Chapter 8

555 24 6
                                    

Haiiii author datang lagi harap dipersori lama banget updatenya, maaf juga kalau part ini agak aneh, garing n .....BTW keep reading :)

Setelah beberapa kali latihan dan diiringi persiapan yang matang akhirnya tiba juga konser pertama kami di London ini, setelah masa liburan kami. Seperti biasa meski sudah berkali-kali manggung perasaan nervous masih saja menghinggapi kami berlima.

Biasanya kami bercanda dan ngobrol tentang hal-hal yang ringan untuk menghilangkan rasa nervous kami. Atau makan dan menikmati aneka permen, tentu saja kalau yang ini Niall lah jagonya.

Aku melihat Harry duduk di kursi rias sambil melamun, sebenarnya dia sudah selesai di make up tapi entah kenapa dia tetap duduk disitu. Muncul ideku untuk menjahilinya hahaha.

“”Hai mate mengapa kau melamun, jangan bilang apa yang dikatakan Niall itu benar adanya?”

“Ahh Zayn kau mengagetkanku. Oh ya kata Niall yang mana?” Harry balik bertanya.

“”Itu soal kau yang tertempel setan penghuni toilet, pas kita pulang dari Tower bridge lalu hahhaha”

“Oh itu, aku bilang padamu yah sebenarnya aku memang bertemu dengannya”

“Siapa?”

“Setan penghuni toilet, malah dia sempat minta foto dan tanda tanganku” ujar Harry sambil tertawa lebar.

Mau tak mau akupun iku tertawa bersamanya sampai Josh memberi aba-aba pada kami kalau konser akan segera dimulai sebentar lagi. Kamipun mulai berdoa bersama sebelum kami berlima menuju panggung, yah…berdoa agar konser nanti berjalan lancar sesuai rencana.

Louis yang pertama keluar menuju panggung diikuti oleh Niall, lalu Harry menyusul kemudian aku dan yang terakhir Liam. Pertama-tama kami menyapa para Directioner yang langsung disambut dengan jeritannya. Wow it’s amazing!!!

Aku menyapukan mataku menatap para Directioner yang tak henti-hentinya meneriakkan nama-nama kami. Lalu kejadian yang menakjubkan terjadi ketika aku menatap penonton dibarisan depan, OMG bukankah itu Gita!

Aku tak dapat memalingkan pandanganku darinya, aku terus menatapnya secara intens. Kulihat dia juga melakukan hal yang sama, sejenak aku merasa dunia disekitarku berhenti, tiba-tiba semuanya menghilang hanya meninggalkan kami berdua.

Aku tak dapat menahan diriku untuk memberikan seulas senyum padanya, kulihat dia hanya terpaku menatapku sambil memegang erat kamera saku mungil ditangannya. Kemudian seseorang mungkin temannya menepuk pundakknya yang berhasil mengalihan tatapannya dari aku, bersamaan dengan Liam yang melakukan hal yang sama padaku.

“Hai mate kenapa kau malah melamun?”

“Oh tidak, Liam coba lihat dibarisan depan itu Gita” seruku ditelinga Liam.

“Wow bagaimana kau bisa menemukannya diantara ribuan directioner?” tanya Liam padaku tapi pandangannya tetap lurus ke arah depan sambil mengembangkan senyum menawannya.

“Aku tak sengaja melihatnya Daddy” kataku juga sambil melakukan hal yang sama.

“OK kita bahas ini nanti” kata Liam kemudian.

Kami berlimapun memulai konser kali ini dengan semangat, lagu demi lagu kami nyanyikan dengan apik berikut koreografer yang sudah dipelajari dan tak lupa berinteraksi dengan Directioner. Panggung konser kami sangat besar dan megah, didukung penataan cahaya yang hebat. Konser kali ini luar biasa sekali.

Aku juga tak luput memperhatikan Gita, kulihat dia asyik mengabadikan konser kami dengan kamera mungilnya. Aku tak tega melihatnya terhimpit diantara sesaknya penonton, dia kelihatan kalau tak nyaman berada disana.

Summer LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang