2

806 62 14
                                    

.

-FLASHBACK ON-

.

#Bomi POV

Malam perpisahan

"Aku tak tahu harus memulainya dari mana, tapi aku akan langsung berkata intinya saja." Kataku memulai percakapan.

"Mwo?" Balas Baekhyun, datar.

"Hmm... Aku akan merindukanmu, Byun Baekhyun. Merindukan kepribadianmu yang kukenal."

"Apa ini ucapan perpisahanmu padaku?" Masih datar namun seolah terukir rasa khawatir.

"Eo. Jadi akan kuanggap kau adalah temanku jika kau menjauh dariku selagi kau bersamanya. Maka kau berbuat baiklah padanya." Sungguh, masih banyak sekali yang ingin kuutarakan, namun bibir ini tak berdaya, seolah kata demi kata menggantung diujung bibirku.

Kemudian aku berdiri dan mengucapkan kata perpisahan, "Annyeong, Byun Baekhyun. I'm gonna missing you. Good bye." Lalu meninggalkannya yang entah dengan ekspresi apa yang sedang ia tunjukkan.

"Saranghaeyo, Byun Baekhyun." Kalimat itu terucap begitu saja ketika aku berada di ambang pintu MoonPanda Café.

Setelahnya aku berlari menjauh meninggalkan dia yang masih berada di tempat penuh kenangan tersebut. Datang tak di undang, air berhargaku menetes dari manik mata ini hampir deras namun kutahan, karena aku tak suka memperlihatkan kesedihanku pada orang yang akan melihatnya.

Entah aku masih terlihat olehnya atau tidak, aku berhenti dari lariku, menghapus bekas air kepedihan di pipi dan manik mataku, dan berdiri menoleh menghadapnya yang masih menatap arahku pergi. Kututup mataku dengan kedua telapak tanganku karena kupikir ia akan menoleh kearah lain dan tak melihat arah aku pergi, tetapi tidak. Ia justru membenarkan posisi duduknya dengan menopangkan dagu di telapak tangan kanannya dan tersenyum mengarahku.

.

-FLASHBACK OFF-

.

#Bomi POV

"Apa yang aku katakan? Aku tak mengatakan apapun setelah itu." Baekhyun hanya menatapku puas karena berhasil membuatku gugup.

"Aish kau ini... Pulang dan beristirahatlah. Bukankah besok kau bekerja, huh?" Berusaha mengalihkan topik pembicaraan namun ia mengelak.

"Ani."

"Eh? Wae? Jangan katakan kau tak punya pekerjaan? Omo... Tak mungkin seorang Byun Baekhyun tidak memiliki pekerjaan. Untuk apa kau ke Amerika jika akhirnya kau tak memiliki pekerjaan? Yak, pabo-a, Byun Baekhyun!" Ocehku. Ah ani, lebih tepatnya omelku. Namun sepertinya aku baru saja memperlihatkan kekhawatiranku padanya.

"Waeyo? Apa kau khawatir padaku karena tak memiliki pekerjaan? Jika aku bilang iya, apa kau akan mencarikanku pekerjaan? Pabo-a! Lagipula besok adalah hari Minggu. Kau yakin kau bekerja di hari libur?" Lagi-lagi Baekhyun mengalahkanku.

"Ah, kau benar," aku kembali duduk dan terdiam.

"Kembalikan ikat rambutku." Kemudian aku teringat ikat rambutku ada padanya dengan sedikit melotot sambil mengulurkan tanganku sebagai tanda perintah untuknya.

Payah. Ia justru meletakkan telapak tangannya di uluran tanganku serta melengkapi sela - sela jariku.

Aku tercengang. Ia tersenyum lepas.

"Yak!" Aku memberontak.

"Mianhae." Ia melepaskan genggamannya dan tersenyum. Apa arti dari semua perlakuanmu itu?

Secret [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang