Part 3

5.8K 255 11
                                    

Maaf karena membuat kalian menunggu lama untuk kelanjutan ceritanya. Sebenarnya ide untuk part ini sudah ada. Begitu juga part-part selanjutnya. Namun saya mendapat beberapa halangan untuk menulis dalam kurun satu bulan ini.

Selain itu, mood saya sedang naik turun. Dan saya tidak bisa menulis jika mood saya sedang buruk. Sekali lagi saya minta maaf pada kalian yang sudah menunggu.

Terima kasih untuk kalian yang sudah memberi vote dan selamat membaca.

-Nesha Rianda-

~~•°°•°°•~~

"Anda terlihat sungguh menawan, My Lady" Ucap seorang wanita paruh baya yang baru saja memasuki kamarku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Anda terlihat sungguh menawan, My Lady" Ucap seorang wanita paruh baya yang baru saja memasuki kamarku.

"Begitukah, Bibi? Aku rasa penampilanku tidak jauh berbeda dengan hari-hari sebelumnya?" Itu memang benar karena aku selalu memakai dress kemanapun aku pergi dengan rambut dikepang menyamping. Terkadang aku memakai celana dan pakaian ala prajurit wanita namun itu hanya disaat-saat tertentu saja. Sedangkan saat ini, aku memakai gaun terbaik milik mediang ibuku dengan pita melilit di sepanjang kepangan kecil yang ku bentuk pada rambutku. Dan selebihnya, aku hanya menggerai rambutku dan menggunakan polesan tipis diwajahku.

"Anda benar, My Lady. Hanya saja, menurut hamba malam ini anda terlihat berbeda sekali."

"Ah, mungkin itu karena gaunnya Bibi Maudy. Apa kau tak lihat? Gaun ini benar-benar indah. Aku saja sampai tidak tega untuk memakainya. aku jadi berpikir, secantik apakah ibuku dahulu saat memakai gaun ini?"

"Cantik. Sungguh-sungguh cantik bagaikan bidadari. Dan saat ini, hamba melihatnya lagi. Anda sangat mirip dengannya, My Lady. Bahkan mungkin lebih dari ibu anda."

"Benarkah? Aku senang mendengarnya dan aku merindukannya."

"Ibunda anda pasti senang mengetahui bahwa anda mengenakan gaunnya."

"Aku harap begitu juga dengan Daniel. Aku takut dia akan sedih melihatku dengan penampilan ini." Ucapku sedikit murung.

"Tidak, Kak. Kau tidak membuatku sedih. Justru aku bahagia saat ini. Kau terlihat sangat cantik sama seperti ibu. Dan melihatmu menggunakan gaunnya, aku melihat sosok ibu di dalam dirimu. Betapa beruntungnya aku masih bisa memilikimu sebagai satu-satunya keluargaku."

Behind The MaskTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang