"Beritahu aku bagaimana kau membuktikannya Sa," Zara menuntut Salsa saat orang yg sudah membayar buku yg sudah dibelinya pergi.
"Lepaskan kacamatamu," perintah Salsa.
Dahi Zara bekerut, ia terheran. "Untuk apa?"
Salsa memutar bola matanya. "Kau bilang ingin pembuktian, jadi turuti saja perkataanku."
"Oh o...ke," dengan ragu Zara mengikuti perintah yg dikatakan Salsa, dilepaskannya kacamatanya lalu diletakkan diatas meja. "Sudah, lalu apalagi yg akan kau lakukan padaku?"
Salsa memperhatikan Zara sejenak. "Buka jepitan rambutmu."
Zara ingin memprotes lagi, tapi Salsa yg mengetahuinya dengan cepat menyodorkan telunjuknya didepan wajah Zara agar Zara tidak memprotesnya.
"Lakukan saja apa yg kukatakan."
Zara mendengus, namun ia tetap melakukan perintah Salsa dan merapikan rambutnya. 'Kalau saja dia bukan sahabatku, aku tidak akan mau melakukannya,' batinnya.
"Sekarang tersenyumlah dengan ikhlas, tidak boleh terpaksa. Tersenyum sebagaimana yg sering kau lakukan," perintah Salsa lagi sembari mengeluarkan ponselnya, lalu ia fokus pada ponselnya.
"Hei, untuk apa aku tersenyum?" kali ini Zara berhasil memprotes Salsa.
Tibatiba Salsa mengangkat ponselnya dan mengarahkan kearah Zara, layaknya orang yg ingin memotret. "Ingin buktikan? Tersenyumlah kearah kamera ponselku, aku akan memotretmu lalu kau bisa melihat pembuktian dari apa yg kukatakan kalau kau lebih cantik dari badut yg selalu membullymu itu."
"Kalau kau tidak berhasil membuktikan bahwa perkataanmu itu benar, aku tidak akan mau membantu pekerjaanmu selama seminggu," ancam Zara.
"Apa katamu sajalah. Cepatlah tersenyum," ujar Salsa yg tidak memperdulikan ancaman Zara.
Masih dengan ragu Zara pun tersenyum, karena ia tidak percaya dengan semua perkataan Salsa.
"Hei, aku bukan penjahat, jadi jangan senyum seperti orang ketakutan seperti itu. Tersenyumlah dengan ikhlas," omel Salsa karena kesal.
"Iya cerewet," jawab Zara.
Lalu Zara tersenyum lagi, dan kali ini ia tersenyum layaknya ia sedang tersenyum menunjukkan sifat ramahnya kepada orang lain. Bukanlah senyum yg dibuat buat. Salsa mulai memotret wajah Zara yg sedang tersenyum dengan rambut yg terurai dan tanpa kacamata. Setelah selesai, ia tersenyum melihat hasil foto Zara pada ponselnya.
"Yaampun Zara, aku sangat iri melihat kecantikanmu ini. You're such a beautiful girl darling. Coba saja dari dulu kau seperti ini, tidak akan ada orang yg berani meremehkan atau merendahkanmu. Bisa kupastikan badut itu akan kalah denganmu, semua laki laki yg ada dikampusmu pasti akan terpesona melihatmu," Salsa memuji kecantikan Zara dari foto yg baru saja dipotretnya itu.
'Dia ini kenapa sih? Kenapa berbicara sendiri? Aneh sekali,' gerutu Zara dalam hati. "Kau kenapa Sa? Sakit?" tanyanya dengan asal.
Salsa mengalihkan pandangannya dari ponsel lalu menatap Zara, ia menyodorkan ponselnya kedepan wajah Zara membuat Zara mundur sedikit. "Kau yg sakit. Kau lihat ini, aku sedang memujimu bodoh. Tidakkah kau sadar bahwa kau cantik? Bahkan kau lebih cantik dariku."
Tentu saja Zara tidak percaya dengan perkataan Salsa yg menurutnya berlebihan itu. Maka dari itu, ia mengambil alih ponsel Salsa lalu ia memperhatikan wajahnya sendiri dilayar ponsel Salsa. Matanya terbelalak, ia sungguh tidak percaya kalau dirinya yg ada disitu.
KAMU SEDANG MEMBACA
PEOPLE CHANGED // H.S
RandomMenjadi culun, lugu dan kurang pergaulan sangatlah tidak berdampak baik bagi kehidupan seorang Zara Natasha, tapi mau bagaimana lagi sudah dari kecil ia memiliki sifat itu. Bahkan sampai ia sudah kuliah. Namun ternyata pada akhirnya Zara mengalami k...