2

69 4 0
                                    

Berhenti berharap..
Berhenti bermimpi apa yang memang seharusnya tidak ku-impi-kan..
BERHENTI

terima kasih pernah hadir dalam hidupku, menjadi penyemangat hingga mengisi hampanya hariku, kamu berhasil mengubah tangis menjadi tawa, mengganti jenuh menjadi ceria.

S
T
O
R
Y




Waktu itu siang,
Kring kringgg, bunyi pesan masuk ke iPhone-ku
"Lo dimana? Gua pengen ketemu, bodo amat"
Namanya, namanya hadir lagi..
Kenapa, kenapa dia datang lagi..
"Mau apa? Ada yang penting?" ku klik tombol send
"gue ke rumah. Mau nitip apa? Bubur? Lo masih suka bubur kan?" Haha, gila ni orang masih inget aja apa makanan kesukaan gue. Sengaja gak gue bales, terserah dialah.
Dia emang udah deket sama ayah bunda-ku, dia hampir tau semuanya tentang hidup gue, karena gue ga pernah nutupin apapun dari dia (dulu).
Tapi gue masih bingung kenapa dia hubungin gue lagi setelah dia hilang tiba tiba. Lagi, gue hancur lagi.. Kenangan yang udah berhasil gue kubur malah terbang terbang dipikiran gue lagi, benci.... Gue benci keadaan dimana gue lemah!
.
.
.
.
.
.
"Heh cunguk, manyun aja, bikin pipi lo nambah ngembang tau"
"......."
"Heh, kenapa diem aja ? Nih gue bawain bubur dimana kita biasa beli, rasanya masih enak! Racikannya masih sama, masih sama persis kaya waktu cucunguknya gue sakit terus langsung sembuh karena bubur ini, nih makan!"
"Rasa buburnya masih sama, tapi rasa lo dan gue yang udah beda, kenapa? Kenapa lo datang lagi?!" seketika airmata gue tumpah saat itu juga, tapi gue ga bisa napik kalau gue KANGEN sama dia, gue kangen suaranya, gue kangen senyumnya, gue kangen cara dia natap gue,
"Ih malah mewek lagi si cunguk, gue suapin ya.. Gue tuh datang kesini buat nengok lo, kangen main bola sama adek lo, jadi gue ga boleh kesini?" dia senyum, tapi gue gabisa natap matanya.. Gue takut perasaan itu datang lagi, GAK, GUE GAK MAU!. Tapi gue gabisaaaaa
"gue peluk ya" dia meluk gue erat, dia usap kepala gue, sama persis kaya dulu, "gue gak pernah coba lupain lo, lo tau hel? Gue pergi untuk nenangin hati gue sendiri, gue sayang lo, sayaaaang banget, tapi waktu itu, gue ga bisa mastiin lo untuk jadi milik gue, karena gue sakit TBC waktu itu, gue ga mau penyakit gue nular ke lo, makanya gue putusin utk dirawat dan terapi, check up rutin, biar bisa cepet sembuh" gue nangis, gue peluk dia lebih erat, gue usap bulir bening di pipi nya, gue masih mau dengerin dia cerita, dia senyum "haha kebiasaan dia mah matanya gitu, pipi nih gak kempes kempes, mau di lanjut gak?" gue ngangguk.
"Liat sekarang, gue sehat .. Gue normal, gue bahagia bisa liat pipi lo yang kembung ini nih" katanya sambil cubit pipi gue yang tirus ini (wqwqwq).

"Kamu kenapa gak ngabarin aku kalau kamu sakit? Setidaknya aku gak mikir yang macem macem tentang kamu, aku masih bisa liat kamu"
"Dih hahahaha kangen yaaaa?"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Setelah dia pulang, gue masih stuck di depan kamar, gue liat apa yang dia bawa selain bubur yang udah gue makan dengan lahapnya itu, dia bawa bingkisan kecil, kotak, motifnya batik warna biru muda, cantik.

Dear, Cucungukku sayang.
Mencintai bukan hal main main untukku
Karena itu. Aku mencintaimu dengan sungguh
Darimu aku belajar banyak hal
Aku paham arti sabar
Aku paham cara bersyukur
Aku bisa menjadi ceria setiap saat
Darimu..
Aku belajar tertawa meski banyak masalah
Aku kangen
Aku pengen bisa liat tawa kamu lagi, makanya aku optimis kalau aku bisa sembuh, aku yakin itu.
Hampir setiap hari, mama bawa bubur
Kenapa bubur?
Karena disitu aku tau
Kamu suka sama makanan itu
Jadi aku ngerasa kalau aku lagi bareng kamu tiap aku makan.
Biar makanku lahap.
Biar aku cepet sembuh
Thanks udh jadi hal paling berarti




Mystory About LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang