***
-Chapter 3-
***
Jam lima sore, Erion terbangun dari tidurnya. Tubuhnya terasa lebih segar setelah semalam suntuk pulang dari kerajaan Zionis yang mengundangnya untuk mengurus kerja sama antar kerajaan vampir.
Kemudian dia bergerak membersihkan diri dan berganti pakaian. Seperti biasa, pelayan kepercayaannya telah membawa sarapannya. Hari ini segelas darah lembu segar menjadi santapannya. Dengan elegan dia meraih gelas kaca itu, meneguk isinya perlahan.
Erion melirik jendela di sampingnya. Tirainya terbuka menyingkap pemandangan cantik, matahari sore membenamkan dirinya ke dalam kokohnya gunung hijau. Langit jingga lama kelamaan menghitam bersamaan dengan angin berhembus kencang.
Erion merasakan angin itu menerpa wajahnya yang putih pucat. Aroma bunga musim gugur terbawa oleh angin. Lalu... Erion mengernyit. Tiba-tiba seluruh tubuhnya menegang. Perasaan aneh menyesakan dadanya.
Mungkinkah ini waktunya? Tetapi bagaimana mungkin? Batin Erlion.
Cepat-cepat dia melangkah keluar kamar. Dengan kekuatan berlarinya yang luar biasa cepat, dia menuju ruang bawah tanah. Ruang bawah tanah terlarang, hanya sedikit orang yang dapat melihat isi dari ruangan itu sebenarnya. Ruangan itu memiliki tirai magis yang melindunginya. Untuk orang yang tak mampu menembus tirai magis itu, ruangan itu hanyalah seperti labirin menyesatkan. Dan pada akhirnya mereka akan mati.
Sampai di tangga batu, bau anyir darah memenuhi penciumannya. Perasaan Erion semakin tidak enak. Pertanda buruk.
Ketika sampai di ruangan itu, Erion tercengang melihat pemandangan di hadapannya.
Adik tirinya, Freylon dan... Vallery!
Bagaimana bisa mereka ada di sini?!
Erion menerjang Freylon. Dia menendang keras Freylon sampai tubuhnya terpental. Freylon yang tidak siap dengan serangan mendadak itu terlempar jauh membentur dinding. Bunyi benturan keras dan retakan dinding memekakan telinga. Membuat bangunan bergoncang sejenak.
Mengetahui siapa yang mengganggu kesenangannya, Freylon tersenyum sinis. Dia bangkit berdiri tegap dan menatap Erion yang sedang menggendong Vallery.
"Lagi-lagi aku selangkah di depanmu." Freylon menjilat darah yang tersisa di sekitar mulut dan rahangnya. Dia menyeringai penuh kemenangan.
Erion tidak menggubrisnya. Cepat-cepat dia membawa Vallery menuju tengah ruangan. Membaringkan tubuh tak sadar itu di atas peti kayu hitam. Dia merapalkan suatu mantra dan secercah cahaya putih lembut melingkupi mereka. Kemudian Erion mendekatkan wajahnya pada luka di leher Vallery. Dengan hati-hati dia menjilat darah yang merembes keluar. Tetes demi tetes darah Vallery membuat tubuh Erion bergejolak. Dia merasakan aliran hangat menjalar di dalam tubuhnya. Kekuatannya perlahan kembali.
Tetapi belum sempat kekuatannya terbebas. Freylon merobek tabir pelindung yang dibuatnya tadi dan menerjang Erion. Dia memukul Erion. Menendangnya dan mencoba menjauhkan Erion dari Vallery. Erion kewalahan dengan serangan Freylon. Darah Vallery telah membebaskan segel Hellsing dan membuat Freylon berkali-kali lipat lebih kuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue Moon
FantasySetelah orang tuanya terbunuh, Vallery ialah keturunan terakhir dari pemburu vampir terkenal. Kini nasib gadis itu bagaikan di dalam bayang-bayang bulan yang mengejarnya. Makhluk kegelapan memburunya untuk mendapatkan kebebasan. Dan menjeratnya di d...