5.

334 19 6
                                    

Sinar matahari melewati celah celah gorden kamar Yura. Kehangatan sinar matahari sedang beradu dengan suhu dingin kamar Yura. Alarm yang sudah diatur Yura sebelum tidur berbunyi, menandakan waktunya Yura untuk segera bangun. Untuk pertama kalinya Yura memasang alarm.

Yura meraba-raba kasurnya dengan mata yang masih tertutup, berusaha mencari dimana dia menaruh ponselnya.

"Yaelah lu dimana sih?" Ucap Yura dengan nada malas.

Alarm itu terus berbunyi, semakin lama alarm itu mengeluarkan bunyi yang lebih keras. Yura yang tampak terganggu dengan bunyi alarm itu, Ia langsung bangun dan berteriak frustasi.

"Iya gue udah bangun, puas lo" Ucap Yura yang sedang mematikan alarmnya.

Tubuh Yura serasa masih ingin tidur terlentang dikasur, tapi otak Yura menolak untuk kembali diajak tidur.

"Gue mau tidur lagi" Rengek Yura sambil menghentak-hentakan kakinya dilantai.

"Kakak ayo bangun, ini Rara bawakan karet rambut yang kakak minta" Suara ketukan pintu yang berasal dari Rara membuat mood Yura pagi ini menjadi kacau.

Dengan langkah gontai Yura membukakan pintu untuk Rara "Apa lo?" Tanya Yura dengan acuh.

"Ini Rara bawain karet rambut yang kakak minta kemarin" Jawab Rara sambil menunjukan sekotak penuh karet rambut koleksinya.

"Yaelah Ra, bawain gue karet sayur juga gue gak masalah" Ucap Yura yang sambil berjalan menuju kasur, dan membenamkan wajahnya diantara bantal.

"Gak boleh kak nanti rambut kakak rusak"

"Bodo amat, gue ngantuk" Balas Yura dengan acuh dan tidak mau tau.

Rara menghela nafas panjang "Yaudah kakak mandi terus urusan model rambut biar Rara yang ngurus"

Terdengar suara dengkuran yang berasal dari Yura, rupanya dia kembali tidur lagi.

"KAKAK BANGUN" Teriak Rara dengan kencang.

Yura terbangun dan menutup kedua telinganya "Gue denger lo teriak lagi, gue bakal ambil semua camilan yang lo sembunyiin dari gue"

"Hehe maaf kak, jangan begitu lah" Ucapnya dengan polos sambil menunjukan jari yang berbentuk huruf 'V'.

"Bodo amat, gue mau mandi" Yura berjalan menuju kamar mandi dengan langkah yang malas.

"Punya kakak kok malesnya kayak begitu" Gumam Rara.

..

Rara mengeringkan rambut kakaknya dengan hair dryer, lalu merapikan rambut Yura dengan sisir. Tangan-tangan mungilnya memang sudah mahir melakukan hal ini.

"Rambut gue mau diapain?" Tanya Yura sambil melihat refleksi wajahnya di cermin.

"Mau Rara rapikan"

"Rambut gue kan udah rapi dari dulu"

Rara tertawa kecil "Rapi gimana, rambut kakak kan setiap hari kayak singa" Candanya.

"Apa lo bilang?" Tanya Yura yang sepertinya tidak suka dengan candaan Rara.

"Enggak kak enggak" Jawabnya dengan gugup lalu kembali menyisir rambut Yura.

Rara memilih ikat rambut berwarna tosca, lalu melakukan sentuhan terakhir pada rambut Yura "Sudah selesai kak, baguskan?" Tanya Rara sambil melihat model rambut kakaknya.

A Little bit of your heart  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang