chapter 10

812 29 1
                                    

Author pov

Seseorang yang sedang terlelap di kasurnya sambil menyelimuti tubuh mungilnya itu.
Karena merasa haus, dira bangun dari tidurnya dan menuju dapur dengan langkah gontai menuruni anak tangga.

Saat sudah meneguk air yang sejuk itu, dira menuju ruang keluarga, disana ada bang dirga yang sedang menonton siaran tv.
Dirga menatap adiknya bingung

"Kenapa belum tidur?"ujarnya sambil menatap dira yang menguap

"Kebangun, karena haus tadi" ujar dira sambil duduk di samping dirga, dirga hanya mengangguk paham
"Bang aku tidur sama abang yah" sambungnya lagi.

"Ga" ujarnya singkat

"Emang kenapa sih" ujar dira mulai bete

"Lu ileran" jawabnya meledek dira

"Ihhhh ngga" teriak dira sambil memukul lengan abangnya pelan
Dirga hanya tertawa melihat tingkah adiknya itu.

"Iya iya " ujar dirga, dira hanya tersenyum, lalu dia mengedarkan pandangannya mencari sesorang.

Semenjak kejadian tadi sore dira tidak melihat ayah sama bundanya lagi.
"Kemana dia?" Batinnya.
Orang yang ingin menemui dira itu ayah dan bundanya. Jangan berpikir dira tidak menghormatinya, dira sangat menghormati kedua orang tuanya.
Jangan mengira dira tidak menyayangi orang tuanya, dira sangat menyayanginya. Dira menjadi seperti ini karena kurang kasih sayang dari orang tuanya, orang tuanya yang sibuk dengan pekerjaannya sampai dia lupa kalau dia mempunyai bidadari yang selama ini dijaga penuh dengan kasih sayang.

******

Di pagi yang cerah ini bara sedang bersiap untuk mempersiapkan kejutan untuk dira.
"Apa dia ga baper selama ini gue bikin sakit" batinnya.

Lalu bara mengambil hanphonenya yang berada di tempat tidurnya itu dan memgetik sesuatu dan mengirimnya.

Pov bara

Semenjak kejadian tadi di caffe,dan melihat dira yang menangis dan tadi gue ingin banget menghampirinya tetapi gue urungkan niat itu. Kenapa dia menangis?, selalu itu yang ada di pikiran gue, karena tadi dira menangis

Gue mengirimkan pesan untuk bang dirga, untuk meminta pendapat bagaimana kejutan selanjutnya, dan bang dirga memberi saran yang bagus dan gue menyetujui sarannya.

Saat ini gue sedang bersiap siap utuk menuju rumah dira, gue ingin mengajak dira jalan.

Setelah rapih dengan baju yang gue kenakan saat ini gue hanya memakai celana jeans dan kaos hitam, memakai topi dan menggunakan sepatu converse, cukup simple kan

Lalu gue menuju rumah dira menggunakan motor, tidak lama kemudian gue sudah sampai rumahnya. Dan bang dirga menyuruhku masuk.

"Dira ada bang?" Tanyaku

"Belum bangun tuh" ujarnya
"Gue bangunin dari tadi tapi ga bangun bangun, emang kebo tuh" ujarnya sambil menuju dapur.

"Yaudah gue aja yang bangunin" ujarku lalu bangkit dari dudukku, saat sudah hampir menaiki tangga bang dirga memberhentikan langkahku.

"dira dikamar gue, ehh bukan deh dikamarnya tadi udah gue gendong untuk pindah kekamanya, semalam dia nginep di kamar gue kayanya " ujarnya dengan muka bingung, gua hanya menahan senyum melihat tingkah bang dirga, masa lupa adeknya tidur dimana, lalu gue mengangguk paham.

Sesampainya di depan pintu kamar dira, gue mengetuk pelan pintu itu tetapi tidak ada jawaban, dan gue pun memasuki kamar dira

Di atas tempat tidur itu gue melihat dira sedang berbaring dengan piyama doraemonnya itu, rambut yang berantakan, pipi yang chubby, selimut yang menutupi tubuh kecilnya.

Datang Untuk Pergi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang