Bagian 1

368 21 2
                                    


  Sebelumnya aku telah merasakan hal ini.
Merasakan kehilangan atas apa yang mungkin tak kumiliki. Merasakan hukuman bahkan tanpa tau apa kesahalanku. Aku tak akan menyalahkan tuhanku karena ini semua telah menjadi takdir yang MUNGKiN akan berakhir bahagia - Alpha Moretz

Aku tak pernah tau takdir di hidupku ini. Seakan kebahagian tak pernah berpihak kepadaku. Aku dilahirkan tanpa ayah. Ibuku bilang bahwa ayahku tak mau bertanggung jawab atas kehamilan nya. Keluarga ayahku sangat tidak setuju dengan ibuku karena ia berasal dari panti asuhan. Mereka bahkan mengatai ibuku jalang. Saat itulah ibuku memutuskan untuk tak menemui ayahku lagi. Sejak saat ibuku menceritakan semua itu aku tak pernah lagi menanyakan dimana keberadaan ayahku.

Aku sungguh membenci ayahku namun aku sangat ingin bertemu dengannya. Bodoh!

Tapi sejujurnya aku sangat iri pada teman-temanku yang memiliki keluarga utuh. lbuku berjuang sendirian menghidupiku. Ia tak tinggal dipanti asuhan lagi saat ia mengandung.la tak ingin menjadi bahan cemoohan disana .Ia membeli rumah sederhana hasil kerja kerasnya.

Pada saat umurku 3 tahun ibuku mengadopsi bayi dari panti asuhan tempatnya dulu. Aku tak mempermasalahkan hal itu ,  walaupun bryan memang sangat menyebalkan sampai saat ini. Namun aku sangat menyanganginya seperti adik kandungku sendiri.

Dulu saat aku memasuki sekolah dasar aku sempat menjadi bahan bullyan teman-teman disekolahkku karena aku miskin. Namun sekarang ekonomi keluargaku sudah mulai meningkat saat ibuku memulai usaha butiknya yang berkembang pesat.

Aku mengerjapkan mataku untuk kesekian kalinya.
"Sialan! Aku terlambat lagi" gumamku setelah melirik jam di kamarku.

Dengan sigap aku melangkahkan kaki jenjangku ke kamar mandi . Setelah itu bersiap memakai pakaian dan memoles wajahku dengan makeup tipis. Aku tak menyukai make up berlebihan sungguh itu membuatku terlihat tua. Tiba-tiba pintu kamarku terbuka. Munculah anak berumur 14 tahun dengan raut wajah menyebalkannya
"Alpha, kukira kau sudah berangkat sekolah" ujarnya malas. Sialan anak ini.

"Kenapa kau tak membangunkan ku bodoh" ucapku berkacak pinggang didepan wajahnya. Bryan memutar bola matanya

" Kau tau kau seperti Kuda Nil yang berendam dilumpur menjijikan ditengah panas saat aku tengah membangunkanmu "
"Ya terserah kau saja" ucapku seraya mendorong pintu dan melewatinya .

Aku menghampiri ibuku yang telah siap dengan hidangan di meja makan. aku mencium pipinya sekilas

"Mom aku pergi sekarang" ujarku.

"Makan lah dulu sarapanmu" ucap ibuku dengan lembut.

"Tidak mom aku akan pergi aku sudah terlambat 15 menit" ucapku seraya beranjak mmeninggalkan ibuku.

Suasana disekolah sudah sepi. Oh god aku sangat terlambat sekarang pasti si botak akan mengamuk jika aku masuk. Aku mulai memasuki pekarangan sekolah.
Aku mengetuk pintu kelasku dengan hati-hati
"silakan masuk" bagus itu suara mr.fred dan bersiaplah akan hukumanmu alpha.kulangkahkan kakiku menuju mejanya dan menatapnya takut-takut

" Maafkan aku sir aku—".

"Sudah berapa kali aku memperingatimu ms.moretz, silakan keluar dari kelasku" ucapnya seraya menatapku dingin dan penuh peringatan.

"Tapi—" ucapanku terpotong oleh mr.fred

"Tak ada penolakan, silakan keluar atau kau menerima hukuman berat pagi ini"
Tatapnya sungguh mengerikan, jika saja tatapan bisa membunuh mungkin sekarang aku sudah tewas.

