***
-Chapter 2-
***
Pagi-pagi sekali Vallery bangun. Dia membersihkan dirinya dan mengenakan gaun jingga dengan potongan yang sederhana. Rambut cokelat ikal panjangnya dibiarkan tergerai menutupi pinggang.
Belum sempat dia meraih gagang pintu, seseorang mengetuk pintu kamarnya.
"Nona, apakah Anda sudah bangun?" Itu suara perempuan.
Vallery membukakan pintu. Tampak seorang perempuan berambut pirang panjang mengenakan gaun hijau tosca berdiri di hadapannya. Tidak seperti orang-orang yang dilihatnya di sini, wajah gadis itu kelihatan berseri-seri, kedua pipinya merona dan dia terlihat seorang yang periang dan ramah.
"Selamat pagi, Nona. Namaku Frisca Aldebian. Aku diminta oleh Raja untuk membantu Anda mulai hari ini." Gadis itu tersenyum manis.
Vallery melirik kanan dan kiri, pintu kamarnya dijaga oleh dua orang pengawal. Merasa tidak nyaman dengan tatapan tajam para pengawal, dia menyuruh Frisca masuk ke dalam kamar kemudian menutup pintunya.
"Kau tadi bilang diperintahkan oleh raja? Siapa dia? Dan di mana ini?" tanya Vallery. Ucapan gadis itu menyadarkan dirinya tidak tahu apa-apa tentang seluk beluk kastil ini. Vallery bahkan tidak tahu dia berada di mana sekarang. Jadi setidaknya dia akan mulai mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya.
"Tentu saja Yang Mulia Erion Drakenell Velltana. Kau tahu, dia pemuda yang sangat tampan dan mengagumkan. Dia raja dari kerajaan Velltana," ujar Frisca dengan mata berbinar-binar.
Vallery terkejut, tidak menyangka bahwa Erion adalah seorang raja dari kerajaan ini. Dia mengira Erion hanyalah seorang kerabat kerajaan atau bangsawan biasa. Dia terlihat terlalu muda untuk menjadi seorang raja. Belum lagi kerajaan Velltana terkenal dengan lokasinya yang misterius dan tersembunyi. Gaung keberadaannya benar-benar nyaris tidak terdengar di dunia manusia.Vallery hanya sekali mendengar nama kerajaan itu dari ayahnya yang mengatakan bahwa Velltana adalah salah satu daerah kekuasaan mendiang kakeknya dulu.
"Aku juga saat pertama kali berada di kastil ini benar-benar tidak tahu apapun mengenai kerajaan ini." Frisca membuka tirai jendela. Cahaya matahari menembus masuk menerangi ruangandan menghangatkan ruangan yang dingin secara perlahan.
"Dan sepertinya dunia kita berasal sama," tawanya renyah. Frisca menarik tangan Vallery dan merasakan denyut nadinya.
"Benar dugaanku, kau juga manusia. Sekilas kau mirip vampir karena wajahmu kelihatan pucatsekali. Hehe... "
Mata Valery melebar. "Kau juga... manusia?! Lalu mengapa kau bisa berada di sini?" tanya Vallery tidak menyangka ada manusia selain dirinya di sini.
"Aku kabur dari rumah, kemudian Aaron menemukanku tergeletak pingsan di depan kastil. Aaron yang menyelamatkanku. Oh ya, kau pasti tidak tahu siapa dia, Aaron adalah sepupu Yang Mulia Erion. Mereka berdua benar-benar tampan!"
"Apa kau tidak tahu di sini sarang makhluk penghisap darah itu?" bisik Vallery dibalas anggukan Frisca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue Moon
FantasySetelah orang tuanya terbunuh, Vallery ialah keturunan terakhir dari pemburu vampir terkenal. Kini nasib gadis itu bagaikan di dalam bayang-bayang bulan yang mengejarnya. Makhluk kegelapan memburunya untuk mendapatkan kebebasan. Dan menjeratnya di d...