Kembalilah Padaku (1)

664 10 1
                                    

Dia berjalan melewati pria yang telah dia kenal lebih baik dari orang lain seolah pria itu adalah orang asing yang tidak pernah ia kenal. Lily telah memutuskan melupakan semua tentang Kevin. Lily tidak mau mengenal ataupun memiliki hubungan apapun dengan pria itu. Sejak terakhir kali dirinya menyadari betapa mengerikan hubungan mereka dapat melukai mereka dan orang di sekitar mereka, Lily telah membulatkan keputusannya untuk mengakhiri petaka ini. Jadi seperti itulah yang akan terjadi. Semua hubungan mereka akan berakhir seperti tidak pernah terjadi apapun dan mereka akan menjadi orang asing yang tidak akan saling menyapa walapun bertemu di jalan.
"Apa kabar? Apakah untuk berhenti dan saling menyapa seperti itu satu sama lain tidak mungkin kita lakukan?" Tanya Kevin tanpa berbalik.
Begitu juga yang Lily lakukan. Dia tidak berbalik dan juga tidak berniat menjawab pertanyaan itu. Tidak, dirinya tidak akan pernah melakukannya. Jika Lily membiarkan dirinya berbicara sepatah kata saja pada Kevin, dia mungkin akan melemparkan diri pada pria itu dan menangis tersedu-sedu. Satu tahun berpisah mungkin bukan waktu yang cukup lama bagi seseorang untuk melupakan cintanya. Namun jika dirinya masih mencintai Kevin saat ini, ketika mereka sudah berpisah selama lima tahun tujuh bulan, Lily tidak mau mengambil resiko. Dia yakin, jika dia akan melakukan kesalahan yang sama dan melukai lebih banyak orang.
"Semua orang hidup bahagia sekarang. Jona mendapatkan pekerjaan di Australia dua bulan setelah kepergianmu. Bara menjadi suster di rumah sakit yang sama dengan suaminya, dia juga memiliki dua orang anak sekarang. Dan...,Bia akhirnya dapat menikah dengan pria yang dia cintai. Bagaimana denganmu? Apa kau juga telah menikah dan hidup bahagia?" Kevin tahu seorang pria seharusnya tidak menangis di tengah jalan seperti ini. Seorang pria tidak pernah menangis. Tidak, dia boleh menangis. Semua orang yang kehilangan kebahagian dan cintanya seumur hidupnya boleh menangis. Bolehkah dirinya mengatakan ia telah kehilangan cinta dan kebahagiannya? Tidak ada jawaban untuk semua itu. Pertemuannya dengan Lily yang tidak terduga telah menghancurkan seluruh pertahanan dirinya. Kev selalu meyakinkan dirinya sendiri kalau dia bertahan lebih lama satu hari lagi, dia mungkin akan bertemu kembali dengan Lily dan memiliki kesempatan untuk menanyakan satu pertanyaan yang selama hampir enam tahun ini dia simpan dengan baik dalam hatinya, 'Pernahkah Lily menyesal telah mencintainya?'. Ketika hari yang ditunggunya datang dan ketika Lily melewatinya seolah dia adalah pria asing, pertanyaan itu seolah terjawab dengan cara yang paling menyakitkan. Sekarang dia memiliki jawaban itu. Apa yang harus dia gunakan sebagai alasannya untuk hidup setelah ini? Bisakah seseorang hidup tanpa alasan untuk hidup? Jika ada, Kev tidak mau membayangkan kehidupan seperti apa itu.
Kev menyadari Lily mulai berjalan meninggalkannya setelah tadi dia berhenti dan mendengarkan ucapannya. Tidak sengaja dia mengeluarkan tawa sinis, tidak tawa ironis. Jika hatinya yang hancur ketika Lily meninggalkannya masih tersisa, gadis itu telah menghancurkannya menjadi serbuk yang tak mungkin diperbaiki lagi.

Lily melemparkan diri ke tempat tidurnya dan membenamkan wajahnya dalam-dalam ke dalam bantal. Lily menangis tersedu-sedu di dalamnya. Ucapan Kevin terngiang jelas di kepalanya dan sama seperti pisau menyayat hatinya setiap kali ucapan Kev terulang. 'Bia akhirnya dapat menikah dengan pria yang dia cintai.', jadi itu yang terjadi, Bia mendapatkan Kevin. Ya, memang itu yang seharusnya terjadi. Kevin menikah dengan Bia, Jonathan mendapatkan perkerjaan yang diimpikannya, dan Ambara juga menikah dan memiliki kehidupan yang bahagia. Hanya dirinya yang cukup bodoh untuk membiarkan masalah itu menghantui hidupnya selama hampir enam tahun. Bodohnya dia berpikir kalau Kevin akan sama sepertinya bertahan sendiri untuk waktu selama itu. Pria itu mungkin sudah lupa dirinya pernah berjanji hanya akan menikahi Lily. Lily bertambah kesal ketika bagian dirinya yang lain melompat keluar dan mengingatkannya kalau dirinyalah yang meninggalkan Kev dan meminta pria itu melupakannya. Kev melakukan apa yang dia minta dan dirinya menangis meraung karenanya. Betapa memalukannya dirinya bersikap seperti seorang anak kecil yang menangis karena permen yang telah dibuangnya.

Slice of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang