chapter 4

1.2K 39 0
                                    

Pov bara

Gue melihat sesorang cewe mungil yang sedang menatap layar hanphonenya tanpa memperdulikan sekitarnya.

Oke sekarang ini Gue sengaja tidak menaiki motor untuk menghampirinya.
Dan Saat ini gue berada di sampingnya sambil menyederkan bahuku di tiang halte dengan gaya cool.

"Kenapa belum pulang" ujarku tetap dengan posisiku tanpa meliahat kearahnya

"Aku lagi nunggu abang?" Ujarnya tanpa menoleh ke gue, gila nih cewe jutek amat, harus kuat hati nih kalau kaya gini

"Gue anter" ujarku sambil menarik lengannya, dia mencoba melepaskan tanganku tetapi gue menahannya

"Jangan maksa dong ka, nanti kalau abangku jemput terus aku gaada gimana, nanti dia marah" ujarnya tanpa henti berbicara dengan muka juteknya

gila nih cewe cerewet amat ya udah jutek tapi cantik sih. Sebenarnya tadi gue menelpon bang dirga agar tidak menjemput adiknya itu, gue memang kenal dengan bang dirga dia teman main gue, sebenarnya gue juga kenal sama dira dulu, tapi dulu gue sama dira biasa aja tapi sekarang beda rasanya kaya ada rasa penasaran gitu.

gue langsung melepaskan lengannya dan menatapnya tajam, lalu dia menunduk. Lah kenapa lagi dia nunduk apa gue seperti monster yang membuatnya menunduk, sampe buat nih cewe jutek takut?

"Jangan ngebantah" ujarku lalu kembali menggenggam tangannya, tiba-tiba jantungku berdetak lebih cepat dari sebelumnya, oke gue terlalu lebay, kembali cool bara.

Pov dira

Aku hanya melihat tanganku yang sedari tadi di genggamnya. Tiba tiba rasa aneh muncul di dalam diriku , jantungku berdetak lebih kencang dari biasanya, kenapa ya kok aneh gini perasaan gue.

Tiba tiba kak bara berhenti melangkah dan sukses membuat keningku terkena bahunya.

"Aduhh jangan berhenti sembarangan dong , sakit tauu" ujarku sambil memegangi keningku yang terkena bahunya

"Lagian siapa suruh bengong" ujarnya dengan muka so coolnya itu

"Ya.. lagian siapa suruh ga ngomong kalau berhenti" desisku tidak mau kalah

"Yaudah, cepat naik" ujarnya datar, dih aneh dasar tadi ngomongnya banyak sekarang dikit, cowo gila,
Lalu gue menaiki motornya yang super tinggi ini

"Kenapa ga jalan, kan aku udah naik?" Ujarku polos

"Pegangan" ujatnya datar, aku pun memegangi bahunya

"Gue bukan tukang ojek" ujarnya datar

"Ga mau nanti kamu modus" ujarku

"Dihhh, yaudah kalau jatoh jangan salahin gue" ujarnya cuek. Oke skakmat, terpaksa aku harus pegangan di punggungnya. Aku melirik ke arah spion,melihat mata hitamnya yang membuat semua orang takut hika menatap mata itu. Tetapi aku suka dengan matanya ini, aku sepertinya sudah menjadi hobi jika melihat mata hitamnya ini, banyak kaum hawa yang mengaguminya Tetapi tidak denganku , eh tidak tau deh kan ga tau takdirnya gimana nanti.

Lalu kak bara menjalankan motornya, diantara kami tidak ada yang berbicara hanya suara kendaraan yang meramaikan jalanan.

Pov bara

Sesampainya di depan rumah dira gue menatap dira melalui kaca spion dira sedang melamun.lalu gue tersenyum melihat dira yang tidak bergerak sedikitpun. Betah banget kayanya peluk gue.

"Udah sampe nih gamau turun?"ujar gue sambil menyentuh tangannya

"Ah udah sampe yah" ujarnya dengan muka polosnya lalu dira turun dengan susah payahnya karena motor gue terlalu tinggi buat dia. Gue hanya tertawa melihatnya yang kesusahan saat ingin turun, lagian jadi anak pendek

Datang Untuk Pergi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang