Song : Cokelat - Terlalu Indah
Satu yg kudamba, harapan jiwakuHadirnya dirimu, datangnya bayangmuMenyentuh jiwa ini, menghanyutkan semua angan
11Januari 2016
06.40
Pagi ini Alycia datang ke sekolah dengan riang seperti biasa. Rambut coklat sebahunya ia biarkan terurai, menambahkan kesan manis pada dirinya. Alycia Geeyon fresina, murid SMA Jingga yang duduk di bangku kelas XII IPA-1. Murid yang sangat pintar dan ramah.
Saat Alycia melewati lapangan, tak sengaja ia melihat Reno -cowok yang ia sukai- sedang bermain basket, memakai kaos polos berwarna putih dan celana SMA.
Pagi-pagi udah main basket aja, gapapa deh orang ganteng mah bebas batin Alycia.
Alycia terus meneruskan langkahnya menuju kelas yang terletak di sebelah perpustakaan.
Saat ia memasuki kelas, suara cempreng meneriakinnya.
"ALYCIAA!!" teriak Maya dengan suara cemprengnya.
Alycia mendengus kesal, dan melangkah menuju bangkunya yahg berada di sebelah Maya. "Pagi-pagi udah berisik aja lo!" sungut alycia kesal.
Maya hanya cengengesan, "Sorry lyc. Ohya! Katanya Reno mau pindah ke kelas ini, lyc." ucap Maya dengan gaya hebohnya.
"HAH?! SERIOUSLY?!" teriak Alycia histeris.
"NJIR, berisik lu bego," Maya mengeleng-geleng 'kan kepala.
"Si alycia udah gila kayaknya," ujar teman sekelasnya
"Iya kayaknya udah mulai gila, harus buru-buru di bawa ke RSJ nih." Hero menimpali perkataan Dera, dengan ketawanya yang menggelegar.
"ANJIR. DIEM LO HER!" teriak Alycia dengan kesal.
*Kringg *Kringg
2 menit kemudian datang Bu Retno dengan anak laki-laki di belakangnya. Anak laki-laki itu adalah Reno Putra Fransisco. Alycia bisa melihat Reno yang sedang mengedarkan pandangan ke penjuru kelas.
"Mohon perhatiannya anak-anak, hari ini Reno anak IPA-2 pindah ke kelas kalian. Ibu gak bisa kasih tau ke kalian mengapa Reno pindah keseni." ucap bu Retno panjang lebar, "Perkenalkan dirimu, layaknya murid baru." ucap bu Retho kepada Reno. Reno hanya mengangguk.
"Nama gue Reno Putra Fransisco, pindahan dari kelas IPA-2," tak butuh panjang lebar untuk memperkenalkan dirinya.
"Reno, kamu bisa duduk di sebelah Adit." ujar bu Retno sambil menunjuk bangku kosong di sebelah Adit.
Anjir dia duduk di depan gue, mati nih gue batin Alycia
"Hari ini guru-guru ada rapat jadi kelas akan free." bu Retno pun langsung keluar dari kelas.
Alycia tak henti-hentinya memandangi Reno yang duduk di depannya. Rambutnya yang berwarna kecoklatan ia biarkan acak-acakan, kesan cool terpampang jelas. Lehernya yang jenjang dan putih. Kupingnya yang agak kemerahan, membuat dirinya terlihat cute.
Coba aja gue bisa jadi pacar lo Ren Alycia mendesah. Yakali dia jadi pacar lo, mimpi mulu sih
batin alycia.
Bayangan Reno selalu saja ada dalam pikirannya. Selalu hadir, tak pernah absen dalam pikirannya.
$$$$$$$
Apa yg kucari, hanyalah asakuKepada dirimu, seluruh hidupkuBerikan kepadaku, setitik rasa itu
12 Januari 2016Alycia kini berada di kantin, tak henti-hentinya ia memandang ke arah pintu masuk kantin. Ia berharap Reno akan ke kantin bersama gerombolannya. Tapi 10 menit ini tak terlihat batang hidung Reno.
"May, kok Reno gak ke kantin sih?" tanya Alycia.
Maya yang sedang asik-asiknya makan harus memberhentikan aktivitasnya sebentar. "Mana gue tau, gue bukan emaknya. Lagian gue gak ngantongin dia, cari aja tuh di kolong meja." cerocos Maya. Maya ini memang bawel banget, udah suaranya cempreng plus bawel, mantep gak tuh?
"Heh. Gila lo, ck." Pandangan Alycia beralih menatap pintu masuk kantin lagi.
"Eh, katanya Reno suka sama Keyli, bener gak sih?" itu bukan suara Maya ataupun Alycia, tetapi itu suara lala -anak IPA-2- yang duduk di meja sebelah Alycia.
Alycia yang sedang meminum jus alpukat langsung tersedak. Gak mungkin Reno suka sama Keyli. Hal yang paling di takutkan Alycia terjadi Reno suka orang lain.
"Katanya sih bener, orang yang bilang aja si beno." Beno itu sahabat Reno dari SMP.
"Gue ke kelas duluan." ucapan Alycia mulai lirih, sepertinya habis ini ia akan menangis.
Saat ia masuk kedalam kelas terdapat Reno yang sedang menelengkupkan kepalanya di lipatan tangannya. Alycia menatap Reno dengan nanar, penglihatannya mulai buram akibat air matanya yang menumpuk.
Alycia duduk di kursinya dan langsung menelungkuplan kepalanya. Tetes -tetesan air mata mulai meluncur bebas di pipi chubby-nya. Isakan kecil mulai keluar dari bibir mungilnya. Isakan itu semakin besar sehingga yang berada di dekatnya bisa mendengar.
"Lo kenapa?" itu suara Reno.
Alycia mendongak, Reno melihatnya dengan alis terangkat satu. "Gapapa." Alycia pun menghapus air matanya.
"Beneran? Lo kayaknya sakit ya?" tanya Reno dengan nada khawatir.
Bukannya menjawab Alycia malah menelungkupkan kepalanya lagi.
"Yaudah deh." gumam Reno lalu membenarkan posisi duduknya.
Apa gue gak pernah terlihat di mata lo, Ren? Apa gak bisa lo naruh perasaan terhadap gue? Hanya itu yang gue mau, Ren batin alycia sedih.$$$$$$$
Aku mencoba ungkap rasa iniNamun ku tak sanggup, tak mampu ku berbicaraBegitu berat untuk kukatakantak sanggup ku menatapmu, terlalu indah bagiku
17 Januari 2016
Rencananya hari ini Alycia akan mengungkap 'kan perasaannya terhadap Reno. Sudah lima hari Alycia dan Reno dekat, mungkin dekat sebagai teman kelas.
Bel istirahat pun berbunyi, ini yang di tunggu-tunggu oleh Alycia, ia akan mengungkap 'kannya pada jam istirahat. Ia pun melihat Reno yang berbalik menghadap ke arahnya.
"Mau ke kantin?" tanya Reno, jangan lupakan dengan senyuman manisnya.
"Boleh tapi, gue mau ngomong sama lo di suatu tempat dulu." ujar Alycia dengan tangannya yang mulai gemetar, ia gugup.
"Mau ngomongin apaan emang?" Reno menaikan sebelah alisnya, bertanda bingung.
"Ikut aja, ayo," Alycia berjalan di depan Reno.
Reno mengernyitkan alisnya. "Gudang?" tanya Reno.
"Di depan gudang aja kok."
"Yaudah, langsung to the point aja." Reno memasukan tangannya kedalam saku celana.
"G-gue su-suk. Ahh!!." Alycia benar-benar gugup, keringat mengucur di dahinya.
"Lyc, kenapa sih?" tanya Reno bingung, tangannya terulur untuk menyentuh pundak gadis itu.
Alycia menatap mata Reno, tak sanggup dirinya memandangi mata Reno yang membuatnya tambah gugup. Mata Reno yang begitu indah. Alycia memandang ke arah lain. Ia tidak bisa berkata lagi, lidahnya kelu, kata-kata yang telah ia rangakai seakan terkunci di tenggorokannya.
"Lyc, ngomong dong. Lo yang bawa gue kesini, tapi lo malah kayak gini." Reno mengguncang-guncang pundak Alycia.
Alycia pergi begitu saja meninggalkan Reno sendirian. Dengan kakinya yang mulai lemas Alycia terus berlari, sekarang ia takut, takut kalau dia mengungkap 'kan perasaannya pada Reno. Ia takut Reno akan menjauhinya.
Ponselnya berbunyi menandakan pesan masuk.
From : Bunda
Alyc, kita harus pindah ke London. Besok kita berangkat.Pada saat itu Alycia pergi, pergi dari sekolahnya, dari negaranya, dan dari kehidupan Reno.
KAMU SEDANG MEMBACA
[SONGFICTION] Rasa Dibalik Alunan Nada
Short StoryTernyata memendam jauh lebih mudah dibanding menyatakan. Menunjukkan bagaimana rasanya memendam perasaan. Hanya dapat menyaksikan tanpa bisa diungkapkan. Kumpulan songfict karya beberapa member DWGroup: @silfaara @haurazzury @griseldaenr14_ @x-adn...