"Akhirnya aku keluar juga dari arena terkutuk itu," gumamku sambil menghela napas.
Setidaknya kali ini aku sudah membalas apa yang selama ini terjadi pada diriku di masa lalu. Yang jadi pertanyaannya adalah apa yang akan aku lakukan sekarang? Itu adalah pertanyaan sederhana setelah berhasil mengenyangkan egoku.
Ada banyak sekali hal yang perlu aku lakukan, tetapi untuk saat ini mungkin harus mengkhawatirkan bagaimana nasiku sendiri. Aku juga masih ingat dengan keuangan yang mulai surut berkat sesosok makhluk mungil pengerat permen manis.
Lagi pula setelah aku pikir-pikir sekarang, baik pertarungan ataupun hadiah dari festival itu sudah sangat basi.
Saat ini di Kerajaan Ronove banyak sekali acara yang berlangsung dari dua hari sebelumnya. Perayaan Festival Kesatria Sihir—Cheias Vastica, inilah nama yang selalu aku dengar ketika festival ini berlangsung.
Namun, bagi orang-orang Kerajaan Ronove... mereka lebih menyukai festival kesatria sihir karena mudah diingat.
Banyak acara yang berlangsung dari mulai hiburan hingga stal makanan di mana-mana. Penghibur jalanan atau permainan lainnya, tetapi dari semua itu ada hal yang paling menonjol. Benar... itu adalah pertarungan dalam satu arena untuk menentukan siapa yang akan menjadi juaranya.
Hadiah yang raja kerajaan ini janjikan adalah sebuah gelar sekaligus status khusus sebagai kesatria elit—Kesatria Legiun. Mereka yang terpilih adalah orang-orang dengan kemampuan serta keterampilan tinggi dalam setiap bidang tertentu.
Tentunya tidak hanya terbatas pada kesatria saja, bahkan seorang pengguna sihir pun dapat masuk ke dalam jajaran kesatria elit tersebut. Entah, apakah ini adalah ide langsung dari sang raja, atau karena ada sesuatu sehingga penamaan ini muncul.
"Kalau nggak salah saat itu hadiahnya gelar dan juga uang, huh? Tapi sekarang sudah berubah...."
Aku tidak tahu seperti apa jelasnya, tetapi satu hal yang pasti adalah terbentuknya kesatuan unit kesatria elit ini karena diakibatkan oleh pertahanan kerajaan yang mulai lengah. Itu adalah pendapat serta dugaan liar milikku, tetapi lebih jelasnya aku masih belum tahu.
Mengingat bagaimana festival inilah yang mengubahku seutuhnya, aku tidak menyangka orang-orang ini masih mengingat diriku. Bahkan setelah bertahun-tahun aku pergi dari tempat ini dan memutuskan untuk kembali. Mereka masih mengenaliku dengan jelas.
Apakah aku memberikan kesan yang dalam seperti itu, huh?
Mungkin? Entahlah... lalu kenapa aku harus memikirkan hal tidak berguna ini? Hahhh... benar-benar yang terburuk.
"Kesatria Legiun? Lebih terdengar seperti kesatria bodoh bagiku."
Sebaiknya aku memikirkan bagaimana caranya hari ini agar perutku terisi. Setelah aku menyodok saku celana kanan, uang yang aku temukan hanya berupa dua buah keping perunggu.
Memesan minuman dengan uang ini adalah hal yang mustahil, apalagi memesan makanan, mungkin aku akan dilempari oleh sekeranjang batu yang ada.
"Bagaimana kalau kita pergi ke papan misi?"
Suara itu tiba-tiba saja muncul dari sebelah kananku. Pada awalnya sosok gadis kecil ini sedikit transparan dan begitu ia tersenyum kecil, tubuhnya yang transparan tadi menjadi solid, dan kini ia mengambang tepat di sebelah kepalaku.
"Fear? Aku kira kamu lagi keluar jalan-jalan, ternyata ada di dalam pedang"
"Pedang? Maksudmu tongkat kayu itu?" tanyanya lagi sambil memiringkan kepala. "Aku hanya ikut tidur sebentar karena di dalamnya sangat nyaman," lanjutnya lalu menguap lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sword Anthem
FantasyAuthor: ReIN | Ilustrator: PrinceG07 Dapat dibeli: NovelRingan.Moe Reiss Veil Drag Reizhart adalah seorang pangeran langit yang di tuduh atas pembantaian anggota kerajaan. Ia di khianati oleh sahabatnya sendiri hingga jatuh ke bumi. Di dalam tubuh...