Song: Ku Menunggu - Rossa
Arik Aldric. Cowok yang selalu membuatku menunggu. Aku dan dia sudah bersahabat dari SMP. Dan sekarang, kita sudah kelas 11 SMA. Waktu terasa begitu cepat.
Aku sudah lama menyukainya. Ah bukan, aku mencintainya. Tapi sayang, dia sudah punya pacar. Dan aku tidak ingin menjadi perusak di hubungannya. Jadi, aku hanya bisa menunggu dia putus dengan pacar nya. Tidak, aku tidak mendo'akan dia cepat putus dengan pacar nya, Aku hanya menunggu dia putus.
Lo lama banget sih Key. Cepet keluar! Gue udah nunggu lo di luar sama Nesya.
Aku menghela napas membaca chat dari Arik.
Padahal aku sudah bilang sama dia, kalau aku bisa berangkat sendiri. Tapi dia ngeyel dan selalu maksa aku buat berangkat bareng sama dia dan Nesya, pacar Arik. Aku, Arik dan Nesya, rumah kita berdekatan.
Aku keluar kamar dan berjalan menuruni tangga.
"Key, Arik udah nunggu di depan tuh." ucap mama.
"Iya mah. Yaudah aku pamit ya." aku menyalami tangan mama, "Assalamu'alaikum." pamitku.
"Wa'alaikumsalam."
Aku membuka pintu mobil belakang Arka dan masuk ke dalam mobil.
"Hai." aku tersenyum pada Nesya yang menoleh ke arahku.
Arka fokus menyetir mobil menuju sekolah.
"Hai Key. Telat lagi?" Nesya tersenyum jahil.
Aku terkekeh pelan, "Iya Sya, maaf ya, buat kalian nunggu."
"Begadang terus sih." cibir Arka dengan pandangan fokus ke jalanan.
Aku mendengus, "Diem deh."
"Jangan terlalu banyak begadang, Key. Engga baik."
"Gue engga begadang kok, Sya. Emang bener-bener insomnia."
Ya, aku memang insomnia sejak kelas 9 SMP. Aku tidak tahu apa penyebab nya. Yang jelas, aku tidur di atas jam dua belas malam.
"Iya deh, Key. Yang penting kamu bisa jaga kesehatan."
Aku mengangguk dan memainkan games di ponselku.
"Sayang, entar jadi 'kan ke Gramedia nya?" tanya Arka.
Tahu 'kan Arka ngasih pertanyaan itu ke siapa?
"Iya jadi kok." Nesya menoleh ke arahku, "Kamu mau ikut engga, Key?"
Aku mendongak, "Hah?" tanyaku pura-pura tidak menyimak obrolan mereka tadi.
"Jangan maen games terus makanya." cibir Arka.
"Arka lo kenapa sih? Sensi banget. Lagi PMS?" ucapku kesal.
Nesya tertawa kecil, "Udahlah Key, diemin aja."
Aku mengangguk, "Pulang sekolah Sya ke Gramedia nya?"
Nesya tersenyum, "Iya Key. Mau ikut?"
"Engga deh. Gue mau bantuin mama bikin kue." jawabku.
Padahal sih, aku juga mau ada novel yang di beli. Tapi, daripada jadi obat nyamuk nya Arka-Nesya, mending aku minta anter temen sekelasku aja deh.
"Oh yaudah kalo gitu." ucap Nesya.
Tidak ada pembicaraan lagi diantara kita bertiga. Aku pura-pura fokus dengan gamesku, Nesya memandang jalanan di luar, dan Arka fokus menyetir.
^^
"Kok Nesya lama banget ya, Key?" tanya Arka.
Saat ini kita sedang di kantin. Aku dan Arka satu kelas, sedangkan Nesya tidak.
KAMU SEDANG MEMBACA
[SONGFICTION] Rasa Dibalik Alunan Nada
Krótkie OpowiadaniaTernyata memendam jauh lebih mudah dibanding menyatakan. Menunjukkan bagaimana rasanya memendam perasaan. Hanya dapat menyaksikan tanpa bisa diungkapkan. Kumpulan songfict karya beberapa member DWGroup: @silfaara @haurazzury @griseldaenr14_ @x-adn...