Bagian 4

12.9K 207 10
                                    

Bagi Zero ini adalah ciuman terdahsyat sepanjang umurnya. Tak pernah ia merasakan sensasi semanis ini dengan perasaan mendamba yang besar saat mencium seorang perempuan. Walaupun mungkin sudah ratusan kali ia berciuman. Tapi rasa ini... bibir ini.. Membuat Zero tak yakin bisa melepasnya..

Ciuman termanisnya..

......

[ BAGIAN 4]

Lelaki ini melepaskan paggutannya dengan nafas yang tersengal. Seakan tidak peduli bahwa sudah sejak tadi wajah Vio membiru kehabisan nafas. Untuk beberapa menit mereka diam, berlomba-lomba menghirup udara sebanyak-banyaknya untuk mengisi kembali paru-parunya yang terasa kosong. Oh, Ya Tuhan rasanya seperti tercekik. keluh Vio dalam hati.

Untuk beberapa menit Vio kehilangan orientasinya. Ia tak mampu berkata atau bahkan melihat dengan jelas. Jantungnya berdegup kencang karena nafasnya yang memburu. Otaknya benar-benar langsung membeku, buntu dan tak dapat berfikir apapun. Bahkan tanpa sadar ia menuruti langkah Zero yang menarik tangannya untuk masuk ke dalam mobil.

Dalam perjalanan Vio masih belum sadar dari pengaruh ciuman lelaki di sampingnya ini. Tubuhnya masih terasa panas dan bibirnya terasa penuh. Sesekali ia menyentuh bibirnya tanpa berkedip, seakan tak percaya. Sementata Zero terlihat sebaliknya. Dia terlihat santai dan sesekali melirik ke arah Vio dengan mengulaskan senyum licik.

Mobil itu berhenti di sebrang sekolah. Zero sengaja menghentikan mobilnya tidak tepat di depan gerbang sekolah, karena takut Onel akan melihatnya.

"Turun.. " Ucap Zero dingin.

Vio diam.

Zero mendecak kesal mengacak-ngacak rambutnya gemas lalu turun dari mobilnya dan menarik Vio keluar.

" Nanti pulang sekolah aku jemput di sini.. "

Karena gerakan Zero yang sedikit kasar. Vio akhirnya tersadar. Ia menatap Zero tajam. Namun lelaki di depannya ini tetap bicara seolah tidak memperdulikan wajah Vio yang berubah bengis.

" Ini kartu nama aku. " Lanjut Zero menyodorkan kartu namanya sampai..

DUUG..!

Zero meringis menahan sakit dan refleks memegang kejantanannya. " Sial ! Junior guuee.." lirihnya pelan.

Vio menendang keras kenjantanan Zero dengan dengkulnya." Makanya jadi cowok jangan sok kecakepan.! " Vio mengendus jijik melihat wajah Zero yang menahan sakit. " Itu belum seberapa !! Jangan di kira LO bisa semena-mena sama gue. Maaf Bung ! anda salah mencari mangsa !! Dasar pedofil mesum ! Kalo gue liat lo lagi !! Gue gak segan-segan ngelakuin hal yang lebih dari ini !! " ancam Vio sebelum belari menyentakkan kakinya meninggalkan Zero yang mendesis kesakitan.

" Dasar Cewe gila ! " umpatnya menatap punggung Vio yang menjauh dan menghilang di balik gerbang.

**

Zero keluar dari kamar mandi dengan wajah yang sudah segar. Ia berjalan sambil mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuk yang bertengger di pundaknya. Sejenak ia berhenti di depan cermin. Lalu menatap pantulan wajahnya dengan memperagakan beberapa pose cool -nya. " Gue ganteng ko. Cakep ! Tapi kenapa tuh cewe ingusan ngomong gue sok kecakepan. Emang nyatanya gue ganteng ko. Kalo Engga, mana mungkin kan ? cewek-cewek di kampus berlomba-lomba ngejar gue.. " Ucapnya sendiri lalu membanting tubuhnya ke atas kasur.

Zero diam menatap langit-langit kamarnya. Sebenarnya ia sendiri juga merasa bingung dengan sikapnya tadi pagi. Kenapa juga dia harus tergoda sama bibir cewe ingusan itu ?. Apa bener dia pedofil ?. Rasa-rasanya tadi itu.. mungkin hanya nafsu. Ya hanya nafsu !. Yakinnya pada diri sendiri.

My Sweetest Kiss !!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang