Saat aku tengah berbaring di kamarku, di pojok samping kamarku tepatnya di sela kosong samping lemari hitam ada seorang gadis yang termenung, aku menghapirinya lalu bertanya.
"Kamu siapa? Kenapa ada di kamarku?" aku memegang tangannya, tangannya sangat dingin.
"Kamu sakit? Kenapa tanganmu dingin sekali?" Ia hanya terdiam.
"Baiklah kalau kamu tidak mau menjawabnya kenalkan namaku Lina, siapa namamu?"
Ia melihat kearahku lalu "Namaku Melisa" Suaranya sangat lembut.Aku pun mengajaknya berdiri lalu berbincang-bincang dengannya. Ia mengatakan bahwa ia mengatakan bahwa ia tinggal di sini, aku pun bingung inikan rumahku.
Karena saat itu aku masih kelas 5 SD aku berpikiran bahwa ia adalah anak dari orang kontrakan rumahku, lalu saat aku tengah asyik bermain dengannya mamaku memanggilku. "Ciiiiiiiii""Iya Ma,kenapa?"
"Melisa aku dipanggil Mamaku, sebentar ya."
"Ci lo kemana aja sih gue panggilin juga."
"Yah jangan teriak-teriak atuh Ma. Cici kan juga denger."
"Bantuin Mama atuh Ci, kupasin bawang tuh."
"Iya Ma."Saat aku sedang mengupas bawang, aku pun membuka pembicaraan dengan Mama.
"Ma, tadi cici main sama anak kontrakan. Ada yang baru ya Ma?"
"Lah kontrakan kitakan penuh, baru dari mana?"
"Iya Ma tadi Cici main sama Ka Melisa, katanya dia tinggal di sini."
"Ngomong mulu nih dari tadi ,udah belum ngupas bawangnya? Mau nyambel ini."
"Ini Ma sudah, Cici mau main lagi ahh. Dah Mama."
Aku pun berlari ke kamar dan ingin menghampiri Melisa. "Kakak? Lho kok Kak Melisa tidak ada,mungkin sudah pulang kali ya." Namun malamnya aku bertemu dengan Melisa kembali. Setiap hari aku selalu bermain dengannya, ia menceritakan banyak hal. Aku sangat suka mendengarkannya bicara. Waktu pun berlalu begitu cepat aku pun hendak masuk ke SMP. Hahhh tak menyangka sebentar lagi. Aku pun masuk ke SMPN 11 Nusantara. Aku harap disana aku bisa memiliki teman.
Aku pun mengikuti MOS, saat hari pertama aku tidak datang karena aku masih di kampung.Saat hari kedua aku pun mengikuti MOS aku masuk gugus NEPTUNUS disana aku duduk dengan Leonal dan satu lagi entah siapa namanya aku lupa, yang kuingat dia gadis yang manis dengan rambut panjangnya yang keriting. MOS pun berakhir, yehhhh aku pun akhirnya menjadi anak SMP.
Hari Senin aku masuk dengan mengenakan baju putih biruku aku masuk dikelas 10.10 disana aku duduk dengan temanku Rava.
Aku juga memiliki teman bernama Vernanda, dari gaya yang kulihat sepertinya dia berasal dari kalangan highclass.
Aku menceritakan semuanya pada Melisa, tapi ia sepertinya tidak menyukai akan hal itu. Dia mengatakan bahwa Vernanda itu anak yang tidak baik, aku tidak percaya. Aku pikir dia itu hanya iri.
Hari demi hari pun berlalu, sifat asli Vernanda pun terlihat. Ia sangat sombong,sifatnya angkuh dan bossy. Aku sangat tidak menyukainya ternyata anak-anak satu kelas pun tidak menyukainya. Aku berkumpul dan berkenalan dengan anak-anak yang lain namanya Mona,Zahra,Sisca,Raven,Ratna dan Putri. Mereka sangat baik, beda dengan Vernanda, mereka juga tidak suka dengan Vernanda mereka bertanya mengapa aku mau berteman dengannya. Aku menjawab karena Vernanda teman satu gugusku dan aku takut tidak akan memiliki teman di kelas, tapi ternyata mereka mau menemaniku, aku senang aku memiliki teman baru. Dan sepertinya Vernanda tidak menyukainya ia mulai menjauhiku dan membicarakan aku dan teman-teman yang tidak-tidak.Aku menceritakan hal itu pada Melisa, kini aku percaya akan firasat Melisa.
Aku sangat bahagia memiliki teman seperti Melisa. Jika nanti Mona,Sisca Ratna,Putri,Raven, dan Zahra main ke rumahku aku akan memperkenalkannya. Ada hal yang membuat aku merasa bingung mengapa fisiknya tidak berubah, ia masih sama. Tangannya pun masih sedingin pertama kali aku bertemu dengannya. Aku juga bertemu dengan seorang gadis di kamar kakakku, dia selalu duduk termenung di tempat duduk kakakku. Aku tidak berani menghampirinya, ia selalu menangis dan tertawa sendiri.
Ia juga sering ke kamarku untuk menggangguku. Ia selalu ingin bercerita padaku, dia berkata bahwa dia selalu sendirian. Aku merasa dia sama sepertiku, yakni susah memiliki teman. Aku pun berteman dengannya. Setiap aku menyapu dan mengepel kamar kakakku aku selalu bercanda dengannya. Suatu hari kakakku pulang kuliah dengan cepat, ia melihatku sedang di kamarnya, saat aku hendak mengenalkan temanku itu, kakakku malah memarahiku."Cimi lo gila ngapa ngomong sendirian "
"Apasih Miiii Aku bicara dengan teman di sebelahku."
"Mana nggak ada, sakit lo. Oh jangan-jangan loh ketemu sama cewek penunggu kamar ini."
"Penunggu kamar?"
"Iya, dia selalu gangguin gue. Suka cekakak cekikikan, nyanyi-nyanyi. Setan kesepian tuh."
"Dih ada-ada saja, Miii nih yang sakit. Sudahlah aku mau ngepel yang lain."
"Dibilangin nggak percaya.Tanya Mama sana."Aku pun dengan tergesa-gesa menyelesaikan pekerjaanku. Aku bertanya pada Mamaku, dan Mama membenarkannya.
"Kalau dia Hantu, kok Cici bisa lihat?"
"Itu karena lo spesial."
"Spesial kenapa?"
"Lo bisa ngelihat dan mendengar apa yang orang lain tidak bisa lihat."
"Maksudnya Ma?"
"Ahhh lola lo, banyak nanya, sana ih, gue mau ngurusin kebon"
"Tau ahhh."Esok harinya aku pergi ke rumah teman-teman SDku, aku pergi ke warnet, sebelum aku mencari di internet. Aku bertanya pada temanku Uti.
"Ti masa aku bisa lihat hantu."
"Berarti lo punya indra keenam"
"Maksudnya?"
"Cari di internet apa.Gue lagi sibuk nonton youtube ini."
"Ahh Uti mah."
Aku pun mencari diinternet. Dan di internet mengatakan bahwa seseorang yang bisa melihat hal supernatural adalah seorang indigo.
Berarti "Aku adalah indigo".
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Ini Indigo
ParanormalAku berbeda dan aku tau itu, tapi orang tak pernah tau itu. Orang lain tidak pernah mengenalku lebih dalam. Mereka hanya melihat keburukkan ku saja dan melupakan kebaikanku. Ini kisahku.