Speechless - Rachel Platten
¤¤¤¤¤¤¤¤¤
To: Bombom ndatz
"Bom, gue boking lu buat besok. Tenang aja gue kasih coklat mahal kesukaan lu"
Setelah mengirim pesan kepada teman sekelasnya itu Sarah memilih tidur cepat karena besok ada pelajaran penting.
¤¤¤¤
Sarah berjalan santai ke kelasnya. Hari ini dia tidak terlambat, sebenarnya bukan karena dia lagi rajin tapi hari ini itu ada ulangan matematika di jam pertama. Kalau Sarah telat dan ikut susulan, berati dia harus menjawab soal soal geometri yang kelewat susah sendirian tanpa bantuan jawaban dari si bombom. Jangan remehkan bombom karena fisiknya, dia itu punya otak paling encer dikelas, kalau Sarah? dia juga punya otak encer, sangking encernya jadi kering kayak gunung sahara.
Sesampainya di kelas, dia melihat seisi kelas yang isinya siswa siswi yang sedang kalang kabut. Ada yang sedang ngelobby anak pintar, menghafal rumus rumus, membuat contekan dikertas kecil yang menurut Sarah tidak ada gunanya. Kalau pun dia nulis contekan rumus dikertas kecil/ fotokopi perkecil tetap saja dia tidak bisa mengerjakan soal soalnya
"Eh minggir minggir lu, kita duduk disini hari ini" seru anak anak cowo ngusir anak cewe yang sedang dapat giliran dibelakang
"Woi bombom gue boking lu yaa awas aja gak liat kebelakang" teriak Sarah diambang pintu
"Eh enak ae lu sar, bombom udah kita lobby duluan" seru anak anak cowo dipojok belakang
"Pansi lu kapan ngelobbynya? gue udah dari tadi malem" Sarah memeletkan lidahnya yang dibalas dengan helaan nafas dari cowo cowo kurang belaian itu, kurang belaian contekan.
"rah nanti kasih tau gue ya" teriak Rila cempreng
seorang guru kolot masuk mengintrupsi semua siswa kembali ke bangku masing masing. Mereka berdoa dan guru ini memulai membagikan kertas ulangan. Semua siswa terlihat tenang, bukan karena mereka bisa mengerjakan, bukan. Tapi mereka mencari saat yang tepat untuk melakukan aksi mereka.
TEGTENGTENG "breaktime, breaktime" speeker menyala menandakan kalau sudah waktunya istirahat. Anak anak mendesah, ada yang lega-bagi yang sudah belajar, tapi kebanyakan mendesah kecewa karena tidak dapat mengerjakan soal yang dibeda bedakan per barisnya itu.
"Parah parah tuh guru, segala dipaketin soalnya dasar kolot" teriak Jessi kesal sambil berjalan ke meja Sarah dan Ana dibuntuti oleh Rila
"untungnya sih kita sepaket sama bombom ya An?" kekeh Sarah dibalas dengan cengiran lebar Ana "bener banget" seru Ana girang.
"Temaaan memang temannn kalau ada butuhnya saja datang padaku" Rila mulai menanyi dengan nada falsnya
"pusing gue denger suara lu, kita ke kantin aja kuy Na Jes" ajak Sarah, dia bangkit dari duduknya dan berjalan keluar kelas diikuti Ana dan Jessi
"Woi tungguin w woi. Sarah, Ana, Jessi" teriak Rila cempreng menggema ke seluruh koridor sambil berlari mengejar teman temannya
"sumpah malu banget gue punya temen kayak dia" mereka bertiga jalan lebih cepat sambil menutup muka mereka menahan malu karena teman ter-toanya itu
Sesampainya di kantin mereka langasung berhamburan mencari makanan masing masing, Sarah terlihat bersama Ana di tempat jajanan ringan sedangkan Rila dan Jessi membeli soto ayam. Saat sudah selesai membeli jajanannya, Ana dan Sarah memilih duduk di meja pojok tempat paling strategis karena bisa melihat lapangan dari kaca besar, diikuti Rila dan Jessi yang membawa nampan dengan 2 mangkuk soto milik mereka. Mereka menghabiskan makanan mereka sambil bergosip tentang banyak hal yang ada di sekolah mereka, dari yang sepele sampai yang paling 'parah'
"Si Valdri yang badboy itu?" tanya Ana kepo
"Iya buset dia mah badboy kelas kakap" seru Jessi
"Denger denger si dia cucu yang punya nih sekolahan, pinter juga katanya dia terua ganteng lagi. Coba aja dia gak kayak gitu udah gue pepet" oceh Rila panjang lebar
"mana mau kali ril dia sama lu dan suara cempreng lu itu" cibir Jessi "rah kok diem aja?" tanya Jessi. Biasanya kalau ada gosip seperti ini Sarah akan ikut nimbrung
