Sinar mentari yang sudah menerobos masuk melewati kaca jendela kamar lelaki itu, seolah membantu membangunkan lelaki tampan yang masih saja bergelut dengan bantal dan gulingnya, dengan mata yang masih terpejamnya itu.'drrttt drttt drttt'
alarm yang sedari tadi sudah berbunyi pun bahkan tak ia indahkan.
'drtrtt drtttt drtt'
untuk kesekian kalinya alarm ponselnya bergetar,membuat satria lelaki itu menggeram karena tidurnya yang terganggu.
satria dengan malas membuka matanya dan melihat layar ponselnya.
seketika itu satria mengerjap,ia refleks berdiri dan mengumpat.
"Shit!" ia terlambat pikir satria,waktu sudah menunjukan pukul 6:45 .satria buru-buru mempersiapkan dirinya,sebenarnya satria tidak terlambat. tapi mengingat jalanan ibukota yang sangat padat, satria tidak yakin akan sampai dikantor tepat pada waktunya.
Sebenarnya jika satria terlambat pun tidak apa-apa,toh tidak akan ada yg menegurnya karena dia sebagai pimpinanya.
tetapi satria berfikir,justru dia adalah pimpinanya yang harus memberikan contoh pada bawahanya.
dan ini adalah hari pertama satria bekerja dikantor cabang yang berada dijakarta,sebelumnya dia bekerja diperusahaan utama ayahnya yang berada dibandung.
satria telah siap, dengan setelanya yang menggunakan kemeja berwarna biru tua yang sangat pas ditubuhnya dan dipadukan dengan dasi yang sewarna.
belum lagi rambut hitam satria yang begitu rapih tersisir kebelakang, dengan diberikan sedikit pomade yang membuat rambutnya mengkilap.
satria sangat tampan.
setelah satria siap,satria langsung keluar kamar dan turun kebawah dengan sebelah tangan yang tersampir oleh jas nya.
mengingat kamar satria yang berada dilantai dua, dengan terburu-buru satria menuruni anak tangga.
marina sang mama sudah pulang kembali ke bandung bersama sang adik kemarin sore,membuat rumah terlihat sepi karena hanya ada bi salamah dan pak halim.
satria yang tengah terburu-buru berjalan,harus menghentikan langkahnya saat melewati ruang makan. karena bi salamah yang memanggilnya.
"den satria ndak sarapan dulu?" ucap bi salamah dengan aksen medoknya.
satria menjawab diiringi dengan senyumanya.
"aduhh ngga deh bi ini satria buru-buru" ucap satria menunjukan raut kecemasanya.
"oalaah gitu toh,yowes den hati-hati dijalan. utamakan keselamatan bukan kecepatan hehe" ucap bi salamah diakhiri dengan cengiranya.
satria hanya terkekeh dan mengangguk,satria menghampiri bi salamah.
"satria pergi ya bi, assalamualaikum" ucap satria tersenyum hangat, seraya salim pada bi salamah untuk berpamitan.
"wa a'laikum sallam" balas bi salamah tersenyum tak kalah hangat.
bi salamah memang sudah bekerja pada keluarga satria sejak satria masih kecil,bi salamah lah yang selalu menjaga satria kecil jika orang tuanya sedang ada pekerjaan.
dulu kedua orang tua satria memang disibukan dengan pekerjaan,hingga marina mengandung sania, barulah marina berhenti bekerja dan fokus pada mengurus pekerjaan rumah tangganya.
jadi sejak dulu memang satria sangat dekat dengan bi salamah,bi salamah ibaratkan ibu kedua bagi satria. mengingat bi salamah yang tidak dikaruniai anak membuat bi salamah sangat sayang pada satria yg sudah dianggapnya satria seperti anaknya sendiri.

KAMU SEDANG MEMBACA
'ANTHEA'
RomanceGadis itu. masih sama seperti dulu. gadis kecil yang sangat cantik, dengan tatapan teduhnya yang selalu menatap lurus kedepan. gadis yang selalu duduk dibangku taman itu,dibawah pohon yang rindang membawanya kedalam kesejukan. sama seperti dulu aku...