.
.
.
.
.
.
.
.
.
..
..
.Sofyan kembali terisak. Ia meratapi bingkai foto hitam digenggamannya sambil kembali menitikkan air mata. Kenapa? Kenapa ia harus pergi secepat itu?
Malu rasanya ia mengingat kejadian yang menyebabkan temannya tertidur untuk selamanya itu.
Tapi ia sudah membulatkan tekad.
Dengan sisa-sisa peluh keringat dikeningnya, Sofyan angkat kaki. Keramik berbentuk bulat menjorok kedalam itu dipegangnya sambil menuju orang yang sudah menunggunya.
Sekali lagi ia menitikkan air mata sebelum memberikan benda itu ke orang dihadapannya.
"I-ini....maafkan aku." ucapnya lirih.
Orang dihadapannya cuman menghela nafas dan menepuk pundak pemuda tersebut.
"Dek, kalo mau nambah kuah, bilang aja. Gausah lebay gitu."
"TAPI MAS KUAH ADEK TUMPAH!!"
. keesokan harinya .
Kirana kembali terpaku menatap langit-langit. Dirinya tengah dijemur karena tak sengaja menjatuhkan kain pel ke atas kepala bu kantin.
Ia menghela nafas. "Padahal bukan gue yang jatuhin..." gumamnya senang. Tiba-tiba ada yang mengetuk pundaknya, membuatnya terlonjat.
"Astaganagabonarjadisepuluh!" jeritnya dan memplototi orang itu. "Manto! Sialan lo!"
"ihh dah gue bilang nama gue Sunanto!" geram si manto. "Yadah terserah, terserah" Kirana memalingkan wajahnya.
"Ngapa lo kesini?"
"Gue nyari orang homo."
Kirana membatu. Nyari orang homo? Sendirian? Dibawah pohon bringin ini? pada malam juma't kliwon ini?
"se..serius lo?" kirana lari jijay. Sumanto pun di tinggalkan. Dengan wajah gondok sumnto pun balik ke kelas.
.dikelas.
"Eh kan gaada guru ya..." zidan lari kesana kemari. "..main lempar orang yuk." ucapnya sembari melempar sofyan ke lampu hingga akhirnya ia tersengat listrik dan pingsan.
Hening.
Orang-orang memerhatikan dengan bingung. "Lo baru bunuh dia?" tanya Kirana.
Zidane menggeleng. "Engga..dia cuman tidur. Woy bangun lu saparin!"
"Engga itu lu bunuh dia!" timpal sunanto.
Zidane mendekati mayat sofyan dengan perasaan gundah. "Emang gue bunuh elu ya...? Woi jawab gue saparin!"
"IYA KALI MAYAT LU AJAK NGOBROL!" kirana yang teriak.
"Oh yaudah berarti si sofyan mati." tukas enteng zidane sambil ngupil.
Tiba-tiba lampu padam. Satu kelas riweuh seketika.
"Eh ini siapa yang nginjek gue?!" kata alung.
"Anying siapa yang make celana gue?!" ini manto yang ngomong.
"Gue..." ini si homo yang jawab.
"Woi ini bau apaan?" kirana nanya
"Njir si feby hitut!" geram upi
"EH TOLONGIN INI MATA GUE KENA KOYO??" gunawan mewek.
"EH GUNAWAN koyo gue eta!" sahut manto lagi
"Daster saha ieu?" nazla teriak
"Daster nini aing eta!" ucap gunawan sambil sedih
"WOI KOK ADA BABI" kevin panik
"NJIR SI DWI NGEPET" rafi lariPada akhirnya lampu kembali nyala.
keadaan saat ini:
Dwi ngompol.
Rafi mewek.
Nazla pelukan sama Kirana.
Kirana ke toilet.
Gunawan ketiban Alung.
Kevin ngobrol.
Alung pulang ke rumah.
Sementara itu sumanoto...."LAH LU SIAPA?!" teriaknya histeris.
"Gue jodoh hidup lo.." gamau tau ini si homo yang bilang.
"HAH?!" sumanto histrris.
Begitulah keadaannya. (Btw itu yang berdiri rafi yang mewek sama yang berduaan itu si sumanotomoto dan si homo. Yang nutup muka si gunawan)
.
.
.
[A/N : maaf pendek author lagi seneng ]
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekali Saja
RandomSebenarnya ini cerita apa? Ayo ade ade. Coba bantu. Author jelaskan. . . . . . "Tenang saja Kirana, kau akan baik-baik saja." Tapi apakah Kirana benar-benar baik saja? Jika benar begitu, kemana ia pergi selama sepuluh tahun ini? Alung juga masih tid...