Part 1

127 3 0
                                    

Suatu malam di kereta bawah tanah kota Seoul, seorang siswa yang memakai seragam kebangsaan Chun-Kuk tengah duduk disisi kiri Gerbong kereta tersebut. Bertengger dibedge seragam itu sebuah tulisan bernama Kang In-Su. Ditangan kirinya terdapat sebuah sketsa wajah seorang wanita paruh baya yang ternyata merupakan wallpaper diponselnya, wanita itu ialah eommanya. Sementara di ruas jari tangan kirinya terlilit sebuah kalung peninggalan kakek buyutnya. Kalung tersebut berwarna kekuningan dengan sebuah liontin yang berwarna sama menyertainya. Liontin tersebut berbentuk oktagon, tepat ditengahnya terdapat 2 ekor ikan koi yang membentuk lingkaran.

Ketika In-Su sedang bertelepon dengan eommanya, seorang wanita yang berada dipojokan gerbang tengah juga sibuk bertelepon dengan seseorang meski suaranya tak jelas, ia mondar-mandir tak peduli meski berdirinya terseok karena kereta tersebut berlar...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketika In-Su sedang bertelepon dengan eommanya, seorang wanita yang berada dipojokan gerbang tengah juga sibuk bertelepon dengan seseorang meski suaranya tak jelas, ia mondar-mandir tak peduli meski berdirinya terseok karena kereta tersebut berlari dengan sedikit goncangan.
"Aku baik-baik saja Eomma,... Tidak, aku tidak apa-apa" Ujar In-Su dengan wajah mengarah ke arah wanita yang berada dipojokan tadi.
"Apakah ada masalah sekarang?" Tanya suara diseberang
"Ini lebih baik daripada di AS, kawan-kawan baik padaku" Ujar In-Su
"Aku tidak melihat mereka akhir-akhir ini. Aku tidak takut saat melihat mereka" Jawab In-Su
"Jangan khawatir. Jika semakin sulit, aku akan tinggal bersama paman" Imbuh In-Su
"Baiklah... Kau juga Eomma" Imbuh In-Su seraya mengakhiri telepon tersebut sambil kembali sejenak melihat kearah wanita dipojokan tadi.
"Hallo... Hallo.. Hey! Kau benar-benar bajingan!" Teriak wanita tersebut dengan tiba-tiba kearah ponselnya membuat In-Su kemudian segera memasukkan sketsa wajah yang tadi digambarnya itu kedalam tasnya.
In-Su menghela nafas dan menyandarkan diri dikursi kereta tersebut sambil menengadah keatas. Hingga kemudian, liontin pada kalung yang masih bertengger manis ditangannya berputar sangat cepat, menandakan bahwa sesuatu yang tak diinginkan akan datang. Menyadari hal itu, In-Su membuka matanya yang terpejam dan melihat ke arah kalung tersebut. In-Su menegang, rasa takut mulai membanjiri perasaannya. Ia melirik kearah kanan, melirik kearah kiri, melirik keatas dan pandangannya menelusuri keseluruh gerbong kereta itu. Dan dengan ragu ia mengerjapkan mata sambil kembali mengarahkan pandangannya ke arah kiri, ia kaget tatkala seorang hantu wanita yang pucat dengan rambut hitam tergerai panjang berada disamping wanita yang baru saja berteriak ke arah ponselnya itu. In-Su menyadari hal itu dan dengan terburu ia menundukkan pandangan. Bersamaan dengan itu, tiba-tiba tiga anak muda yang berseragam serupa datang menghampiri In-Su, yang kontan membuatnya kaget.
"Tebak siapa?" Ujar salah seorang dari mereka sambil menekan leher In-Su ke arah bawah.
"A.. sakit!" Jawab In-Su
"Kau idiot!" Jawab seorang yang lain
"Hentikan" In-Su mencoba untuk melepas tangan yang menekan lehernya itu
Sesaat kemudian In-Su berhasil melepasnya, berdiri dengan jengkel sambil terengah-engah.
"Kau mau memukul aku? Aku dengar kau bisa melihat hantu" Ucap salah seorang lain
Tak disangka ucapan itu terdengar oleh hantu wanita yang masih berada disamping sang wanita yang berteriak tadi. Kontan hal itu membuat hantu itu melirik kearah In-Su dengan tatapan yang menyeramkan. In-Su yang menyadari hal itu, setengah melirik ke arah hantu tersebut dan segera berujar, "Bagaimana aku bisa melihat mereka?"
"Hei, kau terkenal disekolahmu yang terakhir" Seloroh salah seorang lain
"Sebagai orang bernasib sial yang bisa melihat hantu"
"Apakah disini juga ada? Diwebcomics katanya banyak hantu dikereta bawah tanah"
"Kau pikir aku bicara ngawur ?" Ketiga orang anak muda itu ribut dengan obrolannya, tanpa dipedulikan oleh In-Su.
In-Su kemudian melirik sekilas ke arah wanita dipojokan tadi, dan mendapati bahwa hantu wanita itu sudah menghilang. Kemudian In-Su kembali berujar, "Jangan.. jangan percaya mereka. Mereka semua bohong!"
"Diam!" Ucap salah seorang anak muda itu
"Aku tahu mereka bohong, kau keparat!.. Tidak mungkin kau bisa melihat hantu" Ujar seorang disampingnya
"Sudah cukup... Akan bernasib sial berada didekat keparat ini. Mari kita pergi" Sela salah seorang yang lain sembari menggampar pelan pipi In-Su.
Ketiga anak muda tersebut kemudian keluar dari kereta tersebut, wanita yang sedari tadi dipojokan juga menyertainya keluar namun berbeda pintu.
In-Su masih terduduk dikursinya setelah ketiga anak muda pembawa onar tadi keluar, ia kemudian memegang tengkuknya yang terasa sakit sambil bergumam "Keparat".
Kereta kembali melaju sesuai jadwal, namun tanpa ada tambahan penumpang tepat digerbong milik In-Su berada saat ini. Mendadak In-Su merasakan sesuatu, membuatnya kembali menegang. Tiba-tiba saja hantu wanita itu telah berada tepat didepan In-Su menampilkan wajahnya yang retak dengan bola mata hitam pekat.

