat wilma mengobrak-abrik isi tasnya.

"nah ini!" ucal hilma sambil menunjukan botol kecil

"apa itu wil?"

"ini minyak buat selangkangan kamu, pake ini biar sakitnya berkurang"

"ya ampun wil, makasih ya aku jadi malu"

"ih kok masih malu sih, udah sana cepet make

***

semua karyawan berbaris rapih dipinggir pintu masuk, semua sudah siap menyambut diruktur utama perusahaan ini. aku berjalan memasuki barisan. semua karyawan tampak gugup. aku melihat bu zia yang setiap kali merapihkan bajunya, melihat bu zia membersihkan bajunya akupun mengikutinya untuk merapihkan bajuku yang sederhana ini.

"eh eh diam, Boss sudah datang" salah satu karyawan mengatakan itu.

Mendengar seseorang berkata seperti itu, membuat mataku tertuju pada pintu masuk. terlalu banyak orang disana, aku tidak melihat ben sama sekali, begitu juga dengan pak herman. tapi tunggu,  yaaa itu ben. laki-laki yang berdiri paling depan itu adalah ben. entah mengapa hati ku berdegup dengan kencang. ingatan akan tadi malam muncul dengan tiba-tiba.

Ben berjalan tegap. dia berjalan lurus menuju ke arahku. aku menundukan kepalaku dengan sesekali menatapnya. entah apa yang aku harapkan. pelan dan perlahan seolah diperlambat saat ben jalan melewatiku tanpa memandang aku sedikitpun. ya... aku mengharapkan dia menoleh ke arahku.

Setelah selesai menyambut ben, semua karyawan balik ke posnya masing-masing. aku dan Wilma menunggu lift. Sejak dari tadi Wilma selalu memuji ketampanan Ben. Seandainya WIlma tahu laki-laki yang sedang dia puji-puji itu adalah suamiku. ah sudah lah

CranniedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang