Fahmi POV
Sesampainya di rumah, aku memarkirkan mobilku di garasi. Namun tampaklah sebuah mobil yang tidak ku ketahui berada di depan rumahku. 'Mungkin kendaraan teman ayah atau ibuku' batinku dengan tenang.
"Assalamu'alaikum.. Aku pulang" kataku dengan senyum khas ku yang menawan.
"Wa'alaikumsalam.. Fahmi, kamu sudah pulang Nak. Sini duduk temani Ibu ngobrol sekalian kenalan sama Tante Hikmah dan anaknya.
Akupun berjalan menuju sofa dan bersalaman dengan Tante Hikmah yang berada di samping ibu. Dan hanya menatap anak Tante Hikmah. Ibuku hanya tersenyum lalu memperkenalkan anak dari Tante Hikmah.
" Fahmi, ini Annisa". Kata ibuku kalem.
"Fahmi. Lengkapnya Fahmi Muhyid Alghifary. Kalau kamu ?" tanyaku dengan penasaran. 'Subhanallah, dia cantik sekali' batinku.
"Aku Annisa. Lengkapnya Mar'ahtunnisa.." ujarnya dengan datar namun tetap terlihat cantik.
'Masya Allah. Aku tidak boleh seperti ini. Aduh kenapa aku merasa sedikit bergetar ??' batinku. Hingga membuatku menggelengkan kepalaku dengan secara tidak sadar. Aku harus masuk kamar daripada aku lama - lama berdosa bila menatapnya.
"Ibu, Tante, dan Annisa. Aku masuk dulu yah... Aku mau mandi dulu". Ucapku tanpa menatap mata Annisa.
Mereka hanya menatapku dengan senyuman yang kuartikan sebagai IYA.
Tak ku sia-siakan kesempatanku untuk kabur sebelum aku salah tingkah di hadapan Anisa. Yah hanya Anisa yang mampu membuatku seperti ini.
___________Annisa POV
'Ya Allah. Kenapa aku merasa adanya getaran saat aku melihat dan mendengar suaranya ?'batinku bergejolak.
"Ibu, Tante, dan Annisa. Aku masuk dulu yah... Aku mau mandi dulu". Kata Fahmi tanpa menatap wajahku. Dan aku hanya mampu membalasnya dengan senyuman.
" Allahuakbar allaaaahhuuakbaar-----". Adzan untuk shalat Ashar pun berkumandang.
"Tante, ruang untuk shalatnya dimana ?"
"Hm. Biar tante antar. Tapi maaf yah nak. Tante ngga bisa ikut shalatnya."
"Ibu juga, nisa. Maaf yah nak"
"Iya bu. Tante ngga usah antarin saya. Tante nunjukin aja dimana."
"Di ruangan samping dapur nak sebelah kanan".
"Baik tante. Makasih udah nunjukin tante". Aku pun pergi mengambil air wudhu. Setelah aku wudhu, aku masuk ke ruang yang tante maksud.
"ceklek"
"Assalamu'alaikum."Ternyata di dalam ruangan itu, ada Fahmi yang baru saja menggelar sajadah.
"Wa'alaikumsalam" tampaklah wajahnya yang sedikit gugup karena Anisa.
Aku pun menuju ke lemari dan mengambil mukenah. Lalu menggelar sajadah dan memakai mukenah.
'Mengapa dadaku bergetar hebat seperti ini ? Aku kan ngga ada riwayat penyakit jantung' gumamku hingga tanpa sadar di dengar oleh Fahmi.
"Kamu bilang apa ? Kamu punya riwayat penyakit jantung ??" Fahmi dengan wajah khawatir.
"Nggak kok. Aku ngga ngomong apa-apa". Kataku berbohong.
" oh. Kalau begitu yuk shalat".
Lalu mereka berdua pun shalat berjamaah...
________________Fahmi POV
Sepulangnya dari Anisa dan Ibunya dari rumahku, ibu menghampiriku lalu tersenyum. Aku tidak mengerti arti dari senyumannya itu.
"Ibu kenapa senyum- senyum seperti ini ?" ucapku penuh selidik.
"Begini nak, Anisa dan ibunya baru saja pulang dari Mesir. Dan ternyata Anisa kuliah di sana dan baru saja lulus. Kamu sejurusan dengan dia. Dan dia di terima di perusahaan milik Almarhum Ayahmu." terang ibu dengan panjang lebar.
Ibu tak pernah berbicara dengan wajah berbinar - binar ke arahku.
"Lantas, apakah yang ada di benak ibu sekarang ?"
"Ibu dan tante hikmah mau menjodohkan kalian".
" Ibu ?? Aku kan belum siap ??"
"Usiamu sudah cukup matang nak. Kamu udah 25 tahun. Lagian bentar lagi S2mu akan wisuda. Ibu kepengen menggendong cucu. Sementara Anisa baru 22 tahun."
"Ibu tahu kan kalau aku masih sibuk. Belum siap menikah. Hmm.. Baiklah demi ibu aku akan menerima permintaan ibu. Insyaallah bu. Fahmi janji" ujarku dengan tulus. Ibu yang mendengarnya cuma menitikkan airmata kebahagiaan lalu merangkul ku. "Bu, aku mau ke kamar dulu".
Akupun menuju ke kamarku dan mennyalakan laptopku. Saat aku membuka blogku akupun melanjutkan menulis di dalamnya. Yah aku menganggap itu sebagai tempat curhatku.
Hari ini aku merasa cukup senang. Berbagai pertanyaan bergejolak di hatiku. Yah aku jatuh cinta pada seorang kaum Hawa. Aku merasa dia yang benar - benar tulang rusukku. Aku yakin. Tanpa sadar saat aku menjadi imam dalam shalatnya, aku sedikit sulit untuk fokus. Dalam do'aku pun terselip namanya.
Namun aku takut bila suatu saat aku zina mata, zina hati, zina fikiran bahkan bila khilaf, aku menyentuhnya.
Aku senang saat ibu akan menjodohkanku dengannya. 2 minggu lagi aku akan melamarnya. Dan bulan depan kami akan menikah kalau Allah dan orangtuanya menyetujui kami.Namun di sisi lain aku merasa sedih. Ibuku akan kesepian bila kelak aku berkeluarga nanti.
Yaa muqallibal qulub tsabbits qalbii alaa diinik (wahai pembolak balik hati tetapkanlah aku dalam agamamu).
Akupun mengakhiri blogku. Dan melanjutkan membaca buku.
____________Author POV
Fahmi pun menunggu Langit didalam masjid. Tiba - tiba ponselnya berdering. Sebuah sms masuk ke ponselnya.
From : Langit
Assalamu'alaikum. Aku ada di dalam masjid dan aku memakai baju biru. Aku ngumpul bersama 2 orang temanku.To : Langit
Aku melihatmu. Aku akan ke sana bergabung dengan kalian.Fahmi menuju ke arah mereka. Yah, masjid begitu ramai sehingga awalnya Fahmi bingung.
"Assalamu'alaikum" kata Fahmi.
"Wa'alaikumsalam" kata mereka berbarengan.
"Perkenalkan saya Fahmi" sambil menjabat tangan mereka.
"Saya Langit"
"Saya Fuad"
"Dan saya Udin"
Mereka pun berbincang tentang profil mereka masing masing. Ternyata mereka itu saling mengenal melalui blog.
Selang beberapa menit, Amirah datang bersama Anisa menuju ke arah kami.
"Assalamu'alaikum". Kata Anisa dan Amirah bersamaan.
"Wa'alaikumsalam." jawab Fahmi, Fuad, Langit dan Udin.
"kak Langit. Di cari sama ibu tuh" kata Anisa saat tiba.
"Iya, bentaran gih. Kakak kan baru ketemu sama teman baru kakak, Nisa" ujar Langit dengan gemas.
"Kenalin, ini Amirah. Sahabat aku sejak kecil."
Ternyata mereka berdua itu berteman cuma Amirah lebih tua 3 tahun. Dan yang cukup mencengangkan Anisa adalah adik dari Langit.
"Yuk mampir ke rumahku." ajakan dari Langit. Dan langsung di sambut sama anggukan dari teman-temannya.
Amirah dan Anisa melihat ku dengan wajah terkejut. Lalu tampaklah wajah Anisa merona karena menatap Fahmi.
Lalu mereka pun menuju ke rumah Langit.
_____________
___,,,,___________To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Allah, Dan Ibuku
SpiritualCatatan singkat seorang insan yang hanya mengenal cinta dari Allah,, dari Ibu dan Ayahnya serta dirinya sendiri.