"Males. Gue juga gak tau orangnya yang mana" ucap Sarah tidak peduli. Dia sedang malas membahas masalah cowo cowo seperti itu. Dia jadi teringat mantan bejatnya itu dan juga laki laki yang mengaku mengendongnya ke UKS " eeh iya gue baru inget" teriak Sarah "Na, yang gendong gue ke UKS waktu itu siapa?" Sarah mengalihkan tatapannya bertanya ke Ana
Ana tampak berfikir "OMAIGAT iya iyaaa gue baru inget astaga astaga" heboh Ana membuat beberapa orang melirik ke arah meja mereka
"Na pelanin dikit sih suaranya malu didenger orang" cibir Rila tak tau diri
"ngaca tai ngaca"
"sutt diem dulu napa sih lu pada" Sarah mendelik kesal menatap dua temannya "jadi namanya siapa Na?" tanya Sarah mengalihkan pandangan ke Ana tidak sabaran
"Ituu, si Valdri yang lagi kita omongin tadi" ucap Ana masih heboh
"HAH DEMI?" teriak Rila dan Jessi berbarengan membuat orang orang kembali melirik mereka, tapi dengan pandangan kesal mereka
"Emang jodoh deh lu berdua" ejek Ana menggeleng gelengkan kepalanya
"oh namanya Valdri" Sarah manggut manggut kepala. Sebenarnya dia hanya spik spik bertanya karena ingin tahu nama cowok rese kemarin.
"SI GANTENG ITU? rah lu-" Rila langsung terdiam saat Sarah menatapnya tajam.
¤¤¤¤¤¤¤¤
Sarah berjalan dikoridor sendirian tanpa teman temannya karena tadi sebelum pulang dia mampir ke perpus dulu meminjam buku untuk bahan belajar olimpiade biologi 3 bulan lagi. Jangan remehkan Sarah, kalau hitung menghitung geometri dia memang payah, tapi kalau sudah pelajaran biologi? Otaknya akan berjalan seencer encernya.
Jadilah dia ditinggal oleh orang yang menyebutnya teman. Padahal dia hanya butuh waktu sekitar sepuluh menit tapi teman temannya meninggalkannya dengan alasan alasan konyol, mau gimana lagi, namanya juga teman.
17:03
Sudah hampir sejam dia menunggu di jemput di depan gerbang. Padahal tadi sebelum bel pulang, Sarah sudah menelepon abangnya untuk menjemputnya di depan gerbang tapi sampai sekarang belum ada mobil sport khas abangnya parkir didepan gerbang. Bukannya dia tidak punya uang, prinsip Sarah itu : kalau ada yang jemput kenapa harus ngeluarin duit?
Sarah juga sudah memborbaridir chat, telepon sampai sampai vidio call line tapi tidak diangkat sama sekali.
BangRey Calling
"HALO BANG REY LU DIMA-" TUTUTUT"Halo?halo bangrey?aaarrrrgh tai bangreyyy" teriak Sarah barbar. Untung saja sekolah sudah sepi
Dia mendelik tajam menatap handphonenya. Kalau sudah begini pasti abangnya bakalan ngeles ini itu karena tidak jadi menjemputnya. Daripada digantungin tidak jelas, Sarah memilih berjalan ke halte bus sambil mencari taksi.
"Ini taksinya mana lagi?" ucap Sarah sambil menatap jam tangannya, sudah hampir jam setengah enam. Harusnya dia sudah santai santai dirumah sambil leveling charnya di game aum indo.
Dia kesal setengah mati. Hancur sudah moodnya. Bayangkan saja, teman temannya tadi meninggalkannya sendiri, dia sudah menunggu lama tapi yang ditunggu malah ngegantungin, nanti apa lagi?
'awas aja BangRey pulang pulang gue hajar' batin Sarah menatap tajam ke arah handphonenya, padahal si handphone tidak punya salah.
Sarah dengan sangat terpaksa memilih menelepon pak Yono, supir si dia untuk menjemputnya.
"Hal-" ucapan Sarah terpotong dengan bunyi dembruman motor.
"woi cewe cantik" sapa seorang sambil melepas helmnya
Sarah merasa familiar dengan suara barion tersebut, dia membalikan badannya dan terkejut saat melihat Valdri dengan senyum miringnya
"Lo?" delik Sarah tajam
☆☆☆☆☆☆
Oke maaf dikit. Minta dukungannya yaa vote&comment makasih

KAMU SEDANG MEMBACA
Pretended Love
Teen Fiction• • • • "Aku tau kamu punya alasan dari perbuatan kamu itu, tapi kamu harus tau sar, ga semua orang mau maafin perbuatan kamu apapun itu alasannya" Valdri pergi begitu saja meninggalkan Sarah dengan isak tangisnya