Halloo guys, bertepatan dengan hari minggu dan Saya sedang nyatai jadi saya update lagi.hehehe
Semoga bisa menemani hari libur kalian ya. ☺Happy reading ☺
-----------------------------------------------
Hari ini sangat melelahkan bagi Cella, Icha dan Aunty Keira untuk menyelesaikan pesanan beberapa jenis kue. Setelah selesai membereskan perlengkapan, Cella duduk sambil meluruskan kakinya yang pegal di sofa yang ada di ruangan itu.
"Di minum dulu Cell tehnya." Aunty Keira menghampiri Cella sambil membawa nampan berisi tiga cangkir minuman dan beberapa potong kue.
"Terima kasih Aunty," ucap Cella sambil meraih cangkir teh dengan senyum manisnya.
"Icha dimana Aunty?" Cella meminum teh sambil memakan kue yang diberikan tadi.
"Lagi di depan masih berbincang dengan Mrs. Paula." Aunty Keira menjawab sambil memperhatikan Cella.
"Cell, apa tidak sebaiknya kamu berhenti kerja dulu mengingat usia kandunganmu yang masih terbilang muda?" khawatir Keira melihat Cella yang seperti kelelahan.
"Cella tidak baik buat ibu hamil kalau terlalu kelelahan." tambahnya.
Cella hanya tersenyum tipis, seolah-olah mengatakan kalau dia baik-baik saja. Dia paham dengan kekhawatiran Keira tapi Cella tidak punya pilihan. Kalau Cella hanya berdiam diri di apartemen mewah milik suaminya dan tidak bekerja maka dia tidak akan mempunyai uang tambahan untuk memenuhi kebutuhan pribadinya sehari-hari.
Albert memang memberinya uang bulanan yang jumlahnya melebihi dari cukup, tapi tidak pernah dia gunakan. Uang pemberian Albert dia tabung untuk keperluan anaknya kelak, tanpa sepengetahuan Albert tentunya. Selama ini sebelum mendapat bayaran dari Icha, dia menggunakan uang simpanannya dulu yang didapat dari kerja part time mengajar ballet sewaktu dia kuliah di Inggris. Jumlah yang dia kumpulkan dan punyai sekarang pun lumayan besar.
"Cell..... hei....malah melamun diajak bicara." Keira menyentuh tangan Cella yang memegang cangkir.
"Oh maafkan aku Aunty. Aku tidak apa-apa. Baby tidak keberatan kalau diajak bekerja," kilahnya sambil tersenyum menenangkan.
Keira hanya mendesah mendengar jawaban Cella. "Baiklah kalau begitu. Tapi kalau kamu merasa lelah, istirahatlah! Jangan memaksakan diri dan jangan egois!" kata aunty Keira tegas.
"Siap nenek." Cella menirukan suara anak kecil yang sedang diceramahi neneknya sambil menundukkan kepalanya. Tanda mengerti.
Keira sudah seperti ibu bagi Cella. Disaat seperti ini dia masih bisa merasakan hangatnya kasih sayang tulus dari seorang ibu, meskipun itu bukan ibu kandung maupun ibu mertuanya. Aunty Keira merupakan seorang janda yang telah ditinggal meninggal oleh suaminya. Keira sendiri memang sudah bekerja pada keluarga Stanley semasih orangtua Icha masih hidup. Setelah kedua orangtua Icha menjadi korban perampokan di rumahnya yang menyebabkan kedua orangtua Icha meninggal dan perusahaannya bangkrut karena banyak kecurangan yang terjadi di dalam management perusahaan. Icha diajak tinggal bersama Aunty Keira dengan menempati bangunan bekas ruko dua lantai dengan halaman samping yang lumayan luas yang telah dibelinya.
"Oh ya Aunty, kenapa tempat ini tidak dijadikan cafe saja? Mengingat bentuk bangunannya seperti ini. Tinggal di renovasi sedikit dan ditata lebih rapi supaya kelihatan lebih luas. Bagaimana?" Cella memberikan ide cemerlangnya buat Keira.
"Uang dari mana Cell? Kamu tahu sendiri kan modalku saja untuk membuat kue sangat terbatas," sahut Icha yang datang dari arah depan.
"Pakai uangku saja dulu Cha, kurasa uang tabunganku cukup untuk membiayai renovasi tempat ini. Aku prediksi tidak terlalu banyak menghabiskan uang untuk renovasinya, ini tempatnya masih bagus dan terawat," analisanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/67161315-288-k434309.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Stifling Marriage
Romance(The Marriage #1) "Kak, sampai kapan kamu memperlakukan aku seperti ini? Setidaknya hargai usahaku menjadi istri yang baik buatmu Kak." "Sebenarnya aku juga tidak menghendaki hal ini terjadi. Tapi apa mau dikata semua sudah terjadi. Aku tidak bisa m...