"Baiklah sir",aku menjawab dengan lesu dan kembali keluar kelas.

Sialan ada apa dengan pagi ini sungguh membuatku muak. Aku sungguh lelah dengan apa yang terjadi dikehidupanku. Aku memutuskan untuk Kekantin untuk mengisi perutku yang merepotkan ini.

Duduk dikantin sembari menatap sekelilingku. Sungguh membosankan. Aku putuskan untuk memesan makanan. Aku memilih duduk di didekat kaca dan memakan makanan yang kupesan.Menit demi menit berlalu. Aku memperhatikan jam omega yang melingkar ditanganku. Tidak jam si botak sudah habis.

Segera kulangkahkan kakiku menuju kelas berikutnya. Sastra inggris, untungnya aku sangat menyukai pelajaran ini bukan hanya pelajaran ini sungguh mudah tapi di guru yang tampan itu. Sial! oh Apakah aku terlihat seperti gadis murahan. Ah sudahlah aku tak peduli.

Aku menatap wajah Anna yang mengernyitkan dahinya saat aku duduk disebelahnya.

"Kudengar dari ken kau hmm-".

"Ya aku diusir Mr.Fred karena terlambat lagi. benar-benar sialan" ucapku sambil mengeluarkan buku.
Sebentar lagi jam Mr.Alexander akan dimulai 10 menit lagi.

"Baiklah aku tak akan membahasnya. Apakah kau tau berita terhangat di Riverhood high school ini" ucapnya antusias. Seperti biasa anna memang hobi bergosip layaknya gadis disekolah ini.

"Well kau tau aku selalu tak punya waktu mengurusi gosip murahan yang beredar" ucapku jengah. Anna memutarkan bola matanya.

"Terserah kau saja tapi ini benar-benar berita penting sungguh"anna mengangkat dua jarinya .Dia terlihat serius sekarang.

"Baiklah berita apa itu Anna Routh Wood " ucapku malas .

"Kau tau Calista gadis sombong dan jenius itu" ucapnya berbisik seakan ini rahasia. padahal sudah jelas ini bukan rahasia lagi jika ini merupakan berita heboh seperti yang ia jelaskan tadi.

"Siapa yang tidak tau dia ,gadis paling pintar, kaya raya dan lengkap dengan sifatnya yang menyebalkan, Oh apakah dia menjadi sampul majalah lagi karena kekayaan ayahnya atau kecantikan nya yang seperti ratu Inggris dan kejeniusannya seperti Albert Einstein" ucapku menatapnya jengkel.

"Bukannn, tapi kabarnya dia masuk rumah sakit jiwa tadi malam dan—".

Aku melotot dan menatapnya terkejut. Tiba-tiba Mr.Alexander masuk kedalam kelas. Anna tak melanjutkan kata-katanya dan segera beralih menatap guru tampan itu tak berkedip. Oh ini membuatku penasaran Dan sepertinnya ini menarik.

Aku menghempaskan tubuhku diatas ranjang. Cerita Anna benar-benar membuatku pusing. Calista merupakan sahabat lama ku sewaktu di middle school. Bahkan dia teman pertamaku disana. Dia sangat cantik ,kaya raya dan pintar. Namun dia tak cukup akrab dengan orang-orang sekitarnya dengan kata lain dia sangat sombong. Namun ia malah berteman baik denganku. Bahkan ia yang pertama kali mengenalkan dirinya. Aku sungguh tak percaya jika dia memang memiliki ganguan jiwa sejak lama .Calista bahkan tak menunjukan sifat aneh saat kami bersahabat dulu.Ya aku dan calista bersahabat baik dulu dan entah sejak tahun terakhir dia menjauhi dan memusuhiku .Aku sudah beberapa kali mencoba memperbaiki persahabatan kami dan mencari tau apa permasalahannya. Dia benar-benar tak merespon hingga membuatku muak. Sejak saat itulah aku tak pernah berbicara dengannya lagi.

To be continue.
Ini merupakan cerita pertama dan gue harap ada yang mau baca cerita ini.

Don't forget to comment and vote
Oke thanks 😘

  All The Pain (Justin Bieber)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang