Vote Sebelum Baca!!!
***
"Mengapa akhir-akhir ini kau jarang berada di rumah? Elliot selalu mencarimu kautahu, kemana ponselmu? Ia bilang ia menghubungimu," ujar ayahku saat aku baru saja membuka pintu rumah. Kulihat ayahku terduduk di atas sofa ruang tamu bersama dengan Elliot yang juga berada di sana. Sialan. Mengapa Elliot sekarang terlihat sangat menyebalkan? Rasanya aku ingin menimpuk Elliot dengan batu. Kutarik nafasku sambil menutup pintu rumah. Kuangkat kedua bahuku, tidak peduli. Setelah seharian ini aku mendapatkan waktu yang cukup menyenangkan dengan Justin, Elliot datang dengan segumpal keberanian untuk mengadu pada ayahku bahwa aku tidak mengangkat teleponnya. Dia adalah lelaki pengecut yang pernah kutemui. Mengapa ia harus melibatkan ayahku? Ia sudah berumur 24 tahun tapi dimana nyalinya? Dan segumpal keberaniannya itu membuatku ingin melemparnya dari atas air terjun Niagara. Sebenarnya, ada apa dengan Elliot? Apa dia sadar bahwa aku tidak menyukainya? Maksudku, menyukainya dalam arti cinta? Aku hanya menganggapnya sebagai sahabat, tidak lebih. Cita-citaku selama ini bukanlah untuk menjadi seorang kekasih dari lelaki California yang memiliki rambut pirang. Dan bukan lelaki yang pengecut sepertinya.
"Aku hanya bersenang-senang di luar sana. Ada apa dengan itu?"
"Tapi Elliot mengkhawatirkanmu," ujar ayahku. Kubulatkan mataku.
"Lalu apa?" kuangkat kedua tanganku, bergaya tak peduli. Dan memang aku tidak peduli. "Dengar Elliot, sahabatku, aku menghargai dirimu karena selama ini kau selalu ada untukku. Tapi maaf, aku tidak bisa mencintaimu sayang," ujarku berjalan melewati ruang tamu setelah aku menatap Elliot dengan tatapan k-u-b-u-n-u-h-k-a-u. Ia langsung menundukkan kepalanya, ketakutan. Sudah kuduga. Mengapa aku harus memusingkan lelaki pengecut seperti Elliot? Ia bahkan hanya berani berbicara dengan ayahku agar ayahku menegurku karena ia tahu aku takut pada ayahku. Sebenarnya, aku tidak takut pada ayahku, aku hanya menghargai ayahku sebagai ayahku. Kau mengerti maksudku bukan? Maksudku, tidak sopan jika aku membantah ucapan ayahku.
"Ave! Ada apa denganmu?" tanya ayahku, kali ini suara lebih besar. Bukan berteriak.
"Aku hanya tidak ingin diganggui oleh Elliot! Aku tidak suka dihubungi olehnya karena percakapan yang ia buat benar-benar membosankan," ujarku, emosi. "Aku minta maaf Elliot, tapi sungguh, aku tidak menyukaimu jika kau terus menghubungiku! Dan demi Tuhan, aku tidak akan mencintaimu Elliot!" teriakku berlari dengan cepat melewati anak tangga menuju kamarku. Ini yang selalu kutakutkan. Elliot pasti akan menyukaiku. Aku tahu dari caranya menatapku tidak sama seperti ia menatap wanita lain. Ia seperti Justin yang jika berbicara, mata kami harus terus bertemu. Tapi aku bukan wanita yang berbicara dan menatap mata orang itu secara langsung. Terlebih lagi jika ia adalah seorang lelaki. Maksudku, aku langsung merasa gugup. Meski aku tidak menyukai lelaki itu.
Tiba-tiba aku teringat dengan kejadian kemarin. Ya Tuhan. Kuharap aku tidak dipecat!
***
"Dia menggodaku ayah!" ujar Ian saat aku baru saja ingin duduk di atas kursi kerjaku. Ian dan atasannya baru saja muncul saat aku menarik kursiku lalu melihat Ian yang kepalanya telah diperban dengan hidung yang patah. Hidungnya patah? Oh, itu sangat lucu. Mr.Wood menatapku dengan tatapan tak percaya lalu ia menggeleng-gelengkan kepalanya. Tunggu dulu. Mr.Wood dengan ucapan omong kosong anak sialannya itu? Apa selama ini aku terlihat seperti pelacur di depan matanya? Apa selama ini aku terlihat selalu menggoda anaknya? Ya Tuhan.
"Kemarin ia menggodaku ayah! Aku tahu ia telah merencanakan ini. Ia tahu bahwa aku akan menolaknya sehingga ia menyiapkan seseorang untuk memukulku! Demi apa pun ayah, aku ingin dia dipecat!" ujar Ian yang membuat seluruh karyawan menatap kami bertiga. Ya Tuhan. Ini benar-benar memalukan. Apa-apaan yang terjadi dengan Ian? Aku sudah tahu ini pasti akan terjadi. Ian memutarbalikan fakta! Aku menggeleng-gelengkan kepalaku. Aku masih mencintai pekerjaanku dan tidak ingin kehilangan pekerjaan ini. Tapi Ian, demi apa pun aku ingin melemparnya dari atas gedung ini. Ini bahkan masih pagi namun ia telah merusak suasana hatiku yang sudah jelek karena ayahku tadi pagi memarahiku dan ditambah lagi dengan fitnahan anak dari atasanku. Kuhembuskan nafasku, berusaha untuk terlihat stay calm.
![](https://img.wattpad.com/cover/67763756-288-k542335.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Criminal Crime | Herren Jerk
FanfictionMalam Thanksgiving hari itu tampak sangat berkesan bagi Ave Harris. Bagaimana tidak? Ia bertemu dengan rekan bisnis ayahnya yang masih sangat muda. Meski awalnya ia berpikir bahwa rekan kerja ayahnya adalah pria tua berjenggot putih, ternyata, ia di...