In-Su sungguh terkejut dan seketika kaku, sedangkan kalung yang sedari tadi dipegangnya terus saja berputar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

In-Su sungguh terkejut dan seketika kaku, sedangkan kalung yang sedari tadi dipegangnya terus saja berputar.

                               ###

Masih malam itu juga, segera setelah In-Su tiba distasiun tujuannya dengan bergegas ia meninggalkan tempat itu. Disebuah tepi jalan mendekati rumahnya, ia terus saja bergegas berjalan dengan cepat berharap segera tiba di apartemennya.
Lift dilantai tepat dimana flat In-Su telah terbuka, sembari melangkah maju ia mengarahkan kalung penanda keberadaan hantu itu kesegala arah. Liontin kalung tidak berputar tanda bahwa tidak ada hantu disekitarnya, ia kemudian langsung masuk kedalam flatnya.
In-Su kemudian menyalakan seluruh lampu flatnya. Berjalan menuju kedalam flat sembari meletakkan tasnya dikursi dan tak luput kalung yang sedari tadi dipegangnya ia letakkan dimeja. Selesai melepaskan jas sekolahnya ia berjalan dan membuka gagang almari pendingin dan meraih sebotol air mineral.
Ketika meneguk sebotol air mineral itu tiba-tiba ia berdiri mematung. Lama ia berdiri mematung dan seketika itu pula ia mencoba menengadahkan kepalanya keatas. Ia sangat terkejut mendapati hantu wanita yang tadi berada dikereta bersamanya telah berada tepat menaiki punggungnya, seketika itu pula botol minumnya jatuh dilantai. Hantu wanita itu kemudian membisikkan sesuatu, "Bantu aku hilangkan dendamku!" dengan suara mendesis dan bergema sangat menyeramkan.
Dengan permintaan hantu wanita itu, In-Su segera menuju kantor polisi. Tepat pukul 03.00 dinihari, ia bersama anggota polisi telah berada dilokasi pembunuhan hantu wanita yang tadi menghampirinya.
"Disebelah sini, ada disini mayatnya, cepatlah!" Ujar polisi tersebut
In-Su yang sedari tadi berada didalam mobil polisi mendengar tangisan hantu wanita itu, yang suaranya sungguh memekakkan telinga. In-Su kemudian menutupkan tudung jaketnya keatas kepala, tak sanggup mendengar tangisan hantu wanita yang mengganggu gendang telingnya itu.
Setelah selesai berurusan dengan polisi tersebut, In-Su segera meninggalkan kantor polisi. Sebelum sampai di apartemennya, ia mampir ditaman bermain didekat apartemennya berniat menelepon pamannya yang berada di Gyeongju.
"Apa.. ada apa?" Tanya paman diseberang
"O.. aku merasa sedikit kesepian dan akan bagus jika paman dan keponakan hidup bersama" Ujar In-Su
"Hei, Kang In-Su! Jika ada dua orang yang bisa melihat hantu. Kita akan punya lebih banyak lagi hantu yang mengikuti kita. Mengerti!" Teriak pamannya
"Sejujurnya aku tidak ingin bersama paman juga, tapi.. mereka terus muncul kemana saja aku pergi" Jawab In-Su
"Itu karena mereka mendengar bagaimana kau memberi bantuan pada mereka, kau harus mengabaikan mereka!" Seloroh pamannya
"Aaa.. Aku sudah beritahu sekolah agar mentransferku" Sela In-Su
"Kenapa kau memutuskan sendiri? Aku ini bagaimanapun juga pamanmu! Pamanmu!" Paman In-Su kembali berteriak
"Pokoknya, kau tinggal dirumah orang tuaku. Sampai jumpa paman" In-Su akhirnya mengakhiri pembicaraan tersebut.

Horror CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang