Rania dan mamanya memasuki kawasan salah satu mall di jakarta.
Dengan langkah besar mama rania memasuki butik baru yang sedang booming dibicarakan.
'ANA BUTIK' papan nama yang terpajang jelas didepannya.
Terlihat barisan design baju yang elegan. Super-duper-elegan.
Rania hanya menatapnya kagum, beberapa barisan dress, gaun pengantin, kebaya modern dan jas yang elegan dan ruangan yang luas dengan dekorasi serba putih serta warna gold yang indah.
Mama rania yang sedang mengikuti langkah pegawai toko tidak memperdulikan rania yang hanya bengong menatap betapa keren dan megahnya bangunan ini.
Mata rania yang awalnya sedang menatapi segala yang ada disekitarnya, kini matanya terhenti di satu titik.
Dilihatnya sebuah dress pink cantik sedang terpajang dibalik ornamen kaca.
Matanya tetap menatapi dress itu tanpa berkedip.
Karna melihat rania yang seperti nya menginginkan dress itu seorang pegawai butik mendekatinya
"Ada yang bisa saya bantu mbak?" tanya seorang pegawai butik membuat rania terlepas dari lamunan
"Saya hanya mau liat liat mbak, bolehkan?"
"Silahkan mbak, jika ada yang ingin ditanyakan saya ada disebelah sana ya mbak" pegawai itu tersenyum ramah sambil menunjuk ke arah tengah ruangan.
"Makasih mbak" rania membalas senyum dan kembali fokus pada dress yang ada didepannya
Masih kagum dengan dress itu, tapi sekarang mata rania sesekali mengedip.
"What?!" suara yang cukup membuat sekitarnya langsung menoleh kearahnya.
Cepat cepat ia berusaha bersikap seperti biasa tak ada apa apa
Rania reflek mengeluarkan suara tak percaya dengan apa yang ia lihat sekarang
Label yang tergantung di dress
'Rp.650.000'
Matanya masih melotot ke arah label dan mulai melirik ke arah lain
Rania menghela napas lesu, awalnya ia ingin sekali membujuk mamanya untuk membelikan dress itu
Tapi ia sudah terlanjur melihat label harga yang fantastis mahal menurutnya
Mana mungkin mamanya akan membelikan dress pink itu, harganya aja udah hampir sama dengan uang jajannya selama satu bulan penuh.
Rania segera mundur dan menjauhi panjangan dress itu
Mulai mencari kemana mamanya pergi karna dari awal masuk mamanya sudah seperti terhipnotis untuk melesat masuk tanpa memperdulikan dirinya
'Mama kebiasaan ih, ninggalin orang' gumam rania sambil menoleh ke kanan ke kiri seraya mengibaskan rambut gelombangnya
BUG
KAMU SEDANG MEMBACA
Lollipop And Love
Teen Fiction"Makanya kalau punya pacar diajarin sopan santun dong" Laki laki itu melirik rania aneh, memundurkan kepala ekspresi terkejut "Sorry ya kok lo malah jadi marah marah ke gue sih?!" "Karna lo pacarnya!"