II

240 11 10
                                    


Playlist, Saat Terakhir by ST 12

Abaikan Typo, karena memang ujan langsung post tanpa di edit dulu.

So, enjoy^^

***

Sang Surya menyinari jagat raya dengan sinarnya yang kemilau. Pertanda waktu semua insan untuk memulai aktifitas mereka dengan penuh semangat. Pun denganku yang kini tengah berjalan tertatih, mebiasakan diri untuk melemaskan kaki yang kaku. Berjalan dengan langkah kecil di taman buatan bunda yang asri. Merasa lelah, aku duduk di bangku taman seraya meluruskan posisi kaki.

Kadang aku benci dengan kondisi tubuh yang seperti ini, lemah. Tetapi mau tak mau aku harus menerimanya. Bersyukur karena aku tau banyak yang lebih tidak beruntung dariku di luar sana.

Dalam diam aku memejamkan mata, mengirup udara segar diantara pepohonan rindang. Indra pendengarku menjadi lebih tajam bila mata sedang tertutup seperti saat ini. Samar, telingaku dibelai oleh cicitan burung gereja yang berterbangan di atas awan. Deru mesin mobil yang berlalu-lalang di jalan depan rumah menyelip, hal yang normal untuk pagi yang sibuk.

Tiba-tiba saja aku merasakan sebuah tangan sedingin es menyelip diantara jemariku. Pelan, aku membuka mata yang langsung disambut silaunya cahaya matahari. Aku tolehkan kepala kearah samping dan melihat seseorang yang selalu mengisi hatiku. Ialah Jasmine, duduk disampingku dengan senyum manisnya.

Aku terpaku, tak berniat untuk mengalihkan pandangan kearah lain. Sedang Jasmine, dia mengedikkan kepala -khas dirinya saat sedang menggodaku. Lalu ia mengalihkan pandangan lurus kedepan, memandang jalanan yang mulai di padati oleh kendaraan bermotor. Aku mengikuti arah pandangnya seraya tersenyum. Kurapatkan tangan kami yang saling menggenggam.

Tidak berselang lama, kurasakan pergerakkannya disampingku. Dia menghadapkan tubuhnya kearahku lalu, tangan kiri Jasmine menutup kedua mataku. Hanya dingin yang kurasa sampai suatu kejadian di masa lalu terpampang jelas di depan mata.

Dia menyadari hukum alam yang berlaku, bahwa yang cantik akan berjodoh dengan yang rupawan. Yang binal akan bersama yang jalang.

Gayung bersambut. Cintanya diterima oleh lelaki paling playboy diantara ke empat saudaranya tersebut.

Entah mimpi apa aku semalam, di datangi seorang widodari dari Khayangan. Hari masih cukup pagi saat aku sedang bersiap untuk berangkat ke kantor dan Jasmine turun dari sebuah taksi dengan gaun merah darahnya yang hanya sebatas paha dilengkapi dengan syal warna senada membungkus lehernya yang jenjang. Dia berlari kearahku yang berada di serambi rumah. Jasmine terlihat bak Dewi Nawang Wulan dengan selendang merahnya yang berkibar dibelai angin Swargaloka.

Aku yang terpukau mulai membayangkan saat ini kami sedang berada di Sendang Beji. Aku menjadi Ki Ageng Tarub yang menyongsong datangnya pujaan hatinya -Dewi Nawang dengan rindu yang menggelora.

Lalu saat dia sampai dihadapanku, bayangan itu buyar menjadi ribuan partikel kecil yang hilang dibawa angin.

"Tama!!! Aku senang. Senaang sekali."

Jasmine menarik tubuhku hingga bangkit dari duduk lalu memelukku dengan erat. Dengan ragu, aku membalas pelukannya lalu menjawab pelan, "kenapa?"

"Arjuna! Dia menerimaku Tama. Dia juga mencintaiku. Rasa-rasanya aku ingin sekali terbang."

Sekali lagi, aku harus berada diantara rasa bahagia dan sakit. Bahagia karena melihat Jasmine yang bahagia, tetapi juga sakit karena bukan aku yang bisa membuatnya sebahagia ini.

BANOWATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang