PROLOG

83 5 0
                                    

Gadis itu. masih sama seperti dulu. gadis kecil yang sangat cantik, dengan tatapan teduhnya yang selalu menatap lurus kedepan.

gadis yang selalu duduk dibangku taman itu,dibawah pohon yang rindang membawanya kedalam kesejukan.

sama seperti dulu aku hanya bisa melihatnya dari kejauhan,aku memang seorang pengecut hingga mendekat pun aku ragu.

padahal jika aku mendekatpun,sama saja jika aku melihatnya dari kejauhan.

ia tidak akan tahu keberadaanku.

hingga suatu saat kuberanikan diri untuk mendekatinya,dan duduk disampingnya hingga membuat jantungku berdegup kencang.

ia tidak bereaksi apapun, hanya diam dan bersenandung kecil dengan earphone yang terkait manis ditelinganya. sesekali ia tersenyum hingga membuatku ikut tersenyum melihat senyumanya.

ia tidak menoleh,ia tidak melihatku. ia hanya terus melihat lurus kedepan karena dia.

Buta.

dan aku sangat mencintainya. aku ingin membahagia kan nya, mengenalkanya pada dunia.

aku ingin ia melihat apa yang aku lihat,yang orang lain lihat.

setidaknya ia bisa melihatku,ya itu yang aku inginkan. dia bisa melihatku,walaupun aku tidak bisa melihatnya lagi nantinya.

setidaknya mataku ini akan ku pergunakan untuk melihatnya dulu lebih lama,menciptakan memori tentangnya yang akan aku ingat selalu.

bagaimana cara ia tersenyum,tertawa,merajuk dan hal lainya yang tak akan aku lupakan dalam ingatanku.

bahkan dengan aku menutup mata pun ia selalu ada dalam benaku,ia selalu terbayang olehku.

maka aku tak akan cemas nantinya, bila mataku sudah tak bisa kugunakan untuk melihat indahnya dunia,bahkan melihat indahnya gadis itu yang melebihi indahnya dunia.

asalkan wanita itu bahagia apapun akan kulakukan,bahkan dengan mengorbankan kedua mataku.

seperti tadi kubilang, aku sudah mempersiapkan untuk dirinya

Bunga Anthea.

'ANTHEA'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang