Bagian 2

182 16 0
                                    

  

       Minggu-minggu ini menjadi minggu terberat untukku. Bukan hanya tugas sekolah yg menumpuk tapi juga aku merasa tertekan karena ibuku masuk rumah sakit kemarin sore.
Jelas saja aku sungguh khawatir dengannya. Walaupun dokter mengatakan bahwa ibuku hanya kelelahan karena kurang istirahat. Tak bisa kubayangkan kalau terjadi apa-apa pada ibuku yang jelas hanya ia orang yang kupunya didunia ini selain Bryan tentu saja.

Kutatap bayangan wajahku terpantul dicermin. Kantung mata yang besar dan hitam efek dari kurang tidur  bahkan akhir-akhir ini aku sering menangis. Aku bukan gadis cengeng namun saat ini aku tertekan .sungguh!

Kuusap wajahku dengan air agar terlihat lebih segar. Toilet rumah sakit ini  sepi . Oh tentu saja ini sudah pukul 12 malam.

Malam ini aku berada dirumah sakit menjaga ibuku . Aku tak tega melihat Bryan menunggu ibuku sampai larut sedangkan ia besok harus sekolah. Bryan selalu menunggui ibuku setelah pulang sekolah terkadang ia melewatkan makan siang atau makan malamnya. Aku bersyukur besok ibuku sudah diperbolehkan pulang melihat kondisi ibuku yang mulai stabil.

*****

 
  Suasana kafetaria pagi ini cukup menyenangkan . Walaupun Anna sedikit menyebalkan hari ini. Dari jam pertama sampai istirahat tiba mulutnya tak berhenti mengoceh . Telinga ku sampai panas mendengar curhatan tentang kekasih barunya Nicholas William seorang kapten basket impian gadis sekolah ini dan nic merupakan anak dari pengusaha terkenal. Ku akui lelaki itu cukup tampan dan memiliki tubuh atletis. Dan itu membuatku iri .ah sialan!.

Oh tidak aku bukan iri karena pacarnya yang tampan itu .Tapi secepat itukah ia mendapat pasangan padahal baru dua minggu ia putus dari Ronald Simpson lelaki yang juga tampan namun  juga brengsek . Well Aku bahkan belum pernah berpacaran semenjak putus dari Robin. Mantan pacarku 2 tahun lalu. Aku mengernyit saat bayangannya terlintas di pikiranku. Oh sudahlah itu masa lalu tak perlu bahas lagi. Walaupun hatiku masih belum bisa lepas dari nya.

"Alpha, kau tak mendengarkan ku" rengek Anna padaku.

" Aku mendengarnya kau mengatakan tentang pacarmu yang tampan itu dan juga hot itu hmm "  ucapku menggodanya. Rona dipipinya pun berubah sekarang. Huh dasar!

" Aku bahkan sudah berpindah topik Al" tukas Anna

"Oke ,apa itu Ann" ucapku malas

"Hmm sekolah kita memiliki murid baru , Justin Drew Bieber allll" Jerit Anna tertahan sambil menatap kedepan pintu kafetaria.

Tubuhku menegang menatap lelaki itu. Seseorang berperawakan tinggi tegap, memiliki warna bola mata coklat madu dan  tatoo terpampang dilengan kirinya.

Tatoo?
Sejak kapan lelaki itu memilikinya?
Oh tuhan ini bencana besar, jeritku dalam hati melihat keberadaanya yang berjalan kearahku. Aku menundukan kepalaku kebawah agar rambutku menutupi wajah ku saat lelaki itu melewati meja tempatku berada.Aku berharap ia tak melihat saat ini.
Aku mendesah lega saat ia melewatiku. Kuangkat kepalaku menatap Anna yang melotot . Spontan aku mengernyitkan kepalaku .

"Hmm menghindariku eh " Bisik suara familiar memasuki gendang telingaku.

Tubuhku menegang ditempat dan kugigit bibir bawahku dan menoleh ke arah sumber suara.
Deru nafasku tak beraturan menatap lelaki tampan didepan wajahku. Ia menyeringai dan menegakan tubuhnya yang tadinya sempat ia condongkan mengahadapku.

Kulihat Justin tersenyum kepada Anna  dan  bisa kulihat Anna sedikit ternganga sebelum membalas senyum justin.

"Boleh aku berbicara dengan gadisku ini " ucap justin yang ditujukan kepada Anna.

  All The Pain (Justin Bieber)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang