"Apartemen nomor 403..." Kata pemilik apartemen yang sibuk cari kunci apartemen dimeja kerjanya.
"Ah, ini dia! Keselip dinota"
"Jadi... Masih ada urusan yang perlu saya tangani untuk kepemilikan apartemen 403?"
"Semua sudah beres, kamu hanya perlu tanda tangan disini"
Setelah tanda tangan beberapa persetujuan, Pak Wono, si pemilik apartemen kasih kunci 403 ke gue.
Ruang kerjanya ada dilantai dasar apartemen. Tepat disampingnya ada lift yang sama sekali gak berfungsi.
Terpaksa harus naik tangga sambil bawa 2 pak kardus.
Ya... Mulai ngebongkar kardus yang isinya cuma baju sama perlengkapan mandi. Dan kardus kedua yang isinya cuma mie instan 2 lusin.
Tujuan gue pindah kedaerah sini, Cempaka Putih, sebenarnya karena gue kabur dari rumah gue yang di Cibubur.
Alasannya? Gue dijodohin sama anaknya temen Ibu gue.
Risa namanya. Katanya dia jago masak sama suka bersih-bersih, cocok jadi ibu rumah tangga. Badannya agak gemuk, tapi mukanya manis... kayak arum manis.
Plakk.
Permasalahannya bukan dia gak cocok sama gue atau bukan tipe gue... Tapi gue belom siap.
Ya, gue belom siap buat nikah. Umur gue masih 23. Yaelah gue masih muda.
2 tahun yang lalu, gue jadi sarjana animasi.
Cita-cita gue emang jadi animator anime, tapi gue kurang beruntung dan sekarang gue kerjaannya nge-translate manga yang berbahasa Jepang ke bahasa Indonesia. Enaknya gue bisa kerja dimana aja. Kalo kerjaan kelar, tinggal kirim lewat email.
Kerjaan ini menurut gue lumayan, sambil nyari duit gue bisa baca manga yang belom sama sekali di publish di Indonesia.
Plakk.
Tapi gue pasti balik lagi ke Cibubur, karena gue gak mungkin lama-lama disini. Ini cuma gara-gara perjodohan gue sama Risa doang.
Tiap hari gue juga bakalan sms Ibu gue kalo gue baik-baik. Gue yakin dia ngerti.
I hope so.