Hai adakah yang menanti kelanjutan cerita abal-abal ini????
Saya rasa tidak ya, tapi ngga apa Saya tetap update ya. Hehehe
Maaf kalau typo selalu bertebaran ☺Happy reading......
---------------------------------------------
Cella tampil dengan dress putih selututnya yang berlengan tiga per empat, dia terlihat sangat cantik dan sederhana. Rambut panjangnya dia gerai dan dipakaikan bando berwarna senada dengan dress-nya. Walaupun wajahnya hanya diberi make up se-natural mungkin, namun hal itu tidak mengurangi kecantikan yang dimilikinya.
Selesai merapikan penampilannya di depan cermin besar, pintu kamar yang dia tempati terbuka menampilkan sosok suaminya. Sejenak mata mereka saling bertatapan tapi Albert segera mengalihkan pandangannya.
"Kak, mau aku bantu menyiapkan pakaian yang akan dipakai?" tanya Cella. Bukannya menjawab Albert malah langsung masuk ke kamar mandi.
Cella yang mengartikan dengan penolakan segera merapikan alat riasnya dan pergi keluar kamar. Belum sampai dia memegang handle pintu, suara suaminya terdengar dari dalam kamar mandi. "Siapkan pakaianku di atas ranjang!" Cella yang mendengar hal itu langsung menurutinya.
***
Cella berjalan bersebelahan menuju para tamu yang sudah hadir. Di sana sudah mulai hadir keluarga Cella dan juga keluarga Albert serta beberapa kolega bisnis mereka yang kebetulan juga sahabat orang tua mereka. Saat mendekati para tamu tangan Cella ditarik dan dikaitkan pada lengan kekarnya.
"Jangan memperlihatkan kalau pernikahan kita bermasalah!" bisiknya tegas.
Cella sangat gugup melihat mertua dan orang tuanya sedang berbincang pada mertua adik iparnya. Kegugupannya bertambah karena Albert membawanya ke arah mereka.
"Malam semua," sapa Albert kepada mertua, orang tua dan juga besan orang tuanya.
"Sudah dari tadi Ma...Pa?" tanyanya sambil memeluk Bastian dan Lily.
"Belum sayang," jawab Lily sambil membalas pelukan putranya dan mencium pipi kiri dan kanannya.
"Ma...Pa... bagaimana kabarnya?" Cella yang berada di sebelah Albert memberanikan diri bertanya.
"Hmmm.....seperti yang kamu liat. Lebih buruk!" jawab Lily sinis. Cella hanya menelan ludahnya mendengar jawaban dari ibu mertuanya.
"Bagaimana keadaanmu sayang?" Bastian memecah ketegangan yang terjadi, sedangkan orangtua Cella dan Albert hanya bersikap acuh.
Sebelum Cella menjawab, Rachel menarik tangannya dan merangkul bahunya. "Menantumu baik-baik saja Bas, tadi dia sangat antusias sekali membantuku menyiapkan pesta ini."
"Wah nanti kalau Papa punya acara kamu juga harus ikut andil menyiapkannya ya." Bastian menggoda menantunya sambil mengacak rambut Cella dan Cella pun hanya membalasnya dengan senyum manisnya.
"Dad....Mom... bagaimana kabar kalian?"
"Jauh lebih baik dari sebelumnya!" jawab Adrian menatap tajam putrinya sedangkan Sandra hanya mengangkat bahunya.
Cella kembali menelan ludahnya melihat sikap dingin kedua orang tuanya dan mama mertuanya. Andaikan dia bisa memilih, dia tidak akan ikut hadir dalam acara ini. Cella hanya menghembuskan nafas secara perlahan untuk meredakan sesak yang menyerang rongga dadanya.
Belum reda sesak yang dia rasakan, samar-samar sapaan suara milik seseorang mengalihkan orang-orang yang ada di sekitarnya. Jantung Cella berdetak dengan cepat, wajahnya pun mulai memucat sedangkan Albert menatap seseorang itu dengan tatapan bersalah dan juga tersirat sangat merindukan orang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stifling Marriage
RomanceNOVEL INI SUDAH TERSEDIA DI GOOGLE PLAYBOOK (The Marriage #1) "Kak, sampai kapan kamu memperlakukan aku seperti ini? Setidaknya hargai usahaku menjadi istri yang baik buatmu Kak." "Sebenarnya aku juga tidak menghendaki hal ini terjadi. Tapi apa mau...